Teliti Potensi Sel Punca Mesenkimal untuk Terapi Gangguan Irama Jantung, Faris Basalamah Raih Gelar Doktor 

Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) masih menjadi masalah kesehatan pertama di dunia dengan tingkat kematian yang tinggi. Secara global, angka kematian penyakit kardiovaskular mencapai angka 17 juta jiwa. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), tren penyakit jantung di Indonesia pun meningkat dari 0,5% pada tahun 2013 menjadi 1,5% pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya 15 dari 1000 orang di Indonesia mengalami penyakit jantung. 

Salah satu penyakit kardiovaskular yang paling sering menjadi penyebab kematian adalah gangguan irama jantung. Irama jantung pada orang normal yaitu 60-100 detak per menit. Gangguan irama jantung dapat berupa takikardia (detak jantung lebih cepat dari normal, lebih dari 100 kali per menit) dan bradikardia (detak jantung lebih lambat dari normal, kurang dari 60 kali per menit). Bradikardia disebabkan oleh melemahnya gerakan pompa jantung akibat kerja sel pacu jantung (pacemaker cells) yang menurun. Sel pacu jantung merupakan sel yang berfungsi mengatur sinyal kelistrikan untuk kontraksi jantung. Kerja sel ini dapat menurun apabila terdapat kelainan sejak lahir, gangguan degeneratif, komplikasi serangan jantung, peradangan, dan sebagainya.

Promovendus dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K) dalam Sidang Promosi Doktor

Selama ini, penanganan detak jantung yang melemah dilakukan dengan pemasangan alat pacu jantung permanen (APJP). Alat ini akan merangsang jantung agar dapat mengembalikan detak ke keadaan normal. Sayangnya, penggunaan APJP memiliki kelemahan, mulai dari risiko ketidaknyamanan, potensi komplikasi jangka pendek, hingga potensi komplikasi jangka panjang, seperti gagal jantung.

Sel punca mesenkimal (SPM) yang berasal dari jaringan lemak tubuh manusia memiliki hasil positif untuk terapi penyakit jantung. SPM dapat berdiferensiasi menjadi kardiomiosit (sel-sel otot jantung) sehingga SPM berpotensi menjadi kandidat sel yang dapat digunakan untuk terapi penderita gangguan konduksi jantung. Akan tetapi, keberhasilan transplantasi SPM pada AV block masih rendah (33%).

Peserta Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI, dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K), melakukan penelitian dengan mencoba mengarahkan pertumbuhan SPM menjadi sel pacu jantung (pacemaker-like cell). SPM ini nantinya ditransplantasikan ke jantung yang mengalami bradiaritmia sehingga sel pacu jantung yang rusak dapat diregenerasi dengan sel pacu jantung baru yang sehat. Untuk dapat mengubah SPM menjadi pacemaker-like cells, dr. Faris memasukkan gen Tbx3 (gen aktif dalam pembentukan sel pacu jantung); menambahkan small molecule SB431542 (molekul yang mampu menginduksi terbentuknya pacemaker-like cells); dan kombinasi keduanya pada skala laboratorium. Dari ketiga teknik ini, kemudian dianalisis dan dibandingkan teknik yang lebih baik dalam perubahan ke arah sel pacu jantung.

Hasil penelitian menunjukkan sel punca yang awalnya tidak memiliki sifat sel pacu jantung berubah dan menunjukkan karakteristik pacemaker-like cells setelah proses pembiakan selama 15 hari. Hasil ini dikonfirmasi dari pemeriksaan penanda pacemaker-like cells, yaitu gen Tbx3, Cx30, HCN1, HCN3, HCN4, KCNN4, ekspresi protein Tbx 3 dan Cx30, serta gambaran potensial aksi sel pacu jantung. Untuk penelitian lanjutan, hasil pacemaker-like cells ini dapat ditransplantasikan ke hewan model (uji in vivo).

dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K)

Pemaparan hasil penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K) dalam sidang promosi doktornya pada hari Senin, 19 Juni 2023 di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI, FKUI Salemba.

Disertasi berjudul “Diferensiasi Sel Punca Mesenkimal Menjadi Pacemaker-like Cells dengan Transfeksi TBX3 dan Pemberian Small Molecule dalam Upaya Inovasi Terapi Bradiaritmia” tersebut berhasil dipertahankan dr. Faris dihadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD-KPTI dengan anggota tim penguji dr. Nurjati C. Siregar, M.S, Ph.D, Sp.PA(K); dr. Nurhadi Ibrahim, M.Sc, Ph.D; Prof. dr. Muchtaruddin Mansyur, M.S., Sp.Ok, Ph.D dan penguji tamu dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. dr. Budi Yuli Setianto, Sp.PD-KKV, Sp.JP(K).

Di akhir sidang, Ketua Sidang yang juga Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengangkat dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI.

Melalui sambutannya, promotor Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K) beserta kopromotor Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K) dan dr. Suni Budhi Raharjo, Ph.D, Sp.JP(K) berharap hasil penelitian sel punca mesenkimal ini dapat menjadi alternatif dalam terapi gangguan konduksi jantung, khususnya bradiaritmia. Ke depannya, penemuan terbaru ini diharapkan dapat dilanjutkan dalam skala besar sehingga masyarakat memiliki pilihan terapi yang tepat dan bersifat permanen untuk pengobatan gangguan irama jantung.

(Humas FKUI)