Teliti Patogenesis dan Prognosis Kanker Pankreas, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor dengan Nilai Sangat Memuaskan

Kanker pankreas merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Angka kematian akibat kanker pankreas di seluruh dunia mencapai 432.000 orang pada tahun 2018. Di Indonesia sendiri, kanker pankreas menduduki peringkat 17 kanker dengan insiden terbanyak. Sementara itu, angka kesintasan pasien kanker pankreas cukup rendah. Kanker pankreas pun diprediksi menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia pada masa depan.

Salah satu jenis kanker pankreas yang paling sering ditemukan adalah adenokarsinoma duktal pankreas (PDAC). PDAC dapat terjadi akibat gen KRAS yang terganggu sehingga sel pankreas membelah diri secara tidak terkendali, dan adanya inflamasi kronik berupa peradangan berkepanjangan akibat sel-sel tumor. Molekul yang berperan dalam proses peradangan tersebut salah satunya adalah enzim siklooksigenase (COX-2). Enzim ini dapat diaktivasi oleh molekul protein lainnya, seperti NF-κB, Sp1, dan AP-1 subunit c-Jun.

Pasien dengan kanker pankreas seringkali tidak merasakan gejala dan mulai mengeluhkan gejala ketika telah terjadi penyebaran sel-sel kanker. Pasien sering datang berobat ketika stadium lanjut dengan diagnosis yang terlambat, sementara pengobatan untuk kanker pankreas masih sulit. Sampai saat ini, pembedahan adalah satu-satunya cara yang memberikan harapan sembuh total jika kanker pankreas ditemukan pada stadium dini. Oleh sebab itu, perlu pengetahuan lebih lanjut mengenai mekanisme yang mendasari kanker pankreas untuk dapat menemukan metode diagnosis dini dan terapi target yang tepat sehingga dapat menurunkan angka kematian.

Staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEH kemudian melakukan penelitian disertasi mengenai peran aktivasi keempat molekul (COX-2, NF-κB, Sp1, dan AP-1 subunit c-Jun) di sel PDAC. Studi ini juga meneliti hubungan antara keempat protein tersebut dengan faktor risiko pada pasien PDAC, seperti merokok, konsumsi alkohol, obesitas, diabetes melitus (DM), dan pankreatitis kronik. Tidak hanya itu, penelitian ini juga menganalisis tingkat ekspresi keempat molekul jaringan PDAC dalam memprediksi tingkat kematian pasien kanker pankreas. Melalui penelitian ini, dr. Kaka berharap dapat mendeteksi kanker pankreas pada stadium yang lebih dini dan dapat mengurangi angka mortalitas pasien kanker pankreas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat molekul (COX-2, NF-κB, Sp1, dan AP-1 subunit c-Jun) diekspresikan pada sel PDAC. Tingkat ekspresi COX-2 jaringan kanker pankreas ditemukan lebih tinggi dibandingkan pada jaringan nonkanker. Hal ini menunjukkan tingkat peradangan yang lebih tinggi pada jaringan kanker. Ekspresi ketiga molekul lainnya (NF-κB, Sp1, dan AP-1 subunit c-Jun) juga berperan dalam aktivasi COX-2. Dari seluruh faktor risiko yang diteliti, pasien PDAC dengan DM ditemukan memiliki tingkat ekspresi NF-κB yang lebih rendah daripada pasien tanpa DM. Hasil ini karena pasien DM memiliki sistem imun yang terganggu. Selain itu, pasien PDAC yang mengekspresikan NF-κB justru memiliki tingkat kematian yang lebih rendah. Dengan demikian, pemeriksaan tingkat ekspresi NF-κB pada jaringan pasien PDAC berpotensi untuk digunakan sebagai faktor prognosis PDAC.

Pemaparan hasil penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEH dalam sidang promosi doktornya hari Rabu, 31 Mei 2023 di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI, FKUI Salemba.

Disertasi berjudul “Patogenesis dan Kesintasan Satu Tahun Pasien Pancreatic Ductal Adenocarcinoma: Kajian Peran Cyclooxygenase-2, Nuclear Factor Kappa-B, Specificity Protein 1, dan Activator Protein-1” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD-KPTI dengan anggota tim penguji, yaitu Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Sp.PD-KGEH, PhD; dr. Alida R. Harahap, Sp.PK(K), PhD; dr. Nur Rahadiani, Sp.PA(K); dan penguji tamu dari Universitas Andalas Prof. Dr. dr. Nasrul Zubir, Sp.PD-KGEH.

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEH sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran dengan nilai yang sangat memuaskan (IPK 4.0).

Melalui sambutannya, promotor sidang, Prof. Dr. dr. Dadang Makmun, Sp.PD-KGEH beserta kopromotor Dr. dr. Diah Rini Handjari, SpPA(K) dan Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, Sp.PD-KGer, M.Sc berharap hasil penelitian ini dapat memberi tambahan pengetahuan baru tentang proses pembentukan kanker pankreas, khususnya PDAC. Dengan begitu, dari hasil penelitian ini pun dapat membantu deteksi kanker pankreas pada stadium awal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker pankreas.

(Humas FKUI)