Teliti Fungsi Kecukupan Nutrisi bagi Pencegahan Kelahiran Preterm, Dosen FKUI Raih Gelar Doktor

Kelahiran preterm atau kelahiran sebelum usia 37 minggu lengkap, masih merupakan masalah global di seluruh dunia. Indonesia menduduki peringkat kelima dari 10 negara dengan jumlah kelahiran preterm terbanyak, yaitu 675.700 kelahiran/tahun.

Kelahiran preterm dapat menimbulkan berbagai komplikasi jangka pendek dan panjang pada ibu dan bayi yang dilahirkan. Masalah yang kerap terjadi pada bayi preterm di antaranya adalah masalah pernapasan (sindrom distres pernapasan), gangguan minum, infeksi dan perdarahan otak. Selain itu, risiko tinggi gangguan perkembangan psikologis, perilaku dan emosional juga ditemukan pada anak yang lahir preterm.

Penyebab kelahiran preterm bersifat multifaktor, di antaranya adalah proses peradangan (inflamasi) dan status nutrisi ibu yang buruk. Malnutrisi, baik kelebihan atau kekurangan zat gizi, dapat menyebabkan peradangan di dalam rahim. Kekurangan asam folat, vitamin A, B12, C, D, seng, besi, tembaga dan asam lemak omega 3, terutama docosahexaenoic (DHA), selama kehamilan diketahui berkontribusi pada risiko peningkatan persalinan preterm.

Pemberian suplementasi selama kehamilan telah dibuktikan dapat menurunkan persalinan preterm. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan sebagian besar ibu hamil trimester satu di Jakarta memiliki asupan zat gizi di bawah angka yang direkomendasikan. Konsentrasi beberapa zat gizi di darah seperti seng, vitamin A dan D pada ibu hamil tersebut ditemukan di bawah normal. Berdasarkan temuan ini, diperlukan penelitian untuk mengetahui pengaruh seng, all-trans retinoic acid (AtRA) dan 25(OH)D pada regulasi respons inflamasi pada kelahiran preterm melalui pemeriksaan MyD88, TRIF NFќB dan IL-1β.

Penelitian kemudian dilakukan oleh staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, dr. Rima Irwinda, SpOG(K) sebagai karya disertasinya. Pada penelitian ini didapatkan vitamin A lebih rendah pada darah ibu yang mengalami kelahiran preterm dibandingkan aterm.

Hasil penelitian menunjukkan kecukupan nutrisi di plasenta memiliki peran penting untuk mengkontrol peradangan yang menjadi salah satu penyebab kelahiran preterm. Hal ini menunjukkan perlunya asupan nutrisi yang cukup sebelum terjadi kontraksi preterm atau dibutuhkan suplementasi yang lebih dini pada ibu hamil.

Dosis suplementasi yang diberikan juga perlu disesuaikan mengingat pada awal kehamilan banyak ibu hamil dengan asupan yang rendah dan konsentrasi di bawah normal. Sebagai kesimpulan, konsentrasi seng, vitamin A dan D plasenta yang rendah, berhubungan dengan lebih tingginya zat-zat peradangan di plasenta pada kelahiran preterm.

Pemaparan hasil  penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Rima Irwinda, SpOG(K) pada sidang promosi doktoralnya, Senin (2/7) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Pengaruh Seng, Beta-Carotene, dan Vitamin D3 terhadap Regulator Inflamasi Kelahiran Preterm: Kajian Ekspresi Protein Adaptor MYD88 dan TRIF, Aktivitas Faktor Transkripsi NFKB dan Sitokin Pro-Inflamasi IL-1β” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Dr. dr. Fera Ibrahim, SpMK(K), MSc, PhD; Dr. dr. Evy Yunihastuti, SpPD-KAI; dan Prof. Dr. dr. Sofie R. Krisnadi, SpOG(K) (Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), selaku ketua sidang mengangkat dr. Rima Irwinda, SpOG(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Melalui sambutannya, promotor Dr. dr. Noroyono Wibowo, SpOG(K) dan ko-promotor Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG(K) dan Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang pemberian nutrisi pada maternal dan pengaruhnya pada pencegahan persalinan preterm. (Humas FKUI)