Promosi Doktor Sri Ningsih

Promosi Doktor Sri NingsihHati merupakan salah satu organ vital dengan berbagai fungsi seperti metabolisme/biotransformasi, sintesis, penyimpanan dan memodulasi sistem imun. Peran sebagai organ metabolism dan perlindungan membuat hati relatif lebih sering terpajan bahan toksik dan rentan akan kerusakan. Sampai batas gangguan tertentu, sel hati masih mampu memperbaiki diri dengan cara berproliferasi dan mempertahankan fungsi. Namun gangguan yang berat dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada fungsi hati.

Prevalensi penyakit hati cenderung meningkat sepanjang tahun dan menjadi permasalahan di masyarakat. Rata-rata kejadian penyakit hati di Indonesia akibat infeksi virus hepatitis B sebesar 5,5%. Stress oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara senyawa oksidan dan senyawa antioksidan dalam tubuh yang ditenggarai sebagai pemicu utama kerusakan sel hati dan munculnya proses fibrogenesis hati. Senyawa reaktif yang menjadi pemicu kerusakan sel dan jaringan hati yaitu reactive oxygen species (ROS), reactive nitrogen species (RNS) dan produk peroksidasi lipid.

Salah satu pendekatan terapi fibrosis hati adalah dengan memanfaatkan bahan yang bersifat antioksidan atau bahan yang dapat meningkatkan sistem antioksidan tubuh. Senyawa antioksidan polifenol dari tanaman terbukti mampu mengatasi fibrosis hati pada uji in vitro dan in vivo, antara lain Silybum marianum (silimarin), Curcuma longa (kunyit), Camellia sinensis (teh hijau), Glycyrrhiza glabra (akar manis) dan gambir.

Gambir (Uncaria Gambir [Hunter] Roxb) adalah tanaman spesifik Indonesia yang berasal dari Sumatra. Kandungan senyawa gambir diduga memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi sediaan hepatoprotektor melalui kemampuan menghambat dan memperbaiki fibrosis hati. Untuk membuktikan hal tersebut, dilakukan pengujian khasiat gambir pada hewan  model dengan fibrosis hati.

Sebuah penelitian kemudian dilakukan dengan menggunakan subyek penelitian berupa tikus jantan Sprague Dawley dan daun Gambir yang didapatkan langsung dari kawasan Payakumbuh, Sumater Barat. Penelitian dilakukan sepanjang Maret 2013 hingga Oktober 2014 dan hasil penelitian membuktikan bahwa aktivitas antioksidan getah gambir terbukti mampu menekan perkembangan fibrosis hati.

Hasil penelitian ini dipaparkan dengan sangat baik oleh Dra. Sri Ningsih, M.Si, Apt pada sidang promosi doktoralnya, Jumat (26/6) lalu di Ruang Senat Akademik Fakultas FKUI Salemba, Jakarta. Disertasi berjudul “Efek Hepatoprotektor Gambir (Uncaria Gambir [Hunter] Roxb) dalam Menghambat Pembentukan Kolagen dengan Menekan TIMP-1 (Tissue Inhibitor of Metallopproteinase-1) in vivo” ini berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Rino Alvani Gani, SpPD-KGEH dengan anggota tim penguji Prof. dr. Mohamad Sadikin, DSc; Prof. dr. Amir Sjarif, SKM, SpFK(K); dan Prof. Dr. Ir C. Hanny Wijaya, M. Agr (Institut Pertanian Bogor).

Di akhir sidang, Ketua sidang Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK mengangkat Sri Ningsih sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Promotor Prof. Dr. dr. Erni H. Purwaningsih, MS dan ko promotor Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS serta Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt., APU (Fakultas Farmasi Universitas Pancasila) berharap hasil penelitian ini dapat menjadi cara baru untuk kemungkinan terapi pada fibrosis hati. (Mel/Dan/Die)