Promosi Doktor Ria Kodariah

Promosi Doktor Ria KodariahKanker prostat merupakan jenis keganasan yang berasal dari epitel kelenjar prostat dengan insiden yang sangat bervariasi. Sebuah data menyebutkan, terjadi peningkatan insiden kanker prostat di Indonesia pada tahun 2012. Sementara itu data dari Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI) tahun 2011, kanker prostat di Indonesia menempati urutan ketiga kanker tersering pada pria usia 65-74 tahun menurut tumor primernya dengan 2,75% kasus dari seluruh kanker dengan insiden tersering.

Kanker prostat disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor genetik atau riwayat keluarga, ras, usia lanjut, stress oksidatif, peningkatan sensitifitas reseptor androgen, perubahan metabolik seperti penurunan zink, hingga faktor meningkatnya hormon testosteron dan produk metabolitnya dihidrotestosteron.

Perencanaan terapi dan prediksi prognosis kanker prostat umumnya dilakukan berdasarkan stadium atau klasifikasi TNM (Tumor, Nodus, Metastasis) dan derajat keganasan histopatologik. Sistem derajat keganasan Gleason paling sering digunakan dan telah direkomendasikan World Health Organization (WHO). Sistem ini merupakan prediktor yang paling informatif terutama untuk membedakan tumor dengan derajat keganasan yang rendah dan keganasan yang tinggi.

Penurunan kadar zink pada sel epitel prostat diduga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya kanker prostat. Pada keadaan normal zink intraseluler diduga dapat memicu ekspresi protein keluarga Bcl-2 dan protein VDAC1 sehingga menyebabkan terjadinya apoptosis sel. Penurunan kadar zink dapat menghambat proses apoptosis tersebut. Kemampuan apoptosis yang semakin rendah akibat menurunnya zink menyebabkan derajat keganasan meningkat. Melihat hal ini, diperlukan sebuah penelitian untuk mengevaluasi peran VDAC1 sebagai salah satu sistem transport pada membrane luar mitokondria dan kaitannya protein keluarga Bcl-2 pada apoptosis yang diinduksi oleh zink.

Dra. Ria Kodariah, MS, staf pengajar Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kemudian melakukan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2014 ini melibatkan 40 sampel jaringan kanker prostat dan 5 sampel jaringan prostat normal. Hasil penelitian memperlihatkan kanker prostat memiliki ekspresi VDAC1 dan rasio Bax/Bcl2 yang lebih rendah serta indeks hambat apoptosis yang lebih tinggi dibandingkan prostat normal. Menurunnya rasio Bax/Bcl2 diikuti dengan ekspresi VDAC1 yang meningkat berhubungan dengan derajat keganasan prostat yang semakin tinggi.

Hasil penelitian tersebut disampaikan Dra. Ria pada sidang promosi doktoralnya, Senin (3/8) lalu di Ruang Senat Akademik Fakultas FKUI, Salemba, Jakarta. Disertasi berjudul “Peran Voltage Dependent Anion Channel 1 (VDAC1) sebagai Regulator Apoptosis Karsinoma Prostat melalui Interaksinya dengan Protein Keluarga Bcl-2 dan Hubungannya dengan Derajat Keganasan” ini berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji dr. Nuryati Chairani Siregar, SpPA(K), Ph.D dengan anggota tim penguji Dr. rer. Physiol. Dr. Septelia Inawati Wanandi; Drs. Dwi Ari Pujianto, MS, Ph.D; dan Prof. drh. Bambang P. Priosoeryanto, MS, Ph.D, AP.Vet (Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor)

Di akhir sidang, ketua sidang Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK mengangkat Dra. Ria Kodariah sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Disertasi yang disusun di bawah bimbingan promotor Prof. dr. Mpu Kanoko Sastrosuwignyo, SpPA(K), Ph.D dan ko-promotor Dr.rer.Nat. Asmarinah, M. Biomed serta dr. Chaidir Arif Mochtar, SpU(K), Ph.D diharapkan dapat membantu memprediksi terjadinya perbedaan derajat keganasan kanker prostat terutama yang berkaitan dengan penetapan skor Gleason. (Mel/Dan/Die)