Sidang terbuka promosi Doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengukuhkan Luh Ade Ari Wiradnyani, MSc sebagai doktor dalam bidang Ilmu Gizi setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Analisis Kepatuhan terhadap Program Gizi Ibu dan Anak dari Sudut Pandang Continuum of Care dan Hubungannya dengan Stunting di Indonesia” hari Selasa (23/6) lalu, bertempat di Ruang Senat Akademik Fakultas FKUI Salemba, Jakarta. Disertasi tersebut berhasil dipertanggung jawabkan dengan baik di hadapan tim penguji yang diketuai oleh dr. Rina Agustina, MSc, PhD serta anggota tim penguji Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS (Institut Pertanian Bogor); Dr. Anuraj H. Shankar, DSc (School of Public Health, Harvard University); Atmarita, MPH, DrPH (Institut Pertanian Bogor); dan Ir. Airin Roshita, MSc, PhD (SEAMEO TROPMED).
Disertasi Luh Ade Ari Wiradnyani menyoroti permasalahan stunting di Indonesia. Stunting direfleksikan sebagai kekurangan gizi kronis pada anak. Anak balita merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami kurang gizi karena tingginya kebutuhan mereka akan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna mengakibatkan anak balita mudah tertular oleh penyakit.
Setelah lahir, anak disarankan untuk diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Setelah usia 6 bulan makanan pendamping ASI (MP-ASI) turut menjadi faktor selanjutnya yang memaksimalkan tumbuh dan kembang anak. Kualitas MP-ASI yang bervariasi dan frekuensi makan yang cukup, harus menjadi fokus utama setiap orang tua.
Pentingnya peran faktor-faktor tersebut menegaskan pentingnya memberikan pengasuhan yang berkelanjutan/continuum of care sebelum kehamilan, saat kehamilan, dan setelah anak lahir untuk mencegah stunting. Namun sayangnya, masih banyak Ibu hamil dan anak-anak di Indonesia yang melewatkan kesempatan untuk mendapatkan asupan gizi yang lebih baik akibat masih rendahnya kepatuhan Ibu menjalankan rekomendasi program nasional gizi ibu dan anak. Untuk itu, pemahaman mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu pada program gizi untuk ibu dan anak sangat diperlukan.
Penelitian Luh Ade Ari Wiradnyani kemudian dilakukan untuk melihat hubungan kepatuhan ibu terhadap program nasional gizi ibu dan anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan dengan risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu. Penelitian dilakukan sepanjang April-Mei 2014 dengan metode kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan ibu pada program prenatal, serta faktor sebelum dan selama kehamilan berhubungan dengan risiko stunting pada anak. Hal ini menekankan kembali pada pentingnya status gizi wanita sebelum dan selama hamil. Paparan informasi dan dukungan suami atau keluarga turut berperan penting. Kunjungan antenatal pemantauan pertumbuhan balita, memberdayakan bidan dan kader posyandu menjadi pendekatan penting berikutnya. Pendekatan ibu-ayah diharapkan menjadi salah satu cara yang lebih baik, dibandingkan dengan pendekatan ibu saja pada program gizi ibu dan anak.
Ketua sidang promosi Doktor, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, memberikan apresiasi terbaiknya kepada Luh Ade Ari Wiradnyani. Promotor Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) dan ko promotor Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH, DrPH (FKM UI) serta Ir. Helda Khusun, MSc, PhD (SEAMEO RECFON) berharap hasil penelitian disertasi ini dapat memberikan pemahaman kepada para ibu dan ayah mengenai pentingnya peran mereka dalam memberikan asupan gizi yang seimbang selama proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-23 bulan. (Mel/Dan/Die)