Kelebihan besi atau iron overload adalah suatu keadaan di mana tubuh mampu menyerap zat besi dalam jumlah berlebih sehingga terjadi akumulasi zat besi di jaringan tubuh, misalnya pada hati dan jantung. Dalam jangka waktu panjang, kelebihan zat besi dapat membahayakan karena secara progresif menyebabkan kerusakan organ yang bersifat ireversibel sebelum gejala klinisnya berkembang. Beberapa penyakit yang diketahui dapat menyebabkan keadaan kelebihan besi adalah high iron Fe (HFE) hereditary haemochromatosis dan thalassemia-β.
Thalassemia merupakan penyakit anemia hemolitik akibat sintesis hemoglobin yang terganggu. Di dunia, termasuk di Indonesia, thalassemia merupakan kelainan genetik tunggal yang paling banyak ditemukan dan menjadi salah satu perhatian dalam masalah kesehatan karena tingginya angka morbiditas dan mortalitas pasien. Sampai saat ini, thalassemia belum dapat disembuhkan. Tatalaksana bagi pasien adalah terapi supportif dengan pemberian transfusi darah secara rutin agar kadar hemoglobin pre transfusi dapat dipertahankan sekitar 9-10 g/dL. Namun transfusi darah rutin pada pasien tersebut dapat meningkatkan kadar zat besi endogen. Untuk mengatasi hal tersebut diberikan chelating agent agar timbunan besi dalam tubuh dapat diikat kemudian diekskresikan sehingga memperlambat akumulasi besi di jaringan. Obat standar yang digunakan saat ini adalah deferoksamin (DFO). Namun ternyata DFO memberikan efek samping, dari yang ringan hingga berat. Cara pemberian yang tidak mudah, harga obat yang mahal dan efek samping yang ada kemudian menurunkan tingkat kepatuhan sebagian pasien. Melihat permasalahan tersebut perlu dipikirkan alternatif obat lain yang berasal dari bahan dalam negeri, yang dapat mencegah atau memperlambat peningkatan kadar besi bebas dalam darah.
Mangiferin adalah suatu polifenol yang terdapat pada tanaman Mangifera indica L (mangga). Hasil uji in vitro telah terbukti mangiferin menunjukkan aktivitas pengkelat terhadap besi dan juga aktivitas antioksidan superoxide dismutase (SOD) yang tidak dimiliki oleh pengkelat besi DFO. Hasil penelitian in vitro lainnya membuktikan bahwa mangiferin dapat membentuk kompleks dengan Fe (III) dan kompleks tersebut dapat mengikat radikal bebas, sehingga meningkatkan efektivitasnya sebagai antioksidan. Melihat potensi ini, perlu dilakukan sebuah penelitian untuk menguji apakah mangiferin dapat digunakan sebagai terapi preventif untuk mencegah terjadinya penimbunan besi dalam tubuh pasien thalassemia mayor.
Seorang peneliti pada Program Doktor Ilmu Biomedik FKUI, Dra. Ari Estuningtyas, Apt, M. Biomed kemudian melakukan penelitian untuk menguji mangiferin, suatu flavonoid yang berasal dari tanaman mangga, yang banyak terdapat di Indonesia. Mangiferin ini akan diteliti untuk dilihat manfaatnya sebagai terapi pencegahan kelebihan zat besi yang belum teruji secara pra klinis. Penelitian kemudian dilakukan pada hewan coba tikus Sprague Dawley. Sejak dilakukan Juli 2013 hingga Januari 2015, hasil penelitian ini memperlihatkan mangiferin tampak meningkatkan ekspresi Fe di urin, menurunkan akumulasi Fe di organ hati dan jantung.
Hasil penelitian ini dipresentasikan Dra. Ari pada sidang promosi doktoralnya yang diketuai oleh Prof. dr. Rainy Umbas, SpU(K), Ph.D, pada Jumat (7/8) lalu bertempat di Ruang Senat Akademik Fakultas FKUI, Salemba, Jakarta. Disertasi berjudul “Efek Preventif Mangiferin pada Tikus yang DIberi Besi Berlebih” ini berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Tim penguji sidang promosi diketuai oleh Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, MS dengan anggota tim penguji Prof. dr. Fransiscus D. Suyatna, Ph.D, SpFK(K); dr. Nuryati Chairani Siregar, MS, Ph.D, SpPA(K); dan Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M. Agr (Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor).
Selama proses penyusunan disertasinya, Dra. Ari dibimbing oleh promotor Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, SpFK dan ko-promotor Prof. Dr. rer. med. habil. H.J. Freisleben, Dmed.Sc, M.Pharm., Ph.D dan Dr. dr. Pustika Amalia Wahidiyat, SpA(K). Diakhir sidang, promotor menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian gelar doktor yang berhasil diraih oleh Dra. Ari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat karena menggunakan kandungan aktif bahan alam yang aman digunakan sebagai terapi preventif kelebihan zat besi. (Mel/Dan/Die)