Ketua Senat Akademik Universitas Indonesia yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, Subsp. FER, MPH, Int, Aff. RANZOG, FICRM, menerima penghargaan bergengsi RANZCOG Honorary Fellowship dari Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists (RANZCOG). Penghargaan tersebut diberikan kepada individu yang seumur hidupnya telah memberikan kontribusi luar biasa dan berkelanjutan terhadap kesehatan wanita. Penerima penghargaan diakui sebagai professional yang telah mencapai standar tertinggi oleh komunitas medis di Australia dan Selandia Baru.
Melansir dari situs web RANZCOG, Prof. Budi Wiweko adalah orang Indonesia pertama yang menerima gelar tertinggi ini sejak penghargaan diberikan untuk pertama kalinya pada tahun 1981. Sebagai penerima RANZCOG Honorary Fellowship, Prof. Budi Wiweko memiliki tanggung jawab untuk terus berkontribusi pada kemajuan di bidang obstetri dan ginekologi dan menjadi duta bagi RANZCOG di komunitas medis global.
“Penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi saya dan seluruh tim yang telah berkolaborasi dalam penelitian dan inovasi di bidang kedokteran reproduksi. Ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi di Indonesia dan Asia,” kata Prof. Budi Wiweko menanggapi pemberian penghargaan ini.
Presiden RANZCOG, Dr. Gillian Gibson, melalui surat resminya tertanggal 25 Juli 2024 menyampaikan ucapan selamat atas kontribusi luar biasa Prof. Iko terhadap kesehatan perempuan, khususnya melalui kepemimpinannya dalam berbagai komite penting di berbagai organisasi profesi serta perannya dalam memajukan pendidikan dan penelitian di bidang obstetri dan ginekologi di Indonesia dan Asia Tenggara.
RANZCOG adalah kolegium terkemuka yang terdiri dari dokter ahli obstetri dan ginekologi Australia dan Selandia Baru. Kolegium ini berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan perempuan melalui pendidikan, pelatihan, dan penelitian di bidang obstetri dan ginekologi. Penghargaan Honorary Fellowship merupakan gelar kehormatan tertinggi yang diberikan RANZCOG kepada kandidat yang dinominasikan oleh anggota RANZCOG atau organisasi profesional terkait. Seleksi dilakukan melalui proses yang ketat oleh komite khusus atau dewan RANZCOG, yang melakukan penilaian dan selektif terhadap setiap nominasi kandidat dari berbagai negara berdasarkan kontribusi signifikan yang telah diberikan oleh masing-masing kandidat dalam bidang kesehatan perempuan.
Keberhasilan Prof. Iko, sapaan akrab Prof. Budi Wiweko, dalam menerima RANZCOG Honorary Fellowship merupakan pengakuan internasional atas keunggulan dan kepemimpinan beliau dalam bidang obstetri dan ginekologi. Capaian ini tentunya bukanlah proses yang singkat dan mudah, karena penghargaan yang diberikan menunjukkan dedikasi, komitmen, dan prestasi luar biasa dalam meningkatkan kesehatan perempuan. Penerima RANZCOG Honorary Fellowship adalah mereka yang dengan konsisten dan aktif memberikan kontribusi signifikan dalam penelitian, pendidikan, atau pelayanan publik di bidang obstetri dan ginekologi. Penghargaan ini tidak hanya sebagai pencapaian pribadi yang signifikan, tetapi juga mencerminkan dampak positif yang telah diberikan penerima terhadap komunitas medis dan masyarakat secara luas.
Perjalanan panjang dan dedikasi Prof. Iko melalui upaya dan program-program nyata dalam meningkatkan kolaborasi antara RANZCOG dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tentunya menjadi salah satu penilaian komite yang menghasilkan keputusan bahwa beliau dinyatakan layak menerima tanggung jawab besar tersebut. Hal ini tentu bukan sesuatu yang mudah di tengah kenyataan bahwa Indonesia masih memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih sangat tinggi dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara. Selain itu, tantangan lainnya yang dihadapi adalah masih belum tercapainya target Millennium Development Goals (MDGs) Indonesia untuk menurunkan AKI dan AKB (Angka Kematian Bayi).
“Penghargaan ini sedikitnya menjadi bukti bahwa dokter lulusan Indonesia sebenarnya sejajar, dan mendapatkan pengakuan dari komunitas medis di Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Commonwealth lainnya. Penghargaan ini menjadi tambahan semangat untuk terus berkontribusi terhadap kesehatan perempuan Indonesia. Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ini,” ucap Prof. Iko.
Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, lahir pada 15 Agustus 1971, dikenal sebagai salah satu profesor termuda dalam bidang Ilmu Kedokteran. Di antara berbagai pencapaiannya, beliau diakui sebagai dokter pertama yang melakukan simpan beku Folikel Antral di Asia dan aktif dalam pengembangan teknologi kedokteran reproduksi. Sepanjang karirnya, Prof. Iko telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Young Gynecologist Award dari Asia & Oceania pada tahun 2007, Dosen Berprestasi Nasional pada tahun 2015, menjabat sebagai Presiden Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE), menjabat sebagai Presiden Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE), dan merupakan pendiri Asian Society for Fertility Preservation (ASFP). Selain itu, Prof. Iko juga merupakan Ketua Komite Kedokteran Reproduktif, Endokrinologi, dan Infertilitas dari Federasi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Se-Asia dan Oceania.
Pada bidang penelitian, Prof. Iko telah menghasilkan lebih dari 140 publikasi di Scopus dan 62 publikasi di PubMed. Beliau memiliki H-index 15 dan telah memenangkan berbagai penghargaan penelitian, termasuk Peneliti Terbaik FKUI selama beberapa tahun berturut-turut dan Best Paper Award di Asia Pacific Initiative on Reproduction. Inovasi beliau meliputi pengembangan teknologi reproduksi seperti SMART IVF dan Indonesia Kalkulator Oosit (IKO). Prof. Iko telah membuat berbagai inovasi penting di bidang genomik dan kedokteran presisi. Salah satu inovasi utamanya adalah pengembangan Nomogram Anti Mullerian Hormone (AMH) yang digunakan sebagai penghitung usia biologis perempuan.
Sebagai salah satu founder dan Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) FKUI, Prof. Budi Wiweko memiliki peranan strategis untuk mengarahkan berbagai program penelitian dan pendidikan guna memperkuat kapasitas penelitian medis di Indonesia, memungkinkan kolaborasi yang lebih luas dengan institusi internasional, dan meningkatkan reputasi FKUI sebagai pusat unggulan dalam pendidikan dan penelitian kedokteran. Medical Technology Research Center, Writing Center, Research Management Office, Indonesia Reproductive Medicine Research and Training Center (INA REPROMED), Research Biobank, dan Bioinformatics Core Facilities yang mendukung penelitian genomik dan kedokteran presisi adalah bentuk nyata inovasi dan dedikasi beliau selama ini.
Melalui penghargaan yang diberikan, menyadarkan kita semua bahwa sesungguhnya Indonesia memiliki berlian-berlian intelektual yang potensial dan diakui secara nyata di dunia intrnasional. Dengan diterimanya penghargaan RANZCOG Honorary Fellow, diharapkan akan semakin banyak tenaga medis Indonesia yang termotivasi untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan perempuan dan menjalin kolaborasi dengan komunitas medis internasional. Selain itu, penganugerahan gelar kehormatan ini juga diharapkan dapat semakin mendorong kemajuan dalam bidang kedokteran reproduksi dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus berinovasi dalam pelayanan kesehatan.
(Humas FKUI)