Peran Sitokin pada Tatalaksana Renjatan Sepsis

dr. Bina Akura, SpA dikukuhkan sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Peran Sitokin IL-1, IL-6, TNF-α dan MIF terhadap Terjadinya Insufisiensi Adrenal Relatif pada Renjatan Septik: Kajian pada Model Anak Babi” pada Sidang Promosi Doktor yang berlangsung Kamis (5/1) lalu, di FKUI Salemba.

Disertasi tersebut berhasil dipertanggung jawabkan dengan baik di hadapan ketua tim penguji Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dan anggota tim penguji Prof. dr. Suzanna Immanuel, SpPK(K); Dr. dr. Hindra Irawan Satari, MMPaed, Trop, SpA(K); Dr. dr. Joedo Prihartono, MPH; dan Dr. dr. Dadang Hudaya Somasetia, SpA(K) (Universitas Padjajaran).

Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam kehidupan yang disebabkan oleh disregulasi imun terhadap infeksi. Sepsis dan renjatan sepsis merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dan kejadiannya meningkat tiap tahun. Berdasarkan konsensus diagnosis dan tata laksana sepsis pada anak, diagnosis sepsis ditegakkan berdasarkan adanya infeksi meliputi faktor predisposisi infeksi, tanda atau bukti infeksi yang sedang berlangsung, respons inflamasi serta tanda disfungsi atau gagal organ.

Renjatan sepsis dan sepsis berat masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas pada anak yang dirawat di unit perawatan pediatric intensif. Sitokin merupakan elemen penting sebagai respons inflamasi yang terdapat pada sepsis dan renjatan sepsis. Sitokin berfungsi memediasi respons imun atau metabolik terhadap stimulus eksternal dan transisi dari sepsis menuju renjatan sepsis, kemudian sindrom disfungsi organ multiple. Sitokin-sitokin khususnya interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-1 (IL-1) dapat memengaruhi aktivitas jaras hipotalamus hipofisis adrenal. Beberapa hormon adrenal selain kortisol juga berpengaruh selama kondisi sepsis. Penelitian diperlukan untuk mengetahui peran IL-1, IL-6, TNF-α dan MIF dalam terjadinya insufisiensi adrenal relative pada renjatan sepsis.

Penelitian kemudian dilakukan oleh dr. Bina Akura sebagai penelitian disertasinya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada renjatan sepsi dan insufisiensi adrenal relatif kadar TNF-α meningkat pada menit-menit awal. Kemudian kadar IL-6 meningkat serta terakhir kadar MIF meningkat pada saat renjatan sepsis.

Pemaparan disertasi ini mengantarkan dr. Bina Akura meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang, memberikan apresiasi terbaiknya kepada dr. Bina Akura. Promotor Prof. dr. Jose R.L. Batubara, SpA(K) dan ko promotor Dr. drh. Gunanti, MS (Institut Pertanian Bogor) dan Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) berharap hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kemungkinan terjadinya insufisiensi adrenal pada renjatan sepsis, sehingga dapat dikembangkan biomarker untuk mendiagnosis insufisiensi adrenal pada renjatan sepsis sejak dini dan memberikan tatalakasana yang lebih baik untuk menurunkan angka kematian. (Humas FKUI)

Mulai chat
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo 👋
Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Waktu Operasional
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional akan direspon pada hari kerja berikutnya.