Peran Bahan Alam Dalam Perlindungan Terhadap Stres Oksidatif, Degeneratif, dan Senescene

Jumlah populasi di Indonesia yang berusia produktif (16-64 tahun) akan meningkat dalam 5-15 tahun mendatang. Pada 2022, populasi usia produktif mencapai hampir 70%, sehingga diprediksi pada 2025, 2030, 2040, dan 2045 populasi usia produktif melebihi jumlah pada tahun sebelumnya. Dengan bonus demografi tersebut, usia produktif yang berkualitas akan sangat berperan sebagai sumber daya manusia dan pelaku ekonomi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. dr. Ani Retno Prijanti, M.S., dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar tetap Fakultas Kedokteran Universtitas Indonesia (FKUI) yang berjudul “Peran Olah Raga, Bahan Alam, Kendali Metabolisme dan Hipoksia untuk Mencapai Healthy Aging Bagi Bonus Demografi Indonesia”. Unduh buku pidato pengukuhan di sini. Prosesi pengukuhan berlangsung di Aula IMERI, Kampus UI Salemba pada 23 Desember 2023.

Prof. Ani dikukuhkan sebagai guru besar dalam Bidang Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI. Prof. Ani juga menyebutkan, permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada usia produktif, meyebabkan proses penuaan lebih cepat terjadi. Sementara itu, yang diperlukan oleh usia produktif adalah healthy aging atau proses menua dengan sehat.

“Kita mengetahui bahwa golongan usia produktif adalah kelompok yang paling aktif dalam kehidupannya. Namun, saat ini dengan berbagai kemudahan dalam komunikasi dan transportasi menyebabkan aktivitas fisik menurun dan menuju gaya hidup sedenter. Sementara itu, apabila kita perhatikan penduduk urban sangatlah sibuk dengan pekerjaannya yang dapat menyebabkan stres,” ujar Prof. Ani.

Lebih lanjut Prof. Ani menjelaskan, kehidupan dengan pola sedenter, pola makan cepat saji, penggunaan gula sederhana (seperti gula pasir, gula fruktosa), stres dalam pekerjaan, merokok, lingkungan tercemar polusi, dan high fat diet, menjadi predisposisi terjadinya penyakit degeneratif termasuk senecence (senesens) dan penuaan dini. Dengan demikian, besarnya demografi usia produktif kemungkinan tidak diikuti dengan kapasitas hidup yang baik. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan upaya untuk mencegah maupun mengobati penyakit degeneratif, senesens, dan penuaan dini.

Menurutnya, upaya untuk menjaga sumber daya manusia Indonesia agar tetap dalam kondisi heathy aging adalah dengan olah raga, penggunaan bahan alam, kendali terhadap metabolisme dan kendali hipoksia. “Olah raga tingkat sedang seperti jalan cepat pada manusia dapat meningkatkan aktivitas telomerase, yang berfungsi memperpanjang telomer pelindung DNA kita. Dengan memanjangnya telomer, maka dapat diharapkan usia sel dapat diperpanjang,” kata Prof. Ani. Selain itu pada olah raga tingkat sedang, kerusakan sel yang diwakili oleh kadar malondialdehida (MDA) tidak meningkat. Terlebih, olah raga tingkat sedang dapat menurunkan hipertensi.

Adapun, penggunaan bahan alam juga turut berperan dalam perlindungan terhadap stres oksidatif, degenerasi, dan senesens. Prof. Ani mengatakan, keragaman hayati di Indonesia merupakan karunia besar buat negeri kita. Sampai saat ini, yang paling banyak diteliti adalah kunyit dan jahe. Sementara itu, masih banyak sekali flora Indonesia yang masih bisa dieksplorasi. Keunggulan flora adalah banyak mengandung senyawa polifenol dan sejenisnya yang dapat bermanfaat bagi pencegahan stres oksidatif selain kandungan vitamin dan mineral lainnya.

Keragaman hayati terbagi menjadi dua, yang pertama adalah tanaman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, seperti sayuran, buah buahan, umbi-umbian. Kedua adalah tanaman yang secara tradisional sering digunakan sebagai bahan pencegahan atau penyembuhan penyakit. Tanaman konsumsi sehari- hari, sayuran dan buah buahan, seperti mentimun, labu siam, melon, semangka, nyatanya mengandung senyawa sitrulin yang dapat diubah menjadi NO (nitrik oksid) yang dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, yang juga banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah jengkol, makanan ini mengandung banyak antioksidan yang dapat meredam radikal bebas. Selain itu, Prof. Ani juga menyebutkan tanaman lainnya, seperti pasak bumi, pegagan, anting-anting, dan spirulina plantesis.

“Tentu saja pola makan sehat perlu diperhatikan, dengan aturan dari ekspertis ahli gizi. Selain itu, ada beberapa hal lainnya yang dapat memperbaiki metabolisme mengurangi penumpukan lemak dan kadar gula darah menjadi normal,” kata Prof. Ani. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah olah raga, selain dapat mencegah senesens sel, olah raga mengaktifkan katabolisme, menguraikan cadangan lemak, membersihkan isi sel dari lemak sehingga metabolisme sel lancar kembali. Selain itu, beberapa bahan alam dapat digunakan untuk menurunkan lemak tubuh adalah seduhan rosela (Hybiscus sabdarifa) yang ternyata mampu mencegah perlemakan hati non alkoholik. Kemudian, vitamin D mampu mengefisienkan produksi energi (ATP) sel dengan mencegah kebocoran rantai pernapasan sel di mitokondria.

Sementara itu, kendali hipoksia juga turut berperan dalam proses menua dengan sehat. Hipoksia kontinyu telah diketahui dapat menyebabkan kerusakan degeneratif pada berbagai jaringan tubuh, baik akibat hipoksia normobarik maupun hipobarik. Saat ini, berbagai pengaturan hipoksia telah dilakukan dengan interval tertentu yang memberikan hasil yang prospektif untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan.

Sampai dengan saat ini, Prof. Ani aktif menerbitkan publikasi ilmiahnya, beberapa karya ilmiahnya di tahun ini di antaranya berjudul Effect of Roselle Flower Extract (Hibiscus sabdariffa Linn.) on Reducing Steatosis and Steatohepatitis in Vitamin B12 Deficiency Rat Mode; Increase of Trasnforming Growth Factor-B didn’t affect Trombospodin1 in preeclampsia placenta; dan Spirulina platensis effect on oxidative stress of rat’s off spring brain exposed to cigarette smoke during pregnancy and lactation.

Prof. Ani berhasil menyelesaikan pendidikan dokter di FK Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1983. Kemudian, ia lulus pendidikan Magister Ilmu Biomedik di FKUI pada 1997. Masih di kampus yang sama, Prof. Ani menamatkan program doktor ilmu biomedik di FKUI pada 2011. Turut hadir dalam prosesi pengukuhan guru besar, Ketua Konsil Kedokteran Gigi Konsil Kedokteran Indonesia Prof. Dr. drg. Melanie Sadono., MBiomed., PBO.; Guru Besar UMY Prof. Dr. drg. H. Sudibyo, Sp Perio, SU (K).; Guru Besar UGM Prof. Ir. Adam Pamudji Rahardjo, MSc, Ph.D.; Guru Besar IPB Prof. Dr. Drh. Agustin Indrawati M.Biomed.; dan Guru Besar Universitas Budi Luhur Prof. Dr. Setyani Dwi Lestari, ME.

(Humas FKUI)