Overweight atau obesitas telah menjadi epidemi di banyak Negara Asia. Penyebab mendasar obesitas adalah tingginya asupan energi serta rendahnya pengeluaran energi akibat menurunnya aktivitas fisis. Di Indonesia, sebuah data menyebutkan bahwa jumlah perempuan dengan obesitas lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Obesitas merupakan salah satu risiko terjadinya gangguan kardiometabolik. Dampak gangguan kardiometabolik lebih berhubungan dengan distribusi jaringan lemak daripada jumlah jaringan lemak total.
Olahraga aerobik teratur dan meningkatkan aktivitas fisis harian merupakan strategi untuk menurunkan faktor risiko kardiometabolik. American College of Sport Medicine (ACSM) merekomendasikan olahraga minimal 30 menit setiap hari, yang diawali dengan intensitas rendah. Senam aerobik low impact (SALI) mempunyai manfaat dalam memperbaiki komposisi tubuh. SALI bertujuan untuk membakar lemak dan menurunkan parameter kardiometabolik dan penanda inflamasi. Frekuensi yang dianjurkan adalah 3-5 kali per minggu.
Terdapat variasi respons akibat olahraga seperti SALI dan salah satu faktor yang memengaruhinya adalah polimorfisme gen yang berkaitan dengan penggunaan energi yaitu single nucleotide polymorphism (SNP) uncoupling protein 1 (UCP1). Olahraga teratur terbukti dapat menstimulasi biogenesis mitokondria sehingga terjadi peningkatan ekspresi UCP1 yang dapat menyebabkan peningkatan pembakaran lemak.
Olahraga teratur berdasarkan anjuran ACSM merupakan fondasi dalam pengelolaan obesitas yang dapat memperbaiki faktor risiko kardiometabolik dan penanda inflamasi, namun keberhasilannya berbeda pada tiap individu, terdapat individu responders dan nonresponders. Adanya polimorfisme gen UCP1 diduga menjadi salah satu penyebab variasi tersebut. Di Indonesia, belum ada data penelitian terkait keterlibatan polimorfisme gen UCP1 terhadap respons olahraga pada individu obes abdominal.
Penelitian kemudian dilakukan oleh, dr. Diniwati Mukhtar, M.Kes, AIF untuk meneliti efek SALI pada perempuan obes abdominal terhadap parameter kardiometabolik dan penanda inflamasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika hanya latihan SALI saja belum memadai untuk menurunkan parameter kardiometabolik pada wanita obes dengan polimorfisme UCP1. Diperlukan SALI dengan tambahan aktivitas fisis lainnya seperti berjalan kaki 10.000 langkah.
Hasil penelitian disertasi tersebut kemudian dipresentasikan dengan baik oleh dr. Diniwati pada sidang promosi doktornya Kamis (13/7) lalu di Auditorium IMERI-FKUI Lt. 3, Salemba. Disertasi berjudul “Pengaruh Senam Aerobik Low Impact pada Perempuan Obes Abdominal dengan Polimorfisme Gen Uncoupling Protein-1: Kajian pada Parameter Kardiometabolik dan Penanda Inflamasi” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGH dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS; Prof. Dr. dr. Sidartawan S, SpPD-KEMD; Prof. dr. Marzuki Suryaatmaja, SpPK(K); dr. Nurhadi Ibrahim, PhD; Dr. dr. Neng Tine Kartinah, M.Kes, AIFO dan Prof. dr. Abdul Salam M. Sofro, PhD, SpKT (Universitas YARSI).
Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, selaku ketua sidang mengangkat dr. Diniwati Mukhtar, M.Kes, AIF sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Promotor Dr. dr. Minarma Siagian, MS, AIF serta ko promotor Prof. Dr. Med. Dr. Trihanggono Ahmad (Universitas Padjajaran) berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi edukasi pada masyarakat mengenai manfaat olahraga dalam mencegah kelainan terkait obesitas dengan risiko genetik. (Humas FKUI)