Pengabdian kepada Masyarakat FKUI-RSCM bagi Masyarakat Nusa Tenggara Timur

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyelenggarakan Seminar Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Sumba-NTT, pada Rabu (1/3) di Gedung IMERI-FKUI, Salemba. Seminar tersebut bertujuan untuk menyampaikan hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh FKUI-RSCM di Desa Perokonda dan Perobatang, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur pada Juni-Juli 2016 silam.

Kegiatan seminar ini dihadiri oleh Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T, M.Eng (Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat UI); drh. Sitti Ganefa, M.Epid (Kepala Sub Direktorat Filariasis dan Kecacingan Kemenkes RI); Drs. Ndara Tanggu Kaha (Wakil Bupati Sumba Barat Daya, NTT), beserta jajaran Dinas Kesehatan Kab. Sumba Barat Daya.

Dekan FKUI, Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K) menyampaikan laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat “Program Kesehatan Mata” di Desa Perobatang, Sumba Barat Daya. Sebagai salah satu daerah dengan mayoritas masyarakat berusia lanjut, serta tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah menjadikan masyarakat Desa Perobatang kurang memperhatikan kesehatan mata. Tidak adanya pelayanan kegawatdaruratan dan kuratif yang adekuat ditenggarai menjadi penyebab utama kondisi mata yang terabaikan. Untuk mendapatkan pengobatan mata, pasien harus pergi ke pulau Lombok atau Bali yang tentu saja akan memakan waktu dan biaya.

Kondisi ini kemudian membuat FKUI-RSCM menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan praktisi hingga dokter spesialis mata. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa sebagian besar penyakit mata yang diderita adalah penyakit degeneratif seperti presbiopia (mata tua), katarak dan masalah refraksi. Tatalaksana pengobatan kemudian dilakukan, berupa operasi pada 118 pasien dengan katarak, glaukoma, dan pterigium, serta pembagian 185 kacamata gratis kepada masyakarat.

Laporan selanjutnya disampaikan oleh Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, terkait kegiatan pemberantasan cacingan di Desa Perobatang. Sulitnya akses air bersih dan tidak adanya jamban menjadikan sebagian besar penduduk Desa Perobatang memiliki perilaku hidup sehat dan bersih yang rendah. Buang air besar sembarangan menjadi kebiasaan buruk yang merupakan penyebab utama penyakit cacingan, khususnya pada anak-anak. Penyakit cacingan menyebabkan status gizi menurun dan anemia yang meningkat.

Kemudian dilakukan pemeriksaan feses, pengukuran berat dan tinggi badan, dan kadar Hb dalam darah pada anak-anak. Dari 280 sampel feses yang diperiksa didapatkan hasil bahwa anak-anak tersebut terinfeksi cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang, cacing pita kerdil, dan amuba pada usus.

Untuk mengatasi penularan infeksi, tim FKUI-RSCM kemudian berupaya meningkatkan kesehatan penduduk dengan membangun akses air bersih dan jamban. Selain itu dilakukan pula upaya pengobatan dengan bantuan obat-obatan dari Subdirektorat Filariasis dan Kecacingan Kemenkes RI.

Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Drs. Ndara Tanggu Kaha, menyampaikan rasa terima kasih kepada tim FKUI-RSCM yang telah membantu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di daerah mereka. “Saya mewakili Bupati Sumba Barat Daya, NTT, mengucapkan terima kasih kepada FKUI-RSCM yang telah peduli dan membantu kami dalam mewujudkan masyarakat Sumba Barat Daya yang sejahtera, mandiri dan aman,” ungkap Drs. Ndara Tanggu Kaha.

Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, elemen pengabdian kepada masyarakat menjadi sangat penting bagi sebuah institusi pendidikan tinggi, seperti FKUI. Diharapkan program pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat di Indonesia. (Humas FKUI)