Angka kejadian hepatitis di Indonesia diketahui mengalami peningkatan cukup signifikan beberapa tahun terakhir ini. Lima puluh persen diantaranya menderita penyakit hati kronis. Hepatitis hati disebabkan oleh beberapa jenis virus hepatitis, obat-obatan seperti asetaminofen, tanaman buah merah dan senyawa toksik lainnya. Sepuluh persen dari penderita penyakit hati kronis berpotensi menjadi fibrosis hati.
Fibrosis hati adalah akumulasi jaringan interstisial atau jaringan parut matriks ekstraseluler (MES) setelah terjadi jejas hati akut atau kronik. Fibrosis hati yang berkelanjutan menyebabkan kerusakan arsitektur hati, gangguan fungsi hati dan pembentukan nodul sebagai sirosis hati. Hingga saat ini, terapi fibrosis hati belum memberikan hasil yang memuaskan.
Salah satu pendekatan terapi fibrosis hati adalah dengan memanfaatkan bahan bersifat antioksidan atau bahan yang dapat meningkatkan sistem antioksidan tubuh. Pengujian in vitro dan in vivo terhadap senyawa antioksidan polifenol dari tanaman Silybum mariamum (silimarin), Curcuma longa (kunyit), Camellia sinensis (teh hijau) dan senyawa fukoidan dari rumput laut coklat terbukti mampu mengatasi fibrosis hati.
Rumput laut telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional cina selama lebih dari 2.000 tahun. Di Indonesia, pemanfaatan rumput laut sebagai obat, sebenarnya sudah terungkap sejak lama. Terdapat 18 jenis rumput laut di Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat, dan 56 jenis lainnya digunakan sebagai bahan makanan dan obat tradisional. Salah satu jenis rumput laut yang berlimpah adalah rumput laut coklat, salah satunya dari spesies Turbinaria decuren (T.decuren).
Turbinaria decuren diketahui mengandung natrium alginate, iodium, klorofil-a, klorofil-c, b-karoten, pirenoid, filakoid, laminarin, selulosa, fukosantin, dan fukoidan. Fukoidan dengan berat molekul rendah, secara in vitro berfungsi antara lain sebagai antioksidan alami yang berpotensi preventif pada penyakit akibat radikal bebas.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan T.decuren berpotensi untuk dikembangkan menjadi kandidat obat dalam pengobatan fibrosis hati, Dra. Ernawati, MSi, peneliti dari program Doktor Ilmu Biomedik FKUI kemudian melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui aktivitas fibrosis hati dan membuktikan khasiat ekstrak T.decuren. Dari hasil penelitian, T.decuren terbukti mampu menekan perkembangan fibrosis.
Hasil penelitian tersebut dipaparkan oleh Dra. Ernawati pada sidang promosi doktornya Selasa (6/6) lalu di Auditorium Lt. 3 Gedung IMERI-FKUI, Salemba. Disertasi berjudul “Aktivitas Antifibrosis Ekstrak Turbinaria Decuren Terkarakterisasi melalui Penghambatan TGFβ1, SMAD3 dan MMP13 serta Pengaruh terhadap Aktivitas Decorin pada Hati Tikus yang Diinduksi CCL4” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh, dr. Nurjati Chairani Siregar, PhD, MS, SpPA(K) dengan anggota tim penguji, Prof. dr. Mohamad Sadikin, DSc; Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB; dan Prof. Dr. Muhamad Hanafi (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, selaku ketua sidang mengangkat Dra. Ernawati, MSi sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Promotor, Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, MS dan ko promoter, Dr. Ahmad Aulia Jusuf, AHK dan Dr. rer.nat. Chaidir, Apt (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) berharap hasil penelitian ini dapat menjadi landasan ilmiah bagi penelitian selanjutnya untuk menjadikaan rumput laut coklat sebagai obat tradisional terstandardisasi bagi pengobatan penyakit hati kronis. (Humas FKUI)