Penelitian Perubahan Kaliber Arteri Retina pada Pasien HIV Seropositif Sitomegalovirus

Vaskulopati adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kelainan pembuluh darah, termasuk karena peradangan (inflamasi) atau aterosklerosis. Etiologi vaskulopati umumnya tidak diketahui dan secara patologi belum dapat dibuktikan dengan jelas. Faktor risiko tradisional yang dapat menyebabkan vaskulopati adalah diabetes mellitus, hipertensi, merokok, obesitas, dan dislipidemia.

Vaskulopati yang melibatkan makro dan mikrovaskular sering ditemukan pada penderita human immunodeficiency virus (HIV) dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Penderita HIV memiliki risiko untuk terjadinya vaskulopati, termasuk retinopati.

Retinopati HIV merupakan bentuk vaskulopati yang mengenai retina pada pasien HIV dengan gambaran klinis berupa perdarahan serta kematian serabut saraf retina. Penyempitan pembuluh darah retina dilaporkan berhubungan dengan peningkatan sel T-CD8.

Pasien dengan riwayat infeksi cytomegalovirus (CMV) sebelumnya dan menderita HIV, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya gangguan kardiovaskular, termasuk aterosklerosis bila dibandingkan pasien tanpa HIV. Namun, tidak diketahui apakah infeksi (laten atau aktif) atau reaktivasi CMV ini berhubungan dengan kejadian perubahan pembuluh darah retina.

Berdasarkan pemaparan tersebut, diperlukan penelitian untuk mengetahui perubahan kaliber arteri retina pada pasien HIV setelah satu tahun terapi ARV.

Penelitian kemudian dilakukan oleh Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM, dr. Lukman Edwar, SpM(K), sebagai penelitian disertasi. Kaliber arteri retina diukur menggunakan perangkat lunak dari foto retina kedua mata, sebelum terapi antiretroviral (ARV), bulan ke-3, 6 dan 12.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV dengan riwayat infeksi CMV sebelumnya memiliki pembuluh darah retina yang lebih kecil daripada subjek sehat (tanpa HIV dengan positif CMV). Penyempitan mulai terjadi sejak bulan ke-3 hingga bulan ke-12, walaupun pasien telah mendapatkan terapi HIV. Infeksi oportunistik seperti tuberkulosis, hepatitis B dan C tidak berhubungan dengan perubahan kaliber arteri retina. Dari analisis statistik, didapatkan bahwa merokok dan konsumsi alkohol dapat mempengaruhi perubahan kaliber arteri retina.

Pemaparan hasil  penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Lukman Edwar, SpM(K) pada sidang promosi doktoralnya, Rabu (23/1/2019) lalu di Ruang Auditorium Lt.3, Gedung IMERI FKUI Salemba.

Disertasi berjudul “Perubahan Kaliber Arteri Retina pada Pasien HIV Seropositif Sitomegalovirus (CMV) dalam Terapi Antiretroviral Analisis Hubungan dengan Infeksi CMV, Genotip Tumor Necrosis dan Sel Natural Killer” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. dr. Amin Soebandrio, SpMK(K), PhD dengan anggota tim penguji Dr. dr. Muhammad Yamin, SpJP(K), FIHA, FACC, FSCAI; Dr. dr. Evy Yunihastuti, SpPD-KAI; dan Prof. dr. Budu, PhD, SpM, M.Med.Ed (Universitas Hasanuddin).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. Lukman Edwar, SpM(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI.

Melalui sambutannya, promotor Prof. Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K), PhD dan ko-promotor Prof. dr. Pratiwi Pudjilestari Sudarmono, PhD, SpMK dan Prof. Patricia Price, PhD (Curtin University, Australia) berharap hasil penelitian ini dapat menjadi penelitian awal yang mempelajari perubahan makro dan mikrovaskular pasien HIV seropositif CMV mengingat belum adanya penelitian seperti ini sebelumnya.

(Humas FKUI)