Peneliti FKUI yang juga merupakan staf pengajar dari Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, SpOT(K), berhasil meraih penghargaan sebagai Juara 1 Kategori Best Research Award pada ajang Ristekdikti Kalbe Science Awards 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia bekerja sama dengan PT. Kalbe Farma Tbk. Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur, Kemenristekdikti RI, Ir. Hari Purwanto, M.Sc, DIC dan Presiden Direktur PT. Kalbe Farma Tbk, Bernadette Ruth Irawati Setiady pada Jumat (19/8) lalu di Grand Ballroom Hotel Grand Hyatt, Jakarta.
Ristekdikti Kalbe Science Awards 2016 merupakan bentuk komitmen antara Kemenristekdikti RI dengan PT. Kalbe Farma Tbk, untuk memberikan apresiasi kepada peneliti Indonesia yang memiliki dedikasi dalam menghasilkan karya penelitian di bidang kesehatan. Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan sudah berlangsung sejak tahun 2008. Tahun ini, Ristekdikti Kalbe Science Awards 2016 mengambil tema “Menggiatkan Sciencepreneurship Indonesia”.
Pada ajang Ristekdikti Kalbe Science Awards 2016, dr. Ismail mengajukan sebuah penelitian yang berjudul “Bone Reconstruction for Neglected Difficult Fractures of the Atrophic Nonunion of the Long Bones and Critical-Sized Bone Defect using Mesenchymal Stem Cell Implantation, Hydroxyapatite, BMP-2 and Mechanical stabilization”. Secara umum, penelitian ini menitikberatkan pada proses penyembuhan kelainan pada tulang dengan menggunakan sel punca (Stem cell). Dari hasil penelitian yang beliau lakukan, diketahui sel-sel induk mesenkimal menunjukkan potensi percepatan pada penyembuhan patah tulang.
Sel punca diketahui sebagai sel yang dapat membelah diri menjadi sel serupa atau berdiferensiasi menjadi sel yang berbeda. Perubahan ini sangat dipengaruhi dari lingkungan sekitarnya. Kemampuan inilah yang menjadikan sel punca sebagai harapan baru dalam upaya penyembuhan penyakit. Sel punca dapat digunakan untuk memperbarui sel yang rusak akibat berbagai macam penyakit. Tak hanya itu, sel punca juga dapat digunakan sebagai terapi anti penuaan dan terapi pada luka bakar. Berbagai inovasi dan keberhasilan yang didapat dari berbagai riset mengenai sel punca, menjadikan sel punca sebagai obat masa depan yang dapat meningkatkan harapan kesembuhan dari berbagai penyakit yang awalnya sulit untuk disembuhkan.
Tak hanya memaparkan hasil penelitiannya, dr. Ismail juga menyampaikan secara singkat berbagai penelitian dan pelayanan medis sel punca yang sudah berhasil dilakukan oleh Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran (UPTTK) Sel Punca FKUI-RSCM, diantaranya terapi lembaran sel punca untuk luka bakar dan kelumpuhan akibat cedera saraf tulang belakang.
Melalui penelitiannya tersebut, dr. Ismail berhasil meyakinkan dewan juri yang terdiri dari Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK (Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman), Dr. Muhammad Dimyati (Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti RI), Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt (Rektor Universitas Pancasila), Prof. Dr. Yeyet Cahyati Sumirtapura, DEA, Apt (Guru Besar Sekolah Farmasi ITB), Prof. dr. Sofia Mubarika, H,M. Med.Sc, Ph.D (Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM), Prof. Maggy Thenawidjaja Suhartono, Ph.D (Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Gizi, IPB), dan Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS, Apt (Guru Besar Fakultas Farmasi UI), untuk memilihnya sebagai Juara 1 pada Kategori Best Research Award, Ristekdikti Kalbe Science Awards 2016.
Prestasi seakan tak henti-hentinya dicetak oleh sivitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penghargaan yang diraih dokter kelahiran 28 Januari 1969 ini tentunya akan memberi sumbangsih besar serta inspirasi bagi para peneliti di Indonesia, khususnya para peneliti dilingkungan Universitas Indonesia. Maju terus FKUI!! (Humas FKUI)