Pemilihan Waktu Radioterapi dan Pengaruhnya terhadap Respon Terapi pada Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan keganasan dengan angka tertinggi pada perempuan usia produktif dan merupakan kanker pembunuh ketiga dari seluruh kanker. Radioterapi adalah salah satu terapi pilihan pada pasien kanker serviks. Berbagai upaya untuk meningkatkan respons serta keberhasilan terapi terus dilakukan, tetapi hasilnya tidak selalu memuaskan. Pada kanker serviks stadium II dan III (lanjut lokal), respons lokal berkisar 50—80% saja.

Onkologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang kanker. Onkologi Radiasi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari dan menerapkan metode pengobatan penyakit keganasan atau kanker terutama dengan sinar pengion. Salah satu contoh sinar pengion adalah sinar X. Sejak pertama kali ditemukannya sinar X oleh Roentgent sejak akhir abad ke-19, ilmu radioterapi berkembang sangat pesat terlebih dengan adanya perkembangan teknologi dan komputer.

Daur sirkadian dan siklus sel adalah sistem yang memengaruhi kehidupan dengan pola spesifik, kompleks, dan harmonis. Telah banyak penelitian yang membuktikan hubungan erat di antara keduanya. Pola sirkadian terlihat jelas pada konsentrasi hormon melatonin. Sel kanker membelah melalui tahapan-tahapan yang berbeda sensitivitasnya terhadap radiasi, sehingga dapat disimpulkan ada waktu tertentu yang lebih sensitif dibanding waktu lainnya. Berbagai penelitian kemudian membuktikan bahwa pertumbuhan dan pembelahan sel dipengaruhi sirkadian. Sebelumnya, kondisi dinamis pada jaringan kanker dalam 24 Jam (daur sirkadian) seringkali tidak diperhitungkan.

Hingga kini, hasil terapi pada kanker serviks belum memuaskan. Terdapat peluang meningkatkan respons radiasi dengan mengatur waktu penyinaran berkaitan dengan saat sensitif sel kanker berpoliferasi, yaitu pada fase G2 dan M, namun menentukan waktu tersebut tidaklah mudah. Staf pengajar dari Departemen Radioterapi FKUI-RSCM, dr. Irwan Ramli, SpRad(K), Onk.Rad, melakukan kajian terkait pengaruh waktu radiasi terhadap respons klinis radioterapi pada pasien kanker serviks dengan dasar pemikiran adanya pengaruh daur sirkadian terhadap sensitifitas sel kanker.

Ditetapkan hipotesis bahwa kondisi yang terbaik untuk melakukan radiasi adalah pada pagi hari. Selama ini, waktu pemberian radiasi tidak diatur secara ketat. Pasien diradiasi hanya mengikuti waktu kedatangannya. Radiasi hampir selalu diberikan berkali-kali (fraksinasi). Dengan pola ini, diperkirakan walaupun pada suatu saat penyinaran ada sel kanker yang berada dalam tahap resisten (tidak sensitif), sel kanker tersebut akan berpindah ke tahap sensitif di keesokan harinya. Langkah kebijakan pengobatan ini masih digunakan karena ada teori lain yang mendukung yaitu konsep redistribusi yang meyakini kondisi sensitif akan muncul pada penyinaran berikutnya. Tentu perlu dilakukan kajian apakah ada faktor yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan ini.

Penelitian dilakukan dengan membagi waktu radiasi menjadi 2 waktu yang berbeda, yaitu pagi hari (06.00–08.00) dan sore hari (16.00–18.00). Respons klinis yang baik ditandai dengan hilangnya seluruh tumor atau ukuran tumor berkurang hingga 1 cm. Respons diukur setelah seluruh paket radiasi selesai dan pada 2–4 minggu kemudian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons radiasi kanker serviks uteri yang dilakukan pagi hari lebih baik dari sore hari pada kondisi tertentu, yaitu pada tumor yang berukuran kurang dari 4 cm dan pada kadar hemoglobin yang cukup (> 10 g/dL). Tidak terlihat perbedaan beratnya efek samping yang terjadi di antara pasien yang diradiasi pada pagi dan pada sore hari.

Penelitian ini mengusulkan dilakukan seleksi terlebih dahulu. Bila ukuran kecil dan kadar hemoglobin cukup, radiasi akan dilakukan pada pagi hari. Sebagai kelanjutannya, diperlukan penelitian lain untuk meningkatkan efektifitas radiasi pada pasien dengan ukuran tumor besar dan kadar hemoglobin rendah. Tentu saja pemberian transfusi dapat juga dilakukan sebelumnya. Diharapkan terapi pada pasien kanker terus membaik.

Pemaparan hasil penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Irwan Ramli, SpRad(K), Onk.Rad pada sidang promosi doktoralnya, Rabu (26/6/2019) lalu di Ruang Auditorium Lt.3, Gedung IMERI FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Pengaruh Pola Radiasi yang Mengikuti Sirkadian terhadap Respons Radioterapi Kanker Serviks Uteri: Melatonin dan Fase Siklus Sel sebagai Marka Biologi dan Radiosensitivitas” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji.

Bertindak selaku ketua tim penguji adalah Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI, dengan anggota tim penguji dr. Nurjati Chairani Siregar, MS, SpPA(K), PhD; dr. Muchtaruddin Mansyur, SpOk, MS, PhD; Dr. rer. Physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi; dan Dr. dr. Setiawan Soetopo, SpRad(K), Onk.Rad (Universitas Padjajaran).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. Irwan Ramli, SpRad(K), Onk.Rad sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI.

Melalui sambutannya, promotor Prof. Dr. dr. R. Susworo, SpRad(K), Onk.Rad dan ko-promotor Dr. dr. Laila Nuranna, SpOG(K), Onk serta dr. Alida Roswita Harahap, PhD, SpPK berharap hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pelayanan pasien untuk meningkatkan respons pengobatan kanker serviks KSS, khususnya stadium IIB dan IIIB dengan batasan umur 25-70 tahun.

(Humas FKUI)