Pemberian MP-ASI pada Anak Berperawakan Pendek

Organisasi PBB dalam bidang kesejahteraan anak-anak dan ibu, UNICEF, menyatakan bahwa pengasuhan, ketahanan pangan rumah tangga, dan kesehatan lingkungan merupakan tiga faktor penting yang menentukan asupan gizi dan kesehatan anak. Makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang diberikan kepada anak di bawah dua tahun (baduta) seringkali tidak memadai dalam densitas energi dan zat gizi lainnya. Akibatnya, anak mengalami kekurangan energi, zat gizi makro dan mikro yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan anak.

Gangguan pertumbuhan dapat terjadi pada periode menyusui dan MP-ASI. Studi menunjukkan bahwa pemberian MP-ASI yang buruk telah terbukti meningkatkan risiko kurang gizi, kematian, dan angka kesakitan pada baduta. Saat ini studi tentang praktik pemberian MP-ASI pada anak perawakan pendek (stunting) di Indonesia masih jarang. Strategi berbasis pangan untuk meningkatkan pertumbuhan dan status gizi anak-anak berperawakan pendek di Indonesia pun masih terbatas. Rekomendasi MP-ASI dan makanan yang difortifikasi ditengarai dapat mengintervensi gizi berbasis makanan yang harus diberikan kepada anak berperawakan pendek untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan mereka.

Penelitian kemudian dilakukan oleh Duma Octavia Fransisca, S.Si, MSc sebagai bagian dari penelitian disertasinya. Disertasi Duma, menyoroti permasalahan anak dengan perawakan pendek yang mengindikasikan masalah gizi kurang yang kronik pada anak usia di bawah dua tahun (baduta). Masalah ini berhubungan dengan serangkaian dampak fungsional seperti lemahnya fungsi daya tahan tubuh, meningkatnya laju dan tingkat keparahan penyakit infeksi, penundaan pertumbuhan dan perkembangan motorik, lemahnya perkembangan kognitif dan prestasi anak di sekolah. Bila kondisi ini berlanjut hingga dewasa, dia akan berperawakan lebih pendek daripada tinggi potensinya, rendahnya prestasi intelektual, kapasitas kerja fisik, kapasitas reproduksi, dan akhirnya mempengaruhi kapasitas ekonomi tingkat nasional.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa rekomendasi MP-ASI yang spesifik dapat dikembangkan untuk mengoptimalkan asupan kalsium, seng, besi, tiamin, niasin, vitamin B6, folat dan vitamin B12 pada anak berperawakan pendek. Makanan fortifikasi dengan kadar standard yang tinggi dapat diformulasikan untuk mengisi kesenjangan gizi.

Hasil penelitian ini dipaparkan dengan baik oleh Duma dalam Sidang Promosi Doktornya yang digelar pada Kamis (12/1) lalu, di FKUI Salemba. Disertasi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Rekomendasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Dioptimalisasi dan Makanan Fortifikasi pada Pertumbuhan Anak Perawakan Pendek Usia 12-23 Bulan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat”. berhasil dipertanggung jawabkan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh dr. Rina Agustina, MSc, PhD dengan anggota tim penguji Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K); Prof. dr. Budi Utomo, MPH, PhD (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI); Dr. Abas Basuni Jahari, MSc (Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI); dan Dr. Ir. Drajat Martianto, MSc (Institut Pertanian Bogor)

Pemaparan disertasi ini mengantarkan Duma meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Gizi di FKUI. Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, selaku ketua sidang, memberikan apresiasi terbaiknya kepada Duma. Promotor Prof. Dr. dr. Agus Firmansyah, SpA(K) dan ko promotor Prof. Dr. Ir. Fransisca Rungkat Zakaria, MSc (Institut Pertanian Bogor) dan Dr. Ir. Umi Fahmida, MSc (SEAMEO RECFON) berharap hasil penelitian ini dapat menjadi penelitian awal bagi pengembangan program intervensi untuk pertumbuhan anak-anak berperawakan pendek. (Humas FKUI)

Mulai chat
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo 👋
Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Waktu Operasional
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional akan direspon pada hari kerja berikutnya.