Manfaat Kurkumin pada Tata Laksana Penyakit Jantung Koroner

Penyakit kardiovaskular masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Data badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) menyebutkan bahwa pada tahun 2009, lebih dari 80% kematian di dunia akibat penyakit kardiovaskular terjadi di Negara dengan penghasilan menengah dan rendah. Percutaneous Coronary Invention (PCI)/Percutaneous Transluminar Coronary Angioplasty (PTCA) atau disebut juga Intervensi Koroner Perkutan (IKP) merupakan prosedur revaskularisasi pilihan untuk penanganan Penyakit Jantung Koroner (PJK) saat ini. Angka keberhasilannya tinggi, dapat mencapai 90-95%. Namun pasca IKP, peningkatan reaksi inflamasi dan stres oksidatif masih terjadi walau pun sebelum dilakukan IKP pasien sudah mendapat pengobatan standar. Oleh sebab itu, sebelum terapi IKP dilakukan, pasien sebaiknya terlebih dahulu diberikan suplemen antiinflamasi dan antioksidan.

Kurkumin diketahui sebagai senyawa yang memiliki fungsi antiinflamasi dan antioksidan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan manfaat kurkumin dalam menekan reaksi inflamasi dan stress oksidatif. Penelitian lain menunjukkan kurkumin dapat menekan proses stress oksidatif melalui eliminasi SOR (spesies oksigen reaktif). Oleh karena itu, perlu diteliti apakah pemberian kurkumin sebagai antiinflamasi dan antioksidan sebelum terapi IKP terbukti dapat menekan reaksi inflamasi dan stress oksidati pasca IKP.

Penelitian kemudian dilakukan oleh dr. Todung D.A. Silalahi, SpPD-KKV, FINASIM sebagai penelitian disertasinya. Sebanyak 50 pasien dengan penyakit jantung koroner yang akan menjalani IKP diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Seluruh perlakuan penelitian dilakukan di Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Jantung Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kurkumin mempunyai kecenderungan menurunkan respons inflamasi pasca IKP dan cenderung menghambat proses stress oksidatif.

Pemaparan hasil penelitian tersebut kemudian dipresentasikan oleh dr. Todung D.A. Silalahi, SpPD-KKV, FINASIM pada sidang promosi doktornya Rabu (6/1) lalu di Ruang Senat Akademik Fakultas, Salemba. Disertasi berjudulPengaruh Kurkumin terhadap Respons Inflamasi dan Stress Oksidatif Pasca Intervensi Koroner Perkutan pada Pasien Dewasa Penyakit Jantung Koroner” ini berhasil dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota penguji Prof. Dr. dr. Teguh Santoso Sukamto, SpPD-KKV, FACC, FESC; Prof. dr. Suzanna Imanuel, SpPK(K); Dr. dr. Muhammad Yamin, SpJP(K), FACC, FSCAI; Dr. dr. Joedo Prihartono, MPH; dan Prof. dr. Abdul Madjid, SpPD-KKV, FINASIM, FACC (Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara).

Di akhir sidang, ketua sidang Prof. dr. Pratiwi Sudarmono, SpMK(K), PhD, mengangkat dr. Todung D.A. Silalahi, SpPD-KKV, FINASIM sebagai doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Promotor Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD-KKV, FINASIM, FACC, FESC dan ko promotor Prof. dr. Fransiscus D. Suyatna, SpFK, PhD berharap penelitian ini dapat menjadi informasi awal mengenai manfaat kurkumin sebagai suplemen antiinflamasi dan antioksidan pada IKP. (Humas FKUI)