Mahasiswa FKUI Raih Penghargaan Best Displayed Poster of Original Research pada Konferensi ASMIHA 2023

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Hamzah Pratama Megantara dan Shofiyya Imtiyaz, berhasil meraih penghargaan Best Displayed Poster of Original Research dalam konferensi The 32nd Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) 2023 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) pada tanggal 27-28 Mei 2023 di Ritz-Carlton Hotel dan JW Marriot Hotel, Mega Kuningan, Jakarta.

Hamzah dan Shofiyya yang merupakan mahasiswa FKUI Kelas Internasional angkatan 2018, membawakan karya ilmiah mereka yang berjudul “Unraveling the efficacy, thrombus resolution and bleeding events of utilizing direct oral anticoagulant as an alternative therapy in pediatric vein thromboembolism: A Meta Analysis.”

“Awalnya, kami berusaha memikirkan ide penelitian yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Saya memiliki pengalaman dalam riset kardiovaskular selama kuliah overseas Kelas Internasional FKUI di Newcastle University dan Shofiyya memiliki pengalaman riset dalam bidang kesehatan anak selama kuliah overseas di University of Melbourne. Akhirnya, kami sepakat untuk fokus pada topik penyakit vaskular pediatrik,” ungkap Hamzah.

Tim mahasiswa FKUI melakukan penelitian meta-analisis tentang efektivitas dan keamanan obat baru, Direct Oral Anticoagulant (DOAC), pada tromboemboli vena anak. Tromboemboli vena adalah kondisi dimana terjadi pembentukan gumpalan pada pembuluh darah vena yang dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani. Menurut American Society of Hematology, kasus penyakit ini mengalami peningkatan sebanyak 11 kali lipat dalam tiga dekade terakhir.

“Kami melihat bahwa penggunaan DOAC saat ini hanya didasarkan pada bukti ilmiah dari penelitian pada orang dewasa. Oleh karena itu, kami meneliti efektivitas DOAC pada populasi anak secara khusus,” lanjut Hamzah.

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa DOAC memiliki efektivitas terapi dan keamanan yang lebih baik daripada terapi standar pada tromboemboli vena pada anak. Ditemukan bahwa anak-anak yang menderita tromboemboli vena yang menerima DOAC memiliki tingkat kekambuhan yang lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, pertumbuhan, dan perkembangan anak-anak tersebut.

“Kami bersyukur atas dukungan yang kami terima dari guru dan staf di FKUI, terutama dalam hal pengetahuan ilmiah dan klinis. Harapannya, prestasi ini dapat menginspirasi teman-teman lain dan menjadi motivasi bagi kami untuk terus mengembangkan diri sebagai dokter yang berkontribusi tidak hanya dalam pengobatan pasien secara langsung, tetapi juga dalam mencari bukti ilmiah terbaik untuk memberikan pelayanan medis yang terbaik bagi pasien,” tutur Shofiyya Imtiyaz.