Mahasiswa FKUI Raih Juara di Intermedisco 2018

Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meraih tiga prestasi pada ajang ilmiah bertajuk Interfaculty of Medicine Scientific Competition (Intermedisco) 2018 yang diselenggarakan oleh Scientific Medical Activities of Research and Technology (SMART), Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII), Yogyakarta, pada tanggal 5-8 Juli 2018 di Kampus FK UII, Yogyakarta.

Intermedisco merupakan suatu kompetisi ilmiah antar mahasiswa kedokteran yang rutin diadakan setiap tahun. Terdapat lima cabang lomba yang ditandingkan yaitu Esai Ilmiah, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN), Video Edukasi, Poster Publik, dan Literature Review + Poster Ilmiah. Intermedisco diharapkan dapat menjadi sarana bagi para peserta untuk menuangkan ide dan gagasan penelitian yang dapat bermanfaat bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Tahun ini, Intermedisco mengambil tema “Novel Strategy to Achieve Better Health Solution for Internal Medicine Problem.” Pada ajang tersebut, tim mahasiswa FKUI berhasil meraih tiga prestasi dari dua kategori, yaitu sebagai Juara 1 Literature Review atas nama Muhammad Habiburrahman (Mahasiswa FKUI angkatan 2015), Afid Brilliana Putra (FKUI 2016), dan Muhammad Ilham Dhiya Rakasiwi (FKUI 2016); dan Juara 2 pada kategori yang sama atas nama Johan Cahyadirga (FKUI 2016), Fabiola Cathleen (FKUI 2016), dan Ko Abel Ardana Kusuma (FKUI 2016) dengan karya literatur reviewnya yang berjudul “Identifikasi Faktor Risiko Nefrolitiasis pada Populasi Asia: Kajian Sistematis Studi Kohort”.

Sementara itu, Muhamad Faza Solaeman (FKUI 2016) turut mengharumkan nama FKUI setelah berhasil meraih prestasi sebagai Juara 1 pada kategori Esai Ilmiah. Faza mempresentasikan esai ilmiahnya yang berjudul “Terapi Oligonukleotida RNA untuk Menghambat DNMT-1 sebagai Terapi Epigenetik Kanker Kolorektal“.

Karya ilmiah yang dipresentasikan Faza membahas mengenai terapi RNA sebagai terapi epigenetik kanker kolorektal. Terapi tersebut merupakan inovasi baru sebagai solusi permasalahan terapi sistemik kanker kolorektal yang masih kurang efektif.

Terapi epigenetik kanker kolorektal adalah pengembangan dari terapi epigenetik yang merupakan terapi target namun bersifat lebih spesifik dari kemoterapi yang sudah digunakan. Kelebihan terapi tersebut yaitu memiliki efektivitas dan spesifikasi yang lebih baik dibandingkan kemoterapi yang saat ini telah digunakan.

Sementara itu, Muhammad Habiburrahman atau yang akrab disapa Habib, kepada Humas FKUI menuturkan rasa bangganya dapat berkompetisi dan meraih juara di Intermedisco 2018. “Ajang ini mengajak kami untuk berpikir kritis mencari solusi-solusi baru dalam mengatasi masalah kesehatan di Indonesia. Seluruh peserta dituntut untuk memberikan ide-ide terbaik mereka pada kompetisi ini. Alhamdulillah, karya kami terpilih menjadi yang terbaik,” tutur Habib.

Habib dan kawan-kawan membawakan literature review berjudul “Strategi Kombinasi Terapi Fototermal bersama Doksorubisin yang Dibuat dalam Nanohibrid Silimesopori dan Tembaga Sulfat, Terenkapsulasi Polietilen Glikol, sebagai Tatalaksana Menjanjikan Atasi Karsinoma Hepatoseluler,” pada kompetisi Intermedisco 2018.

Karya ilmiah yang mereka susun didasari atas data tingginya jumlah penderita kanker hati di dunia. Di Indonesia, jumlah penderita kanker secara keseluruhan mencapai 350 ribu.

Jumlah yang begitu besar ternyata memberikan dampak ekonomi bagi pasien terkait biaya perawatan yang tidak sedikit. Sementara itu, terapi kanker hati saat ini, yaitu bedah dan transplantasi hati, masih belum benar-benar efektif karena memiliki sejumlah keterbatasan.

Oleh karena itu, melalui Literatur Review yang mereka susun, Habib dan kawan-kawan mengajukan ide untuk membuat agen kemoterapi, yaitu doksorubisin ke dalam sebuah agen pembawa obat, yang disebut nanohibrid silika mesopori.

Keseluruhan nanohibrid ini kemudian dilapisi tembaga sulfat yang merupakan agen transduser energi panas dari terapi fototermal yang memicu terjadinya nekrosis dan apoptosis. Selain itu, nanohribid ini juga dienkapsulasi polietilen glikok yang bersifat minim toksisitas sehingga meningkatkan waktu sirkulasi obat di darah dan menurunkan bersihan obat oleh sistem retikuloendotelial.

Selamat kepada para mahasiswa yang berhasil meraih prestasi, semoga dapat menjadi inspirasi bagi kemajuan negeri. Maju terus, FKUI! (Humas FKUI)