Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kembali menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Guru Besar pada Selasa (20/9) lalu di Auditorium Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan, UI Depok. Pembicara yang hadir kali ini adalah Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FAC dengan materinya yang berjudul “Narkoba dan Remaja: Epidemiologi, Patofisiologi dan Pencegahan”. Dengan dimoderatori oleh Prof. Dr. dr. Raden Irawati Ismail, SpKJ(K), M.Epid, Prof. Sjamsuridjal memberikan pemahaman kepada para mahasiswa yang hadir mengenai narkoba, rasa adiksi, hingga penanganannya.
Narkoba, hingga saat ini masih menjadi permasalahan yang serius di Indonesia, baik dalam segi sosial mau pun segi medis. Sejak maraknya penggunaan narkoba di Indonesia pada tahun 1985, pengguna narkoba di Indonesia terus meningkat. Profil pengguna narkoba terbanyak ada di usia remaja dengan jenis narkoba terbanyak yang digunakan adalah heroin. Pada remaja, situasi sosial yang mereka hadapi sangat rentan untuk menyebabkan mereka terjerumus dalam dunia narkoba. Misalnya dengan melihat teman yang menggunakan narkoba dan rasa penasaran akan narkoba.
Dari segi sosial, di saat seseorang sudah terjerat pada adiksi narkoba, Ia akan kehilangan rasa sosialnya. Ia kerap berbohong, meninggalkan nilai-nilai luhur, produktivitas kinerja menurun, tidak peduli sekitar, hingga bertindak kriminal. Sementara dari segi medis, individu dengan narkoba akan rentan tertular penyakit infeksi seperti HIV, hepatitis C, hepatitis B dan pneumonia.
Melihat kondisi ini, pemerintah dengan tegas menyatakan perang melawan narkoba. Berbagai bentuk kejahatan narkoba di tanggapi serius. Bagi para pengedar, tentu hukuman berat menanti. Sementara bagi pengguna, rehabilitasi menjadi upaya terbaik menghilangkan rasa adiksi pada narkoba.
Terkait usaha penanggulangan narkoba, Prof. Sjamsuridjal mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut ambil bagian. Gerbong utama dalam melawan narkoba tentu saja berasal dari keluarga dan pendidikan. Selebihnya setiap individu harus memahami bahaya narkoba, konsep adiksi, pandai memilih teman dan lingkungan serta belajar memecahkan persoalan tanpa narkotika dan zat adiktif lainnya.
Lebih lanjut, peran mahasiswa kedokteran juga sangat dibutuhkan. Seorang mahasiswa kedokteran harus memahami permasalahan narkoba dan adiksi, berperilaku sehat, serta mampu menularkan kepada masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat sebagai upaya menghindari narkoba.
Melihat kondisi ini, institusi pendidikan harus menjadi tonggak utama dalam memerangi narkoba. Penanaman pendidikan dan nilai-nilai luhur diharapkan dapat menghindari seseorang dari jeratan narkoba dan turut mengajak lingkungannya untuk menjauhi narkoba. Penatalaksanaan narkoba bagi pengguna melalui terapi dan rehabilitasi juga harus mempertimbangkan rasa adiksi yang tak mudah dihilangkan.
Kuliah umum kemudian ditutup dengan diskusi, pemberian cenderamata dan foto bersama. Para mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan UI yang hadir terlihat antusias mengajukan pertanyaan dan berdiskusi bersama Prof. Sjamsuridjal. Diharapkan, penyelenggaraan kuliah umum ini tak hanya menjadi ajang pertukaran ilmu dan pengetahuan dari para pakar, namun juga dapat memperluas khasanah pengetahuan dan menginspirasi para mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuannya mengenai dunia kedokteran dan kesehatan. (Humas FKUI)