“Ketuk Pintu, Layani Dengan Hati”, Harapan bagi Kesehatan Warga Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyelenggarakan kuliah umum atau Studium Generale pada Jumat (21/4) lalu di Auditorium Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan UI, Depok. Hadir sebagai pembicara yaitu Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. R. Koesmedi Priharto, SpOT, M.Kes dengan materinya berjudul “Ketuk Pintu, Layani Dengan Hati”.

Tepat pukul 15.30, kegiatan dimulai. Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K) selaku moderator mempersilakan dr. Koesmedi untuk menyampaikan materinya. Ketuk Pintu, Layani Dengan Hati (KPLDH) merupakan upaya pemerintah dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama di bidang promotif dan preventif. Target sasarannya adalah penduduk yang berdomisili di DKI Jakarta dengan wilayah prioritas KPLDH meliputi kampung deret, rusunawa/rusunami, dan lingkungan kumuh yang padat dan miskin.

DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi terpadat di Indonesia memiliki masalah kesehatan yang beragam. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pengecekan berkala dan masalah finansial. Dinas Kesehatan DKI Jakarta kemudian menggagas program KPLDH dengan tujuan utama yaitu melayani masyarakat dengan hati hingga tuntas dan mencegah warga yang sakit menjadi miskin.

Dasar pelayanan program KPLDH melalui dua komponen kesehatan yaitu pendekatan dokter keluarga dan prinsip kedokteran komunitas. Dalam menjalankan programnya, KPLDH melakukan tujuh kegiatan implementasi yang meliputi home visit (mengunjungi keluarga rawan kesehatan, termasuk keluarga pascarawat dari rumah sakit), home health promotion (memberikan informasi agar keluarga selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat), home education (memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan pendampingan pada anggota keluarga pasca rawat), home care (merawat anggota keluarga yang sakit termasuk dengan terapi komplementer/pemanfaatan keanekaragaman hayati, termasuk paliative care), health environment (menjaga kesehatan lingkungan sekitar), home surveillance (memantau penyakit menular dan tidak menular pada keluarga dan kelompok khusus di masyarakat), dan referral (melakukan rujukan kasus sesuai SOP).

Sejak program ini diluncurkan, yaitu pada tahun 2015, berbagai pelayanan kesehatan sudah dilakukan. Antara lain skrining untuk hipertensi dan diabetes, pemeriksaan IVA, program senam pernapasan di beberapa rusunawa, edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, peninjauan status gizi anak, serta perawatan pasien di rumah. Dari hasil pemeriksaan tercatat lima penyakit terbanyak yang berhasil didata yaitu hipertensi, TB paru, pneumonia, penyakit ginjal dan diabetes melitus tipe 2. Melalui program KPLDH ini, permasalahan kesehatan di wilayah Jakarta diharapkan dapat semakin berkurang, sehingga masyarakat dapat hidup dengan sejahtera dan semakin menyadari pentingnya kesehatan dan lingkungan yang sehat.

Studium Generale kemudian ditutup dengan diskusi, pemberian cenderamata dan foto bersama. Para mahasiswa terlihat antusias mengajukan pertanyaan dan berdiskusi bersama narasumber. Diharapkan melalui penyelenggaraan studium generale ini dapat menjadi ajang pertukaran ilmu dan pengetahuan dari para pakar, serta memperluas khasanah pengetahuan para mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran terkait kebijakan kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. (Humas FKUI)