Kembangkan Komposisi Vaksin, Siti Sufiati Raih Gelar Doktor

Vaksin konvensional yang terdiri dari vaksin generasi pertama (vaksin yang mengandung mikroorganisme hidup yang telah dilemahkan), vaksin generasi kedua (vaksin yang mengandung mikroorganisme yang dimatikan), dan vaksin generasi ketiga (vaksin rekombinan/sub unit yang mengandung fragmen antigenik dari suatu mikroorganisme), dalam penggunaannya masih memiliki beberapa kelemahan. Vaksin generasi pertama seringkali bermutasi kembali menjadi virulen. Vaksin generasi kedua dalam penggunaannya sering mengalami kegagalan atau tidak menimbulkan respon imun tubuh. Sementara vaksin generasi ketiga hanya dapat menimbulkan respon imun humoral dan tidak dapat menimbulkan respon imun selular.

Sejak ditemukannya metode transfer DNA secara in vivo yang dapat diaplikasikan baik untuk terapi gen dan vaksinasi DNA, vaksin DNA mulai populer. Kelebihan vaksin DNA dibandingkan dengan vaksin konvensional adalah kemampuannya dalam menghasilkan respons imun, baik selular maupun humoral, lebih mudah dalam desain genetik dan biaya produksi lebih rendah.

Dalam pengembangan vaksin yang aman (bebas penyakit) dan halal, diperlukan komposisi medium teroptimasi yang menggunakan protein hidrolisat asal tumbuhan yang mendukung pertumbuhan Escherichia coli TOP 10 pembawa plasmid pcDNA 3.1 e7 sin CADB HPV 16 dengan rendemen spesifik pDNA yang yang sama atau lebih baik daripada menggunakan protein hidrolisat asal hewan. Diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui apakah protein hidrolisat asal tumbuhan dalam medium teroptimasi dapat menghasilkan rendemen spesfik dengan kualitas dan kuantitas yang sama atau bahkan lebih baik dari yang dihasillkan oleh hewan.

Siti Sufiati, S.Si, MT, seorang peneliti dari program S3 Ilmu Biomedik FKUI kemudian melakukan penelitian tersebut. Penelitian dilakukan sepanjang Januari 2013-April 2014 dengan menggunakan bahan mikroorganisme E. coli TOP 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein hidrolisat asal tumbuhan dapat menggantikan protein hidrolisat asal hewan (tryptone, protein hidrolisat dari susu sapi).

Hasil penelitian tersebut kemudian dipresentasikan pada sidang promosi doktoralnya Kamis (21/7) lalu di Ruang Senat Akademik Fakultas, FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Pengembangan Medium dengan Protein Hidrolisat Asal Tumbuhan yang Menghasilkan Rendemen Spesifik Tinggi Plasmid pcDNA, e7 SIN CADB HPV 16 dalam Escherichia coli TOP 10” ini berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Dr. dr. Ani Retno Prijanti, MS dengan anggota tim penguji Andriansjah, S.Si, M. Biomed, PhD; Prof. Dr. Amarila Malik, Apt, M.Si (Fakultas MIPA UI); Dr. Eng. Mohammad Sahlan, S. Si, M. Eng (Fakultas Teknik UI); dan Dr. Neni Nurainy, S. Si, Apt (PT. Bio Farma).

Di akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang, mengangkat Siti Sufiati, S. Si, MT sebagai doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Dalam sambutannya, promotor Prof. dr. Amin Soebandrio W. Koesoemo, PhD, SpMK(K) dan ko promotor dr. Fera Ibrahim, MSc, PhD, SpMK(K) dan Dr. Ir. Siswa Setyahadi, MSc (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) berharap hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk mengembangkan vaksin DNA dengan menggunakan protein hidrolisat asal tumbuhan. (Humas FKUI)