Kaji Teknik Terbaru dalam Dunia Bedah, Karya Ilmiah Mahasiswa FKUI Dipresentasikan pada Forum Internasional

Karya ilmiah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dipresentasikan pada kompetisi poster ajang The International Undergraduate & Foundation Surgery Conference 2023 (INUGSC) yang berlangsung di University College London (UCL), United Kingdom (UK) tanggal 11-12 Maret 2023. Kompetisi ini hanya memilih 3 abstrak terbaik dari seluruh abstrak yang terkumpul untuk dipresentasikan secara langsung di konferensi.

Karya yang berjudul “Clinical effectiveness of Surgical teleproctoring in limited-resource setting: a systematic review and meta-analysis, merupakan hasil studi tim mahasiswa FKUI angkatan tahun 2019 yang sedang menempuh pendidikan program Master of Research di Newcastle University, UK, sebagai bagian dari rangkaian proses perkuliahan mahasiswa Kelas Internasional di FKUI.

Tim mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini adalah Valerie Josephine Dirjayanto; Cut Aqilla Rhania; Muhammad Athallah Arsyaf; Febriyan Nanda Satria; Jasmine Virginia Anjani; dan Raisa Zalfa Meutia Abubakar.

Selain itu ada Tazkiya Purwati Ariviani; Nayla Kinanti Putri Wisnu; Celina Azura Harmen; Dyanti Prima Putri; Soraya Amanda Setiawan; dan Geraldus Sigap Gung Binathara.

Latar belakang pembuatan karya ilmiah yang dilakukan oleh tim mahasiswa FKUI adalah karena tindakan bedah merupakan komponen esensial yang menyelamatkan nyawa dalam pelayanan kesehatan. Teknik maupun teknologi bedah terbaru kini telah jauh meningkatkan kesuksesan dari hasil operasi. Namun, masih ada kesulitan pada daerah dengan sumber daya terbatas, seperti area konflik maupun negara-negara berkembang.

Valerie Josephine Dirjayanto yang mewakili rekan-rekannya melakukan presentasi pada INUGSC 2023 meraih penghargaan sebagai Juara 2 Oral Presenter. Ia menjelaskan bahwa tim mahasiswa FKUI melakukan pengkajian terhadap teknik terbaru dalam dunia ilmu bedah.

“Dalam meta-analisis ini, kami mengkaji teknik terbaru yakni teleproctoring, suatu metode yang dapat memfasilitasi tenaga kesehatan secara daring sehingga ahli bedah di meja operasi dapat berkomunikasi terkait prosedur operasi secara real-time dengan ahli bedah lainnya yang lebih berpengalaman,” tutur Valerie.

Lebih lanjut Valerie menjelaskan bahwa hasil studi analisis statistik yang dilakukan menemukan fakta bahwa teleproctoring dapat menurunkan potensi kehilangan darah pada pasien dan memperpendek waktu rawat inap, sehingga berpotensi diimplementasikan dalam keadaan sumber daya terbatas.

“Riset yang kami lakukan bersifat klinis dan sangat dekat dengan kehidupan pasien, kami berharap bahwa hasilnya dapat berdampak dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan memastikan bahwa pelayanan yang dapat kami berikan sebagai dokter adalah pelayanan yang terbaik. Merepresentasikan hasil studi ini dalam kancah internasional merupakan kesempatan yang berharga dan semoga bisa berdampak pada pelayanan kami yang akan diterima oleh pasien nantinya,” ujar Valerie.

(Humas FKUI)