IMERI FKUI Menjadi Bagian dari Pusat Riset Vaksin dan Produk Bioteknologi Organisasi Kerja Sama Islam

Indonesia Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IMERI FKUI) menjadi salah satu dari tiga laboratorium di Universitas Indonesia yang diberi kepercayaan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menjadi bagian dari laboratorium jejaring Organization of Islamic Cooperation (OIC) Center of Excellence (CoE) on Vaccine and Biotechnology Products atau Pusat Riset Vaksin dan Produk Bioteknologi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Peluncuran laboratorium jejaring OIC-CoE ini dilakukan bersamaan dengan program COMSTECH-OIC Fellowship Program di Aula Siwabessy, Gedung Prof. Sujudi, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta pada Kamis 15 September 2022. Selain IMERI FKUI, dua laboratorium UI lainnya yang juga dipercaya untuk menjalankan program ini adalah Laboratorium Bioanalisis Universitas Indonesia-Daewoong Foundation (UI-DF) dan Integrated Laboratory Research Center (ILRC).

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Ir. Budi Gunadi Sadikin mengatakan, “Mari saling berkolaborasi, saya percaya pertemuan dan kerja sama dengan OIC ini menjadi awal yang baik untuk melakukan penelitian bersama tentunya dengan hasil yang baik. Saya berharap kesempatan ini semakin meningkatkan sistem kesehatan dunia untuk generasi yang akan datang,” ucap Menkes.

Turut hadir dalam kegiatan peluncuran, Direktur Riset dan Pengembangan UI, Munawar Khalil, S.Si., M.Eng. PhD.; Kasubdit Perencanaan dan Pengembangan Riset UI, Dr. Andriansjah, M.Biomed; Direktur IMERI FKUI, Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K); dan Kepala Riset Konvergensi IMERI FKUI, dr. Tommy Dharmawan, Sp.BTKV, Ph.D. Hadir pula Kemenkes RI, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian BUMN, Kementerian Luar Negeri, Perwakilan Negara Anggota OKI, Laboratorium Jejaring OIC CoE, Industri Farmasi, dan Peserta COMTECH-OIC Fellowship Program.

Direktur IMERI FKUI Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K) mengatakan, “Jaringan laboratorium yang dikembangkan ini diharapkan  akan memberikan konfirmasi laboratorium yang akurat tentang pengembangan vaksin dan produk bakteriologi untuk membantu pemberantasan, eliminasi, dan pengendalian penyakit.”

Program laboratorium jejaring OIC-CoE diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan kemandirian dalam produksi vaksin dan produk bioteknologi untuk kebutuhan negara-negara OIC. Sebelumnya, Indonesia telah ditunjuk sebagai Organization of Islamic Cooperation – Center of Excellence (OIC – CoE) on Vaccine and Biotechnology Products dalam Resolutions of the 6th Session of the Islamic Conference of Health Ministers (ICHM) pada tahun 2017. Pada konferensi tersebut, kerangka acuan pusat riset OIC dalam pengembangan vaksin dan produk bioteknologi di Indonesia disetujui dan diharapkan untuk segera dibuat.

Pada tahun 2018 OIC CoE secara resmi diluncurkan di Jakarta oleh Menteri Kesehatan dengan PT Biofarma sebagai OIC CoE Laboratory. Guna meningkatkan kerjasama dan kapasitas peneliti di negara anggota OIC, Standing Committee on Scientific and Technological Cooperation of the OIC (COMSTECH) mengadakan program Fellowship for Research and Advance Training in Virology and Vaccine Technologies. Melalui program ini, Kemenkes RI memberikan kesempatan kepada empat peneliti dari Mesir dan Pakistan untuk magang di Indonesia.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB menyambut baik penunjukan IMERI FKUI sebagai salah satu laboratorium Pusat Riset Vaksin dan Produk Bioteknologi OKI. “Kolaborasi ini semakin memperkokoh eksistensi Indonesia melalui FKUI sebagai negara yang memiliki kemandirian di bidang produksi vaksin dan produk bioteknologi lainnya. Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia sudah seharusnya memiliki sistem sarana serta prasarana pengembangan produk riset yang terjamin secara kualitas dan mengantongi sertifikasi halal. Para peneliti juga diharapkan mampu memanfaatkan kerja sama ini sebagai media untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan dalam mewujudkan ekskalasi kemandirian riset. Nantinya, produk inovasi yang dihasilkan dapat dipasarkan secara luas, khususnya ke negara-negara muslim anggota OIC,” kata Prof. Ari Fahrial Syam.

(Humas FKUI)