Ikuti Program Half Minor, Mahasiswa FKUI Kolaborasi dengan Mahasiswa dari Belanda dan Tanzania dalam Pahami Masalah Kesehatan Global

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengirimkan sebelas mahasiswanya untuk mengikuti program Half Minor di The Leiden University Medical Center (LUMC), Belanda. Para mahasiswa mengikuti perkuliahan selama 3 bulan, dari bulan September sampai November 2023, dengan topik yang berbeda-beda yaitu Health and Blood Vessels, Advanced Fetal and Neonatal Care, Innovations in Primary Care, Global Health, Medical Technology (voorheen Biomedical Imaging), Spine/skullbase surgery & otolaryngology/audiology, Molecular Targets and Cancer therapy, Immunotherapy of Cancer, Cellular Therapies, Medical education, dan Advanced fetal and neonatal care.

Enam dari sebelas mahasiswa FKUI, yaitu Muhammad Ikhsan Nur Karim (FKUI Kelas Khusus Internasional 2016), Christopher Christian (FKUI 2018), Shafa Ayuthaya (FKUI 2018), Ris Raihan Felim (FKUI 2018), Annisa Putri Aulia (FKUI 2018), dan Ghina Rania (FKUI 2019), mengambil topik global health yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkolaborasi lintas negara, yaitu dengan mahasiswa dari LUMC Belanda dan Tanzania Kilimanjaro Christian Medical University College, Tanzania.

Mereka mempelajari berbagai aspek Global Health, termasuk penguatan sistem kesehatan, pembiayaan sistem kesehatan, penanganan penyakit infeksius dan menular di negara tropis, serta kesehatan ibu dan anak. Dalam konteks penguatan sistem kesehatan, para mahasiswa terlibat dalam analisis mendalam terhadap model-model pelayanan kesehatan yang telah berhasil diimplementasikan di berbagai negara. Mereka bertukar pengalaman dengan fokus pada strategi untuk meningkatkan aksesibilitas, keberlanjutan, dan efisiensi dalam menyediakan layanan kesehatan masyarakat untuk masing-masing negara.

Begitu pula dalam memahami pembiayaan sistem kesehatan, keenam mahasiswa FKUI terlibat dalam diskusi mendalam mengenai model-model pendanaan yang dapat menopang infrastruktur kesehatan secara berkelanjutan. Bersama peserta program lainnya yang berasal dari Belanda dan Tanzania, mereka berusaha mengidentifikasi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan keuangan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Salah seorang mahasiswa FKUI, Christopher Christian, mengatakan bahwa program Half Minor – Global Health ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan baginya. “Pada program ini kita tidak hanya sekedar belajar mengenai ilmu global health saja, tapi kita juga mendapatkan kesempatan berdiskusi dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk memahami konteks di High-Income Country dan Low-Middle Income Country. Diversitas latar belakang ini memungkinkan kita untuk melihat permasalahan kesehatan dunia sebagai sebuah permasalahan yang menyeluruh, bukan hanya terbatas pada sekat masing-masing negara saja,” ujar Christopher.

Mahasiswa FKUI lainnya, Ghina Rania, berpendapat bahwa dengan mengikuti program ini akan membuka kesempatan untuk melakukan kolaborasi internasional jangka panjang dalam hal riset dan penelitian. “Program ini mengenalkan kami kepada berbagai dosen dan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Hal ini membuat kami bisa belajar banyak mengenai perbedaan sistem kesehatan Indonesia dan Belanda sehingga kami bisa mempelajari hal yang sudah baik dan sukses diterapkan di negara maju. Harapannya, kedepan masalah-masalah kesehatan yang berada di Indonesia dan Belanda dapat diselesaikan melalui riset yang dilakukan bersama,” tutur Ghina.

Para mahasiswa FKUI juga belajar mengenai pengendalian, pencegahan, dan manajemen berbagai penyakit infeksi tropis, termasuk upaya penanggulangan pandemi yang lebih efektif. Mereka menganalisis kebijakan-kebijakan kesehatan yang telah terbukti berhasil di negara-negara dengan penyakit terkait dan mempertimbangkan adaptasinya di berbagai konteks global. Selain itu, fokus pada kesehatan ibu dan anak juga membawa para mahasiswa FKUI untuk mendalami isu-isu kritis seputar perawatan maternal dan perinatal. Mereka bertukar ide dan pengetahuan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi serta merancang program-program intervensi yang dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan kesejahteraan ibu dan anak. Terakhir, mereka membuat penelitian bersama mahasiswa lintas negara tersebut dengan harapan bisa bermanfaat bagi kemajuan kesehatan global.

“Penelitian yang dilakukan bersama mahasiswa lintas negara, terutama berfokus pada topik infeksi tropis dan kesehatan reproduksi wanita, memberikan kami kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan situasi lapangan, memahami realitas kesehatan masyarakat setempat, dan berkontribusi pada upaya penanggulangan skala lokal maupun global dengan pendekatan berbasis Masyarakat,” jelas Shafa Ayuthaya.

Sementara itu, Ris Raihan Felim, peserta program Half Minor – Global Health, menilai bahwa program yang mereka ikuti memberikan pengalaman yang inspiratif dan memperluas wawasan mahasiswa kedokteran tentang isu-isu kesehatan global. “Terlibat dalam diskusi tentang tantangan kesehatan global dan mempelajari pendekatan multidisiplin sungguh memperluas sudut pandang saya terhadap kesehatan. Program ini juga telah meningkatkan kemampuan saya untuk kolaborasi dengan individu dari latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda, seperti mahasiswa dari Belanda dan Tanzania yang juga berpartisipasi dalam program ini,” ungkap Ris.

(Humas FKUI)