Pada kesempatan mengunjungi Jepang dalam rangka menghadiri kegiatan 97th International Conference Japanese Society of Occupational Health tanggal 22-26 Mei 2024 di Hiroshima, delegasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengadakan pertemuan dengan beberapa mitra universitas. Diantaranya adalah Prof. Dr. Narufumi Suganuma, Dekan Fakultas Kedokteran Kochi University dan Prof. Dr. Koji Mori, Presiden Japanese Society of Occupational Health (JSOH) yang juga peneliti dan dosen senior University of Occupational and Enviromental Health (UOEH).
Pertemuan tersebut membahas potensi kolaborasi riset antara FKUI dengan Universitas Kochi dan UOEH Jepang tentang Overseas Health Check-Up Initiative. Ketua Program Studi Spesialis Kedokteran Okupasi FKUI, Prof. dr. Muchtaruddin Mansyur, Sp.Ok, Ph.D yang memimpin delegasi mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program perlindungan kesehatan bagi pekerja migran di Jepang yang telah kembali ke negara masing-masing.
“Program yang dikembangkan adalah implementasi pemeriksaan kesehatan di negara masing-masing terutama pemantauan risiko penyakit yang disebabkan oleh pajanan berbahaya kesehatan ketika mereka bekerja di Jepang. Khususnya penyakit paru yang disebabkan oleh debu atau disebut pneumokoniosis akibat kerja,” kata Prof. Muchtaruddin.
Untuk itu, menurut Prof. Muchtaruddin, persiapan masing-masing negara terkait sumber daya dan fasilitas kesehatan guna tata laksana penyakit akibat kerja sangat diperlukan. Kolaborasi tersebut direncanakan akan melibatkan Indonesia, Vietnam, dan Nepal sebagai negara pengirim tenaga kerja migran terbanyak di Jepang.
Universitas Indonesia telah menjalin kerja sama dengan universitas di Jepang dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Selain dalam bidang kedokteran, peningkatan kerja sama juga akan dilakukan dalam bidang perawat kesehatan kerja yang turut dibicarakan bersama dua wakil dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI yang turut serta dalam kunjungan ini.
Kehadiran delegasi FKUI pada konferensi kedokteran kerja di Jepang turut mendapat perhatian dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo (KBRI Tokyo). Delegasi berkesempatan untuk bertemu dengan Prof. Dr. Amzul Rifin, SP, MA, selaku Atase Pendidikan dan kebudayaan KBRI Tokyo.
Menurut Prof. Amzul, kegiatan pertemuan ilmiah internasional yang melibatkan mahasiwa perlu terus ditingkatkan untuk memberikan kesempatan perluasan wawasan bidang ilmu dan sebagai fasilitas untuk membangun jejaring kerja sama sebaya. Kerja sama penelitian dengan universitas di Jepang juga perlu dilanjutkan dan ditingkatkan melalui jejaring dan komunikasi hubungan personal, institusi, dan negara. Keberlanjutan pendidikan pelajar Indonesia di Jepang juga perlu dijaga agar tidak putus dan tetap terjaga kualitasnya.
(Humas FKUI)