FKUI-DIPI Kolaborasi Tingkatkan Iklim Riset di Kalangan Akademisi

Kegiatan riset atau penelitian sudah tentu tak akan dapat dipisahkan dari suatu proses pendidikan kedokteran, tak terkecuali bagi sivitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Timbulnya berbagai masalah kesehatan yang belum dapat dipecahkan, menginisiasi beragam kegiatan riset yang dilakukan oleh staf pengajar dan peneliti di FKUI. Berbagai riset yang dilakukan tersebut bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan di masyarakat secara konkret dan holistis.

Sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, FKUI turut menempatkan riset sebagai tonggak utama pengembangan keilmuan dan inovasi yang bertujuan untuk menghadapi tantangan kesehatan global dan nasional. Sejalan dengan tujuan tersebut, FKUI berkomitmen untuk mengedepankan visi dan misinya dalam penyelenggaraan pendidikan kedokteran terbaik berbasis riset. Berbagai riset yang berjalan di FKUI tentunya dapat dicapai dengan melakukan berbagai kerja sama yang berkelanjutan dengan pihak lain.

Keberadaan peluang kerja sama dalam hal penyediaan dana hibah riset menjadi salah satu fondasi utama pengembangan kegiatan riset, baik dana hibah yang berasal dari dalam UI maupun dari luar UI. Dalam perkembangannya, kesempatan kerja sama hibah penelitian dari luar UI semakin meningkat, sehingga minat dan keterampilan peneliti dalam memanfaatkan kesempatan meneliti ini perlu terus dikembangkan.

Salah satu institusi pemberi dana hibah bagi para peneliti di FKUI adalah Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI). DIPI merupakan sebuah badan independen yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. DIPI menyediakan dana penelitian berkelanjutan untuk mempromosikan iklim riset di Indonesia melalui dana hibah penelitian kepada para peneliti untuk dapat melakukan riset bertaraf internasional.

DIPI mendukung penuh kemajuan karier para peneliti Indonesia dengan menyediakan berbagai fasilitas penelitian nasional berkualitas tinggi. Dana hibah DIPI diberikan kepada para peneliti yang telah memenuhi syarat dan aktif terlibat dalam penelitian yang diusulkan. Pelamar dengan proposal keilmuan multidisiplin juga dipersilakan untuk mengajukan dana hibah.

Merespon kebutuhan kerja sama dana hibah riset tersebut, FKUI dan DIPI telah melakukan penandatangan perjanjian kerja sama yang dilakukan dalam sebuah seremoni pada Kamis, 21 Maret 2019 yang lalu bertempat di Ruang Auditorium 2, Lantai 3 Gedung IMERI FKUI, Salemba, Jakarta.

Penandatanganan kerja sama dilakukan antara Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dengan Executive Director DIPI, Dr. Teguh Rahardjo, yang dilanjutkan dengan kegiatan D`RoSSi Mini Lecture dengan tema “How to Get Big Grants” yang menghadirkan para staf FKUI yang pernah atau sedang mendapatkan hibah dana penelitian seperti, dr. Darma Imran, SpS(K); dr. Dewi Friska, MKK; dr. Rina Agustina, M.Sc, Ph.D; dan peneliti yang juga merupakan Manager Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat FKUI, Dr. dr. Rahyussalim, SpOT, K-Spine.

dipi-1

Diantara para pembicara tersebut, turut berbagi pengalamannya dalam upaya memperoleh dana hibah adalah Prof. Dr. dr. Retno Wahyuningsih, MS, SpParK yang penelitiannya dengan judul “Development of Serology Diagnosis of Chronic Aspergillosis and Histoplasmosis in Indonesia,” berhasil meraih dana hibah penelitian dari DIPI.

“DIPI ingin mengembangkan program hibah ini. Berbagai penelitian dan hibah multiyear yang berkelanjutan diharapkan dapat terus berjalan dan jumlahnya meningkat. Kita ketahui, terdapat berbagai tantangan untuk melaksanakannya. DIPI membutuh bantuan dari institusi agar dapat bersama meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian kita, DIPI siap membantu karena hingga saat ini upaya tersebut belum berhasil,” papar Dr. Teguh Rahardjo, pada kesempatan tersebut.

“Penelitian multiyear sudah ada yang berjalan dan memang butuh konsistensi untuk melanjutkan dan meningkatkan jumlahnya karena penelitian-penelitian diharapkan berjalan bekesinambungan, lalu akhirnya mengerucut menjadi produk/hasil yang dapat digunakan. Seharusnya tiap penelitian dan rangkaiannya dari awal hingga akhir memiliki arah yang jelas dengan tahapan yang jelas,” sambung Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB.

Melalui program pendanaan riset yang dikucurkan oleh DIPI, dua orang peneliti FKUI telah berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut dan menghasilkan sebuah penelitian. Selain Prof. Dr. dr. Retno Wahyuningsih, MS, SpParK, penelitian Dra. Beti Ernawati Dewi, PhD yang berjudul “UK-Indonesian Consortium to Identify Biomarkers Predictive of Dengue Disease Severity,” juga berhasil meraih pendanaan dari DIPI.

(Humas FKUI)