Dwirini Retno Gunarti Teliti Bekatul sebagai Sumber Tiamin

Tiamin atau yang lebih dikenal dengan sebutan Vitamin B1 adalah vitamin larut dalam air yang berperan penting pada proses metabolisme, terutama metabolisme karbohidrat. Keadaan kekurangan Tiamin akan mengakibatkan reaksi-reaksi mudah tersinggung, depresi, lemas, sulit berkonsentrasi, mual dan muntah. Selain itu, kekurangan Tiamin dapat juga menimbulkan masalah pada syaraf, metabolisme, sistem jantung, kinerja otak dan otot. Gejala kekurangan Tiamin sering terlihat pada pecandu alkohol karena alkohol menurunkan kemampuan menyerap Tiamin dari makanan.

Konsumsi sumber karbohidrat yang tinggi juga memerlukan asupan Tiamin yang banyak untuk proses metabolismenya. Tiamin juga dibutuhkan pada berbagai kelainan antara lain diabetes mellitus dan pemakai obat epilepsi dalam jangka waktu yang lama. Secara awal, gejala defisiensi Tiamin berupa radang saraf tepi yang ditandai dengan kesemutan.

Sumber Tiamin antara lain berasal dari nasi, gandum, kacang-kacangan dan telur. Indonesia merupakan negara produsen beras dan mengkonsumsi nasi yang berasal dari beras putih giling sebagai sumber karbohidratnya. Padahal beras putih giling miskin akan Tiamin sehingga menyebabkan defisiensi Tiamin, terutama beras putih giling yang telah mengalami beberapa kali penyosohan.

Hasil penyosohan beras biasa dikenal dengan dedak yang mengandung bekatul (rice bran). Bekatul biasanya digunakan sebagai makanan ternak atau lebih sering tidak terpakai lalu dibuang. Melihat hal tersebut, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, drg. Dwirini Retno Gunarti, MS, melakukan sebuah penelitian awal untuk memanfaatkan bekatul sebagai daya guna bahan sumber Tiamin alternatif. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biomolekuler, Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI dan Laboratorium Matrix Science Singapura.

Hasil penelitian kemudian disampaikan oleh Drg. Dwirini pada sidang promosi doktornya yang berlangsung hari Selasa (29/3) lalu di Ruang Senat Akademik Fakultas FKUI, Salemba, Jakarta. Disertasi berjudul “Analisis Protein Ikat Tiamin Bekatul dan Kacang Hijau sebagai Usaha Pengembangan Teknik Pengukuran Tiamin dalam Cairan Biologis” ini berhasil pertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS dengan anggota tim penguji dr. Alida Harahap, Ph.D; Dr. Herman Suryadi, M.Si (Fakultas Farmasi UI); dan Dr. rer. Nat. Chaidir, Apt (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).

Di akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK selaku ketua sidang, mengangkat drg. Dwirini Retno Gunarti, MS sebagai doktor dalam bidang Ilmu Biomedik FKUI. Promotor Prof. dr. Mohammad Sadikin, DSc dan ko promotor Prof. Dra. Rondang R. Soegianto, MSc, Ph.D (Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia) dan Prof. Dr. Ir. Witono Basuki, MSc (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dalam sambutannya berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penelitian awal terhadap analisis bekatul sebagai sumber Tiamin sehingga akan sangat bermanfaat bagi penelitian-penelitian selanjutnya. (Humas FKUI)