Dr. dr. Gurmeet Singh: Cukupi Kebutuhan Vitamin D dengan Bantuan Sinar Matahari, Makanan, dan Olah Raga

Salah satu upaya dalam menjaga kesehatan tubuh adalah memenuhi kebutuhan Vitamin D. Vitamin D merupakan salah satu zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh karena dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh. Vitamin D atau yang juga disebut calciferol terbagi menjadi dua, yaitu ergocalciferol (Vitamin D2) dan cholecalciferol (Vitamin D3). Kedua jenis vitamin tersebut merupakan bentuk alami yang dihasilkan oleh sinar ultraviolet-B (UVB) matahari.

Ketua Divisi Respirologi dan Penyakit Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI)— Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Gurmeet Singh, Sp.PD-KP, FINASIM., menjelaskan bahwa vitamin D memiliki banyak fungsi dalam tubuh, seperti menjaga kekuatan otot dan tulang, imunitas atau daya tahan tubuh, antioksidan, menjaga kesehatan jantung, menurunkan kejadian kencing manis atau diabetes, serta mencegah sel-sel kanker. Selain dari sinar matahari, sumber vitamin D dapat berasal dari makanan, seperti ikan (salmon, tuna, dan sarden), kuning telur, daging merah, sereal, dan susu (baik susu sapi maupun dari tanaman).

Dr. dr. Gurmeet Singh, Sp.PD-KP, FINASIM.

“Manusia harus menjaga kadar vitamin D dalam tubuh. Orang yang tidak dapat menoleransi atau mengkonsumsi makanan, seperti ikan, susu, dan telur seperti mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau mengikuti pola makan vegan, berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi,” ujar dr. Gurmeet dalam webinar yang bertajuk “Edukasi Awam: Manfaat Vitamin D Bagi Kesehatan Tubuh” yang diselenggarakan secara daring, pada 20 September 2023.

Lebih lanjut, dr. Gurmeet mengatakan bahwa terdapat kondisi seseorang yang berisiko tinggi mengalami kekurangan vitamin D, yaitu orang yang mengalami obesitas, orang dengan riwayat operasi lambung, dan pasien dengan penyakit inflammatory bowel disease (IBD). Jika seseorang mengalami kekurangan vitamin D secara berkepanjangan akan mengakibatkaan rakitis dan osteomalacia. Rakitis merupakan suatu kondisi tulang lunak dan kelainan bentuk tulang pada bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh kegagalan jaringan tulang mengeras. Sementara osteomalacia merupakan suatu kondisi tulang lemah dan lunak pada orang dewasa.

Umumnya, kadar vitamin D dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu defisiensi atau kekurangan vitamin D <12 ng/mL; potensi kekurangan vitamin D 12 ng/mL-20 ng/mL; normal 20 ng/mL-50 ng/mL; dan kelebihan vitamin D >50 ng/mL. Sementara kebutuhan vitamin D pada setiap orang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis kelamin, usia, kondisi kehamilan, dan kondisi menyusui.

“Jaga kadar vitamin D dan selalu mengecek kadar vitamin D dalam tubuh. Periksakan kadar vitamin D setiap enam bulan atau setahun sekali, namun pada kondisi-kondisi tertentu atau mengalami defisensi periksa kadar vitamin D setiap tiga bulan untuk memastikan apakah sudah mencapai kondisi normal atau belum. Pemeriksaan kadar vitamin D ini dapat dilakukan di laboratorium-laboratorium besar atau rumah sakit,” kata dr. Gurmeet.

Melalui webinar awam yang dimoderatori oleh dr. I Putu Eka Krisnha W, M.Biomed, SpPD-KP tersebut, dr. Gurmeet juga memberikan beberapa kiat yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari kekurangan vitamin D, yaitu konsumsi makanan kaya vitamin D, konsumsi suplemen vitamin D namun perlu pastikan terlebih dahulu kadar vitamin D dalam darah sebelum konsumsi suplemen, olahraga teratur (3 kali dalam seminggu), berjemur di bawah sinar matahari maksimal 10-15 menit di antara pukul 8-11 pagi, dan rutin cek kadar vitamin D dalam darah setiap 6 bulan.

(Humas FKUI)