Dosen FKUI Raih Penghargaan BPPT Innovation Award 2018

Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, SpOT(K), staf pengajar dan peneliti dari Departemen Orthopedi dan Traumatologi FKUI-RSCM menerima penghargaan BPPT Innovation Award 2018 pada Kategori Perorangan dalam Bidang Teknologi Kesehatan yang diberikan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penyerahan penghargaan dilakukan langsung oleh Kepala BPPT, Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc pada Kamis (2/8/2018) lalu di Auditorium BPPT, Jakarta Pusat.

Pada ajang BPPT Innovation Award 2018, dr. Ismail mengajukan karya inovasi teknologi kesehatan yang berjudul “Mesenchymal Stem Cells for Bone and Joint Restoration, Repair, Regeneration, and Replacement.

Karya tersebut memaparkan mengenai implantasi Sel Punca Mesenkimal (SPM) atau yang lebih dikenal dengan Mesenchymal Stem Cells (MSC) sebagai upaya restorasi, reparasi, regenerasi dan replacement penyakit tulang dan sendi.

Selama ini, ragam metode terapi konvensional pada patah tulang (fraktur) yang kompleks, gagal sambung atau adanya defek tulang yang memerlukan tindakan rekonstruksi, serta penggantian sendi lutut pada penyakit degeneratif seperti pengapuran sendi lutut, tidak sepenuhnya mampu menuntaskan masalah ortopedi tersebut. Untuk itu, diperlukan inovasi baru yang dapat memberikan manfaat lebih besar dengan biaya yang lebih terjangkau.

“Mesenchymal Stem Cells merupakan sebuah inovasi yang memunculkan harapan dan solusi masalah tersebut. MSC merupakan sel multi poten yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa macam sel, termasuk sel pembentuk tulang dan tulang rawan sendi,” terang dr. Ismail.

Untuk mendapatkan penyembuhan patah tulang kompleks dan penyakit degeneratif sendi tulang belakang perlu ditangani secara biologik dan mekanik. Pendekatan biologik ditangani dengan implantasi SPM. Sedangkan pendekatan mekanik adalah fiksasi atau stabilisasi tulang. Paten fiksasi pelvic C clamp modifikasi UI-RSCM dan fiksasi eksterna periartikuler, merupakan pendekatan mekanik patah tulang. Fiksasi pelvis modifikasi C-Clamp sistem UI-RSCM digunakan untuk mengatasi fraktur pelvis bagian posterior yang memiliki risiko pendarahan yang masif. Fiksasi inovasi ini dapat disesuaikan ukurannya sesuai besar badan pasien, pemasangan yang lebih mudah, stabil dan sangat ekonomis.

“Saya berharap karya ini dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan orthopedi dan traumatologi. Saya juga akan turut bangga bila kemudian para peneliti berikutnya mampu memperlihatkan kelemahan karya ini dan memberikan solusi lebih baik lagi,” papar dr. Ismail kemudian.

Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, SpOT(K) lahir di Jember pada tanggal 28 Januari 1969. Selain aktif sebagai staf pengajar dan peneliti di FKUI-RSCM, saat ini beliau juga menjabat sebagai Kepala UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM; Ketua Stem Cell and Tissue Engineering Research Center IMERI FKUI; Ketua Komite Sel Punca dan Rekayasa Jaringan Kementrian Kesehatan RI 2016-2020; Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) 2016-2019, dan Chairman of Indonesia Chapter AO Trauma Asia Pacific (AOTAP) 2018-2021.

Berbagai karya dan inovasi beliau telah banyak menuai berbagai penghargaan di antaranya Anugerah Karya Inovasi UI 2015 Bidang Inovasi, Wirausaha, dan Kekayaan Intelektual Bagi Dosen/Peneliti dan Mahasiswa Unversitas Indonesia 2015; Juara I Kategori Best Research Ristekdikti-Kalbe Science Awards (RKSA) tahun 2016; Inovator untuk 20 Karya Unggulan Iptek Anak Bangsa 108 karya inovasi Paling Prospektif Indonesia tahun 2016 dari Kemenristekdikti RI; serta Anugerah Indonesia Innovation and Enterpreneurship Exhibition (IIEE) 2016 kategori Inovasi dari Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia.

BPPT Innovation Award 2018 merupakan ajang apresiasi dan komitmen dari BPPT, untuk memberikan penghargaan tertinggi secara berkelanjutan kepada insan, instansi atau perusahaan, yang mampu berprestasi melalui upaya inovasi dalam karya nyata teknologi, menghasilkan produk baru hasil inovasi teknologi, dan berdampak signifikan bagi industri dengan tujuan menjadi pendorong dan motivasi bagi pihak-pihak yang terkait pada inovasi dan penerapan teknologi tersebut.

“BPPT Innovation Award diberikan untuk 2 kategori, yaitu  kategori perorangan dan kategori instansi/perusahaan. Penentuan calon penerima BPPT Innovation Award dilakukan melalui seleksi yang cukup ketat.  Disamping harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, juga harus melalui beberapa tahapan penilaian dari Dewan Juri yang bersifat independen, kredibel dan kompeten, berasal dari kalangan akademisi dan praktisi,” tutur Kepala BPPT, dikutip dari bppt.go.id, Kamis 2 Agustus 2018.

(Humas FKUI)