Gangguan Kepribadian Ambang (GKA) adalah kondisi gangguan jiwa yang berdampak signifikan pada kehidupan sosial penderitanya. Ciri utama dari gangguan ini meliputi perasaan hampa, emosi yang tidak stabil, serta perilaku menyakiti diri sendiri. Sekitar 75% pasien GKA pernah melakukan percobaan bunuh diri. Keadaan ini menunjukkan betapa seriusnya dampak gangguan ini terhadap kualitas hidup seseorang.
Psikoterapi psikodinamik telah terbukti efektif dalam membantu pasien GKA. Terapi ini membantu pasien memahami diri mereka dan orang lain dengan lebih baik, sehingga dapat memperbaiki fungsi sosial mereka. Namun, proses terapi ini tidak mudah dan memerlukan keterampilan khusus yang seringkali sulit dipelajari oleh peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PPDS-KJ).
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga merupakan peserta pada Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI, dr. Petrin Redayani Lukman, Sp.KJ, Subsp. P.K. (K), M.Pd.Ked., melakukan penelitian disertasi berjudul “Pengembangan dan Efektivitas Modul Pendidikan Psikoterapi Psikodinamik untuk Kasus Gangguan Kepribadian Ambang bagi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Indonesia”. Hasil akhir dari penelitian tersebut adalah sebuah modul pendidikan psikoterapi psikodinamik yang dirancang khusus untuk menangani pasien dengan gangguan kepribadian ambang.
“Banyak peserta PPDS-KJ yang kesulitan dalam menangani pasien GKA karena belum adanya panduan pengajaran yang terstruktur terkait terapi ini di Indonesia. Harapannya modul ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan para dokter spesialis kedokteran jiwa dalam menangani kasus-kasus GKA yang selama ini sering menjadi tantangan besar,” ungkap dr. Petrin.
Modul yang dikembangkan oleh dr. Petrin berjudul Modul Pendidikan Psikoterapi Psikodinamik untuk Gangguan Kepribadian Ambang atau PP-GKA, dirancang berdasarkan tinjauan literatur, diskusi dengan para ahli, dan divalidasi melalui uji efektivitas. Modul disusun sebagai sebuah pelatihan online dengan durasi 3 bulan dan memiliki tiga buah topik utama yaitu, gangguan kepribadian ambang, prinsip dasar pelaksanaan psikoterapi psikodinamik, dan praktik psikoterapi psikodinamik pada pasien gangguan kepribadian ambang. Modul ini juga dilengkapi dengan dua instrumen penilaian baru yang inovatif, yakni rubrik penilaian formulasi psikodinamik, dan rubrik penilaian praktik psikoterapi psikodinamik untuk kasus GKA. Kedua instrumen tersebut bertujuan untuk menilai kemampuan peserta PPDS-KJ dalam melakukan terapi.
Penelitian melibatkan 33 peserta PPDS-KJ dari berbagai institusi di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang mengikuti pelatihan dengan Modul PP-GKA mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan melakukan psikoterapi psikodinamik, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
“Modul PP-GKA ini tidak hanya memberikan wawasan baru tetapi juga membantu peserta mengatasi tantangan dalam praktik terapi,” jelas dr. Petrin yang merupakan staf pengajar pada Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI.
Keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan psikiatri di Indonesia, khususnya dalam bidang psikoterapi. Implementasi modul ini di seluruh institusi pendidikan PPDS-KJ akan menghasilkan dokter spesialis yang lebih kompeten dalam menangani kasus GKA, serta memberikan harapan baru bagi pasien dengan gangguan kepribadian ambang.
Penelitian tersebut berhasil mengantarkan dr. Petrin meraih gelar Doktor dari Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI dalam sidang terbuka yang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH, pada tanggal 13 Agustus 2024 di Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI FKUI, Jakarta. Dokter Petrin dengan lugas menjawab berbagai pertanyaan dan sanggahan dari tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD, Subsp. P.T.I. (K), dengan anggota tim penguji Dr. dr. Aria Kekalih, M.T.I dan dua penguji tamu yaitu, Prof. Dr. dr. Tuti Wahmurti A.S., Sp.KJ, Subsp. B.P. (K) dari Universitas Padjajaran, dan Dr. dr. Limas Sutanto, Sp.KJ, Subsp. P.K. (K), M.Pd dari Universitas Negeri Malang.
Bertindak sebagai promotor pada sidang promosi doktor kali ini adalah Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ, Subsp. A.R. (K) dengan ko-promotor Prof. dr. Diantha Soemantri, M.Med.Ed., PhD, dan Prof. Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi, Sp.D.V.E., Subsp. D.T.
Promotor Prof. Tjhin Wiguna dalam sambutannya menyampaikan, “Saya sampaikan penghargaan sebesar-besarnya untuk Doktor Petrin karena sudah berhasil menyelesaikan penelitian disertasinya. Penelitian ini menunjukkan besarnya perhatian dan kepedulian dr. Petrin terhadap kemajuan pendidikan, pelayanan, serta penelitian di bidang psikoterapi kedokteran melalui modul pendidikan yang terstruktur, dinamis, dan terukur baik secara akademik maupun kompetensi keprofesiannya,” tutur Prof. Tjhin Wiguna.
(Humas FKUI)