Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh peserta Program Doktor Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Febriyeni, S.Si.T., M.Biomed, telah berhasil menemukan terobosan penting dalam bidang diagnostik endometriosis. Endometriosis, sebuah kondisi di mana jaringan yang menyerupai endometrium tumbuh di luar rahim, telah menjadi fokus utama penelitian medis karena dampaknya yang signifikan pada kesehatan reproduksi wanita.
Penelitian disertasi yang dilakukan oleh Febriyeni, berfokus pada penggunaan darah menstruasi sebagai sumber DNA dan RNA untuk identifikasi biomarker endometriosis. Langkah ini dianggap sebagai alternatif yang lebih non-invasif, efisien secara biaya, dan efektif dalam waktu dibandingkan dengan prosedur diagnostik konvensional yang bersifat invasif dan mahal.
Studi tersebut melibatkan 40 subjek yang terbagi menjadi dua kelompok wanita berusia 20-45 tahun dengan siklus menstruasi 25-30 hari. Kelompok kasus meliputi partisipan yang didiagnosis endometriosis melalui USG dan memerlukan biopsi sesuai dengan keputusan tim dokter spesialis kandungan, serta belum menerima pengobatan apapun. Sedangkan kelompok kontrol meliputi pasien tanpa gejala dengan infertilitas yang menjalani pengambilan sampel endometrium. Sampel darah menstruasi diambil dengan menggunakan pembalut kertas saring pada hari kedua atau ketiga menstruasi.
“Kami memeriksa ekspresi mRNA dan metilasi DNA dari gen pro-inflamasi pada sampel darah menstruasi untuk melihat potensi biomarker terkait endometriosis. Sampel diambil dari kelompok pasien yang sudah terdiagnosis endometriosis dan kelompok pasien tanpa gejala dengan infertilitas menggunakan pembalut kertas saring. Hasilnya menunjukkan bahwa ekspresi mRNA TNF-α dan CXCL16 lebih tinggi pada darah menstruasi pasien endometriosis, menunjukkan adanya inflamasi yang terkait dengan kondisi tersebut”, tutur Febriyeni.
Temuan ini menjanjikan dalam pengembangan diagnostik non-invasif yang lebih sederhana, efektif, dan efisien untuk endometriosis. Febriyeni mengusulkan bahwa ekspresi mRNA gen TNF-α dan CXCL16 dapat digunakan sebagai biomarker untuk pengembangan alat diagnostik non-invasif lebih lanjut. Dengan penelitian ini, diharapkan akan tercipta terobosan penting dalam diagnosis dan penatalaksanaan endometriosis, meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan reproduksi wanita secara keseluruhan. Namun, beliau juga menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dengan melibatkan kelompok pasien yang lebih besar untuk memvalidasi temuan ini secara lebih komprehensif.
Febriyeni berhasil mempertahankan penelitian disertasinya yang berjudul “Analisis Ekspresi mRNA dan Metilasi DNA Promoter Gen TNF-α, Sitokin CXCL16 dan P53 pada Darah Menstruasi Penderita Endometriosis dengan Nyeri dan Nir-Endometriosis” pada sidang terbuka promosi doktor yang berlangsung di Ruang Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI-FKUI, Jakarta, tanggal 14 Mei 2024. Febriyeni berhasil menjawab berbagai pertanyaan dan sanggahan dari tim penguji yang diketuai oleh Dwi Ari Pujianto, S.Si, M.Biomed, Ph.D, dan anggota tim penguji yaitu, Prof. Dr. dr. R. Muharam, SpOG (K), MPH; Dr. drs. Heri Wibowo, M.S; dan penguji luar dari Universitas Airlangga, Prof. Dr. dr. Hendy Hendarto, Sp.OG(K).
Sidang promosi doktor diketuai oleh Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dan bertindak selaku promotor pada sidang promosi doktor kali ini adalah Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, S.p.OG (K), M.P.H dengan ko-promotor Prof. Dr. rer, nat. Dra. Asmarinah, M.S dan Prof. Togas Tulandi, MD, MHCM Guru Besar Obstetri dan Ginekologi dari Mcgill University, Kanada.
Prof Andon sebagai promotor melalui sambutannya menyampaikan, “Doktor Febriyeni menghadirkan temuan baru yang sangat berharga dalam ilmu biomedik dan akan memberikan kontribusi yang bermakna, tidak hanya mengenai mekanisme biologis tetapi sekaligus menemukan marka diagnostik baru non invasif pada endometriosis, dan sekaligus memperoleh paten pada penggunaan kertas saring sebagai pengumpul DNA dan RNA dari darah haid. Sekali lagi saya sampaikan apresiasi dan selamat kepada Saudari atas kerja keras dan ketekunannya dalam menyelesaikan disertasi ini.”
(Humas FKUI)