Doktor FKUI Temukan Potensi Alga Untuk Cegah Kerusakan Jantung Akibat Paparan Asap Rokok

Merokok merupakan penyebab utama berbagai penyakit yang seharusnya dapat dicegah, seperti stroke dan penyakit jantung. Menurut data badan kesehatan dunia WHO, lebih dari 8 juta orang meninggal setiap tahun akibat rokok, dan lebih dari 1,2 juta kematian terjadi pada perokok pasif. Di Indonesia, 85% rumah tangga terpapar asap rokok, meningkatkan risiko penyakit jantung bahkan bagi yang tidak merokok. Tingginya angka jumlah perokok pasif yang mencapai 78,4% pada tahun 2023, menambah urgensi untuk segera mencari langkah preventif.

Penelitian terbaru oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed., Sp.KKLP., peserta Program Doktor Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), mengkaji potensi Spirulina platensis atau alga hijau-biru dalam mencegah kerusakan jantung yang disebabkan oleh asap rokok. Spirulina platensis, alga air tawar kaya antioksidan seperti C-phycocyanin, karotenoid, dan genistein, dipilih karena potensinya dalam memperbaiki sel yang rusak akibat paparan asap rokok.

“Asap rokok mengandung zat berbahaya yang dapat merusak sel jantung dan menyebabkan penuaan dini. Spirulina platensis menunjukkan potensi besar sebagai agen pelindung terhadap kerusakan ini,” ungkap dr. Tiwuk

Penelitian ini menggunakan model tikus jantan yang dipaparkan asap rokok lalu dianalisis dengan metode bioinformatika dan pengamatan histologi. Spirulina diberikan dengan dosis 750 mg/kg berat badan sekali sehari selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Spirulina platensis memperbaiki morfologi jantung, menurunkan inflamasi, serta mengurangi stres oksidatif. Kandungan Spirulina juga membantu sel jantung kembali ke siklus normal dan mencegah penuaan dini dengan menghambat jalur p16, memicu autofagi, dan mencegah apoptosis.

Lebih rinci, penelitian ini menemukan bahwa Spirulina menurunkan kadar penanda inflamasi TNFα, menurunkan stres oksidatif seperti 8-OHdG dan MDA, serta meningkatkan kadar antioksidan endogen seperti GSH. Spirulina juga meningkatkan aktivitas CDK2, yang membantu sel kembali ke siklus sel, serta menurunkan aktivitas enzim SA-β-Gal yang terkait dengan penuaan dini. Selain itu, Spirulina memicu autofagi melalui jalur LC3 dan mencegah apoptosis dengan menurunkan aktivitas Caspase3.

Hasil penelitian ini memberikan harapan baru dalam penatalaksanaan penyakit jantung akibat paparan asap rokok, terutama bagi perokok pasif. Dengan bukti bahwa Spirulina platensis dapat melindungi jantung dari kerusakan akibat asap rokok, tanaman ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk terapi preventif jangka panjang. Penelitian ini juga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan terapi berbasis herbal untuk penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dr. Tiwuk menambahkan, “Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan terapi herbal yang aman dan efektif, serta memberikan wawasan baru dalam pencegahan dan pengobatan penyakit jantung akibat paparan asap rokok.”

Adanya potensi besar dari Spirulina platensis, langkah preventif yang melibatkan bahan herbal ini dapat mengurangi beban kesehatan dan ekonomi akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok dan memberikan perlindungan tambahan bagi jutaan perokok pasif di Indonesia.

Dokter Tiwuk berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Analisis Efek Spirulina platensis Terhadap Premature Senescence Pada Jantung Tikus Jantan Yang Dipaparkan Asap Rokok” dalam sidang terbuka promosi doktor di Ruang Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI-FKUI, Jakarta, pada 15 Juli 2024. Dokter Tiwuk berhasil menjawab sanggahan dan pertanyaan dari tim penguji yang diketuai oleh Prof. dr. Wawaimuli Arozal, M.Biomed., PhD, dengan anggota yang terdiri dari  Prof. Dr. Drs. Kusmardi, MS; Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS. dan penguji tamu yaitu Dr. Firdayani, M.Farm.

Sidang ini dipimpin oleh Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, dengan promotor Prof. Dr. dr. Ani Retno Prijanti, MS., serta kopromotor Dr. dr. Novi Silvia Hardiany, M.Biomed., dan Dr. Fadilah, S.Si., M.Si.

 

Promotor Prof. Ani Retno mengatakan, “Puji syukur pada hari ini, Dr. Tiwuk dapat mempertahankan hasil penelitian disertasinya dengan baik. Dari penelitian ini, terbukti bahwa spirulina secara utuh lebih bagus dibandingkan fikosianin kandungan tertinggi. Selain itu, juga dilakukan perbandingan dengan vitamin C, yang mana berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Vitamin C memiliki peran menghambat kematian sel akibat paparan dari asap rokok. Penelitian ini membuktikan bahwa spirulina memiliki sifat senostatik (menghambat kematian sel) dan bukan senolitik, serta dapat mengembalikan sel ke siklusnya kembali. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melindungi orang-orang yang terpapar asap rokok, dan akan lebih baik apabila dilanjutkan untuk diteliti pada manusia,” ujar Prof. Ani Retno.

(Humas FKUI)

Mulai chat
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo 👋
Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Waktu Operasional
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional akan direspon pada hari kerja berikutnya.