Doktor FKUI Teliti Potensi Peptida pada Teripang untuk Mengatasi Defisiensi Zinc pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

Peserta Program Doktor Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Gita Syahputra, S.Si, M.Si, mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Suplementasi Zinc Peptida Kolagen Holothuria scabra untuk Perbaikan Absorpsi Zinc pada Usus Anak Tikus dari Induk Defisiensi Zinc”, dalam sidang terbuka promosi doktor tanggal 30 April 2024 di IMERI FKUI, Jakarta. Penelitian topik tersebut dilatarbelakangi oleh pentingnya pengembangan suplemen zinc saat ini mengingat kekurangan mineral zinc masih menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan pada anak akibat kurangnya asupan pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK). Kondisi ini berdampak pada gangguan perkembangan janin dan gangguan pertumbuhan fisik serta kognitif pada anak, sehingga asupan nutrisi perlu dimaksimalkan.

Gita Syahputra yang merupakan peneliti pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini menyatakan bahwa suplemen zinc yang beredar di pasaran saat ini masih perlu pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan daya serap suplemen dan mengurangi efek samping, seperti reaksi mual muntah dan iritasi pencernaan. Maka dari itu, dikembangkanlah suplemen zinc generasi ketiga yang mengikatkan zinc pada suatu molekul, seperti peptida.

Gita menyatakan bahwa teripang (Holothuria scabra), sebagai salah satu produk laut, mengandung peptida yang penting. Ia menjelaskan bahwa zinc yang terikat pada peptida ini memiliki tingkat penyerapan yang lebih baik dibandingkan dengan suplemen zinc generasi sebelumnya. Hal ini lah yang menjadi inspirasi bagi penelitian yang dilakukannya. Gita berharap bahwa peptida yang diperoleh dari teripang pasir dapat digunakan sebagai alternatif pengikat zinc untuk mengatasi kekurangan zinc dan menjaga kesehatan.

Gita juga mencatat bahwa teripang telah berhasil dibudidayakan di beberapa lokasi seperti Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Gondol, Bali. Pengembangan produk dari teripang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari komoditas ini sehingga dapat dipasarkan sebagai bahan suplemen yang berkualitas.

Penelitian Gita dilakukan dengan kombinasi komputasi dan eksperimental di laboratorium untuk meningkatkan kualitas data yang dikumpulkan. “Komputasi dimanfaatkan dalam upaya menemukan protein target yang berperan dalam mengatasi kekurangan zinc melalui terapi tertarget menggunakan peptida yang terikat pada zinc. Penelitian dengan komputasi juga bertujuan untuk melakukan simulasi kandidat suplemen agar sesuai dengan keadaan tubuh, sehingga dapat diprediksi bagaimana interaksi mereka dengan protein target dan peptida pengikat zinc yang sesuai dengan kondisi tubuh,” jelas Gita.

Hasil komputasi yang dilakukan menunjukkan bahwa gen SLC39A2/ZIP2 dan SLC39A4/ZIP4 merupakan protein target yang ditemukan pada membran usus dan paling berperan dalam kekurangan zinc. Sedangkan dari penelitian eksperimental di laboratorium, ditemukan enam buah peptida pengikat zinc dari teripang Holothuria scabra yang berhasil dikarakterisasi. Seluruh peptida tersebut kemudian dipatenkan dan dievaluasi pada model hewan coba defisiensi zinc pada anak tikus yang diperoleh dari induk dengan kekurangan zinc, sehingga model ini serupa dengan kondisi 1000 HPK pada manusia.

Uji coba dilakukan dengan melakukan pemberian peptida pengikat zinc tersebut dengan dosis 4 dan 40 mg/kgBB dibandingkan dengan ZnSO4, yang merupakan sediaan umum di pasaran saat ini. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peptida pengikat zinc dari teripang ini dua kali lebih baik dibandingkan ZnSO4 dalam meningkatkan kadar zinc anak tikus yang kekurangan zinc. Peptida ini juga tidak mengganggu penyerapan zat penting lainnya, seperti zat besi, serta cenderung mengembalikan berat badan anak tikus dengan kekurangan zinc.

Gita Syahputra mendapatkan gelar Doktor dengan predikat summa cum laude setelah berhasil mempertahankan disertasinya dengan menjawab pertanyaan dan sanggahan dari tim penguji yang diketuai oleh Dr. Dra. Puspita Eka Wuyung, M.S dengan anggota penguji yang terdiri dari Prof. dr. Badriul Hegar Syarif, Sp.A(K), Ph.D; Prof. Dr. dr. Ani Retno Prijanti, M.Biomed; dan penguji tamu Prof. Dr.apt. Ni Made Dwi Sandhiutami, S.Si, M.Kes dari Universitas Pancasila.

Sidang promosi ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dan bertindak sebagai promotor pada sidang promosi doktor ini yaitu Prof. Dr. Melva Louisa, S.Si, M.Biomed dengan ko-promotor Dr. Fadilah, S.Si, M.Si dan Prof. Dr. Masteria Yunovilsa Putra.

Melalui sambutannya, Prof. Melva sebagai promotor menyampaikan, “Selamat kepada Doktor Gita karena atas kegigihannya dapat menyelesaikan riset disertasi yang sangat komprehensif ini. Kami berharap temuan ini dapat menjadi dasar pengembangan peptida pengikat zinc, menjadi produk unggulan untuk suplementasi zinc pada anak dengan kekurangan zinc. Semoga penelitian ini juga dapat mendorong riset-riset lainnya yang terkait inovasi pemanfaatan sumber daya laut di Indonesia,” kata Prof Melva.

(Humas FKUI)