Doktor FKUI Teliti Faktor Prognosis Potensial untuk Tumor Ganas Otak Glioblastoma Multiforme

Glioblastoma multiforme (GBM) merupakan salah satu tumor ganas pada otak yang bersifat sangat agresif. Kerusakan untai DNA spontan dianggap berhubungan dengan perkembangan sel kanker GBM. Pasien dengan tumor ganas ini cenderung memiliki angka harapan hidup yang rendah meskipun telah diberikan terapi standar yang optimal.

Saat ini, terdapat beberapa penanda molekuler yang dianggap berpengaruh terhadap hasil terapi dan faktor prognosis GBM (faktor yang dapat memperkirakan angka harapan hidup). Penanda molekuler tersebut, yaitu metilasi MGMT (O6-methylguanine-DNA- methyltransferase), mutasi IDH (isocitrate dehydrogenase), dan amplifikasi EGFR (epidermal growth factor receptor). Akan tetapi penanda molekuler ini belum memberikan manfaat maksimal terhadap terapi maupun prognosis pada pasien GBM.

Studi menunjukkan microRNA (miRNA-328) dan γ-H2AX berhubungan dengan diagnosis, respon terapi, dan angka harapan hidup pada beberapa jenis kanker. miRNA-328 adalah salah satu jenis RNA yang berperan penting dalam berbagai proses seluler, termasuk kanker. Sedangkan γ-H2AX merupakan jenis protein dan termasuk penanda yang sensitif jika terdapat kerusakan untai ganda DNA dimana aktivitas γ-H2AX ini dapat dipengaruhi oleh miRNA-328.

Hal inilah yang kemudian mendorong minat dr. Christine Tiarma Ully Banjarnahor, Sp.Onk.Rad(K), peserta Program Doktor Ilmu Biomedik FKUI untuk melakukan penelitian dengan menganalisis hubungan antara miRNA-328 dengan γ-H2AX dan pengaruhnya terhadap faktor klinis serta kesintasan pada pasien GBM. Dengan demikian, peneliti berharap menemukan parameter molekuler baru yang dapat digunakan dalam praktik klinik sebagai faktor prognosis potensial pada GBM.

Penelitian ini merupakan studi observasional dengan sampel jaringan berasal dari hasil biopsi dan/atau operasi pada pasien dengan GBM dan studi eksperimental in vitro pada cell line (galur sel) GBM.

Hasil penelitian didapatkan kadar miRNA-328 yang rendah ditemukan pada GBM berhubungan dengan kadar γ-H2AX yang tinggi serta angka harapan hidup yang rendah. Analisis pada γ-H2AX menunjukkan adanya hubungan antara kadar γ-H2AX yang tinggi dengan angka harapan hidup yang rendah pada GBM. Hasil ini membuktikan bahwa miRNA-328 berpengaruh terhadap kerusakan untai ganda DNA dan angka harapan hidup pada GBM. Kerusakan untai ganda DNA ini pun berkaitan dengan ukuran tumor GBM, semakin tinggi kerusakan untai ganda DNA, ukuran tumor GBM semakin besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa miRNA-328 dan γ-H2AX memiliki potensi untuk digunakan sebagai parameter molekuler dalam praktik klinis rutin dan juga untuk mengetahui prognosis pasien GBM.

Pemaparan hasil penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Christine Tiarma Ully Banjarnahor, Sp.Onk.Rad(K) dalam sidang promosi doktornya pada hari Selasa, 4 Juli 2023 di Ruang Auditorium Lt.3, Gedung IMERI, FKUI Salemba.

Disertasi berjudul “MicroRNA-328 dan γ-H2AX sebagai Faktor Prognostik Potensial serta Perannya terhadap Kemampuan Bertahan Hidup Sel Glioblastoma Multiforme melalui Inhibisi Apoptosis” tersebut berhasil dipertahankan dr. Christine dihadapan tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Renindra Ananda Aman, SpBS(K), dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. R. Susworo, Sp.Onk.Rad(K); Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM; dan penguji tamu dari Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD.

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengangkat dr. Christine Tiarma Ully Banjarnahor, Sp.Onk.Rad(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI dengan IPK 3.96.

Melalui sambutannya, promotor Prof. dr. Mohamad Sadikin, D.Sc, beserta kopromotor Dr. dr. Novi Silvia Hardiany, M. Biomed dan Prof. Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepramono, SpBS(K), PhD menyatakan hasil penelitian ini sangat berguna sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Kedua parameter molekuler dalam penelitian ini (miRNA-328 dan  γ-H2AX) tidak hanya dapat digunakan sebagai faktor prediktor dan faktor prognosis namun juga untuk pengembangan penelitian lanjutan sebagai target terapi pada pasien GBM sehingga dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien GBM.

(Humas FKUI)