Doktor FKUI Kembangkan Aplikasi Berbasis Android untuk Cegah Anemia pada Remaja Putri

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih signifikan terjadi pada remaja putri sampai saat ini. Asupan makanan rendah kandungan zat besi, baik hewani maupun nabati, serta kurangnya makanan tinggi zat besi menjadi penyebab utama anemia. Di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai program untuk mengurangi anemia pada remaja putri, yang didasarkan pada suplementasi dan fortifikasi.

Remaja, merupakan sasaran penting untuk diberikan edukasi gizi karena kebiasaan makan pada remaja akan berlanjut hingga dewasa. Sebuah penelitian menyatakan bahwa kurangnya zat besi akan berdampak pada fungsi kognitif pada remaja. Remaja dengan status anemia gizi besi mempunyai prestasi akademik yang lebih rendah dengan remaja yang memiliki status besi normal. Dampak dari kekurangan zat gizi pada remaja putri sangat buruk, mengingat dampak yang diterima akan berpengaruh di masa depan mereka.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengembangkan modul untuk pencegahan anemia yang digunakan sebagai pedoman kesehatan dalam mendidik remaja putri. Tidak hanya itu, untuk mencegah anemia juga dibuatkan kartu pengawasan (monitoring) yang berisi informasi terkait suplementasi zat besi sebagai alat edukasi yang disebarluaskan ke remaja putri. Namun, prevalensi anemia di kalangan remaja putri masih tetap tinggi, sehingga diperlukan alternatif lain untuk mengurangi anemia pada remaja putri.

Melihat prevalensi anemia yang belum berkurang, maka diperlukan metode alternatif baru yang dapat menanggulangi angka kejadian anemia pada remaja putri. Ratri Ciptaningtyas, SKM, MHS, dari Program Studi Doktor Ilmu Gizi FKUI mencoba mengembangkan sebuah aplikasi berbasis Android untuk memberikan edukasi terkait anemia kepada remaja putri yang diberi nama “Remaja Putri Anti Anemia”. Pemilihan penggunaan aplikasi tersebut berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi RI yang menyebutkan bahwa 30 juta remaja adalah pengguna internet, dengan komposisi 69% menggunakan laptop atau andorid dan 52% menggunakan ponsel.

Aplikasi “Remaja Putri Anti Anemia” memiliki prinsip bahwa remaja putri yang menggunakan aplikasi ini akan mengalami paparan edu-entertainment, seperti membaca komik, memantau jurnal makanan mereka, asupan suplemen, mengkonsumsi makanan ringan dan mencoba resep makanan yang disediakan dalam aplikasi. Sehingga dengan menggunakan aplikasi tersebut, mereka dapat mempertahankan perubahan makanan dan asupan gizi untuk mencegah anemia.

Dalam pengembangan aplikasi tersebut, terdapat lima fase utama yang digunakan oleh peneliti, yaitu penelitian formatif, materi pengembangan, pra-intervensi, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap evaluasi ini termasuk pasca-intervensi dan fase tindak lanjut. Sebagai simpulan, aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai alat pendidikan gizi untuk mencegah anemia pada remaja putri.

Pemaparan hasil penemuan instrumen tersebut dipresentasikan dengan baik oleh Ratri Ciptaningtyas, SKM, MHS pada sidang disertasi doktoralnya, Jumat (11/1/2019) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI FKUI, Salemba. Disertasi berjudul “Efektivitas Aplikasi Android Dibandingkan Modul Cetak untuk Pencegahan Anemia melalui Peningkatan Konsumsi Makanan dan Zat Gizi pada Remaja Putri Sekolah Menengah Pertamaberhasil dipertahankan di hadapan tim penguji.

Bertindak selaku ketua tim penguji adalah dr. Rina Agustina, MSc, PhD dengan anggota tim penguji Dr. dr. Aria Kekalih, MTI; Prof. Dr. Siti Madanijah, MS (Institut Pertanian Bogor); Dr. Risatianti Kolopaking, Psi, M.Si (UIN Syarif Hidayatullah); dan Hafiz Aziz Ahmad, S.Sn, M.Ds, PhD (Institut Teknologi Bandung).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KEGH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat Ratri Ciptaningtyas, SKM, MHS sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Gizi di FKUI. Promotor Prof. dr. Djajadiman Gatot, SpA(K) dan ko promotor Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc berharap hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para remaja putri di Indonesia untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan dalam mengetahui status kesehatannya terutama terkait anemia dan status zat besi melalui perangkat android mereka.

Humas FKUI