Dokter FKUI Ciptakan Modul Pelatihan Konseling Intensif Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu program pemerintah dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut Pearl Index, metode KB yang disarankan adalah KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) karena memiliki efektivitas tinggi dengan angka kegagalan 1 per 100.000 wanita usia subur dalam satu tahun penggunaan.

Pengetahuan masyarakat/ibu/calon akseptor tentang KB biasanya didapat dari informasi yang dibaca, penyuluhan, dan konseling. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan, pengetahuan masyarakat/ibu/calon akseptor banyak dipengaruhi oleh pandangan keluarga dan masyarakat lainnya. Berbagai rumor yang tidak tepat tentang KB MKJP yang selama ini beredar seringkali menghambat calon akseptor untuk mendapat informasi yang tepat. Ketidaktepatan informasi tersebut diharapkan dapat diluruskan dalam sesi konseling KB bersama tenaga kesehatan.

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa konseling yang baik tidak hanya dapat meningkatkan keberhasilan KB dan membuat calon akseptor menggunakan kontrasepsi dalam jangka waktu yang lebih lama tetapi juga mencerminkan baiknya kualitas pelayanan yang diberikan.

Dari kurikulum pendidikan dan pelatihan-pelatihan KB yang telah ada, waktu pemberian materi konseling hanya diberikan sebesar 4% dari waktu keseluruhan. Selebihnya adalah pelatihan untuk meningkatkan keterampilan klinis tenaga kesehatan dalam melakukan pemasangan dan pelepasan alat KB, sehingga kompetensi tenaga kesehatan dalam melakukan konseling harus lebih ditingkatkan.

Kondisi tersebut menggerakan dr. Arietta R.D. Pusponegoro, SpOG(K), staf pengajar dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM untuk melakukan sebuah penelitian yang dapat menghasilkan suatu modul pelatihan konseling guna meningkatkan kompetensi keterampilan konseling tenaga kesehatan dalam meningkatkan kesertaan akseptor KB MKJP.

Penelitian terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama merupakan pembuatan dan uji coba modul pelatihan dengan judul ‘Pelatihan Konseling Intensif KB MKJP’ yang dirumuskan berdasarkan diskusi kelompok dan wawancara mendalam kepada tenaga kesehatan dan calon akseptor. Diskusi bersama pakar modul dan pakar konseling hingga tersusun modul penelitian yang terdiri dari Buku Acuan, Buku Pegangan Pelatih, Buku Panduan Peserta dan alat bantu lembar balik (Flipchart).

Tahap kedua dilakukan pelatihan konseling intensif KB MKJP dan penilaian kompetensi keterampilan konseling intensif KB MKJP tenaga kesehatan.

Tahap ketiga, tenaga kesehatan melakukan konseling intensif KB MKJP kepada calon akseptor dan penilaian skor minat penggunaan KB MKJP pada calon akseptor. Hal ini untuk mengetahui apakah dengan pemberian pelatihan khusus konseling KB MKJP dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tenaga kesehatan dalam melakukan konseling intensif KB MKJP pada pasien/calon akseptor penggunaan KB MKJP, kemudian dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan lainnya dan memberikan konseling.

Penelitian ini menemukan bahwa pelatihan khusus konseling intensif KB MKJP selama dua hari dan fokus kepada komunikasi, konseling, simulasi dan praktik dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kompetensi keterampilan konseling tenaga kesehatan. Kompetensi keterampilan konseling intensif KB MKJP tenaga kesehatan yang diberikan pelatihan konseling intensif KB MKJP mampu meningkatkan minat calon akseptor terhadap penggunaan KB MKJP. Secara statistik, minat calon akseptor untuk menggunakan KB MKJP yang mendapatkan konseling intensif KB MKJP lebih tinggi dibandingkan dengan minat calon akseptor untuk menggunakan KB MKJP yang mendapatkan konseling KB lainnya.

Pemaparan hasil penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Arietta R.D. Pusponegoro, SpOG(K) pada sidang promosi doktoralnya, Rabu (3/7/2019) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Pengaruh Pelatihan Konseling Intensif Tenaga Kesehatan terhadap Kesertaan Calon Akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji.

Bertindak selaku ketua tim penguji adalah Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Soegiharto Soebijanto, SpOG(K); Dr. dr. Joedo Prihartono, MPH; Dr. dr. J.M. Seno Adjie, SpOG(K); dan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed, PhD, SpOG(K)  (Universitas Gadjah Mada).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. Arietta R.D. Pusponegoro, SpOG(K) sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Melalui sambutannya, promotor Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) dan ko-promotor Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI) berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat terhadap peningkatan keterampilan konseling tenaga kesehatan dalam melakukan konseling KB terutama dalam pemilihan MKJP.

(Humas FKUI)