Infertilitas menjadi masalah yang semakin mendesak di seluruh dunia. Menurut laporan WHO pada tahun 2012, sekitar 50-80 juta pasangan mengalami infertilitas. Di negara berkembang, prevalensinya lebih tinggi mencapai 30%, dibandingkan dengan 5-8% di negara maju. Di Indonesia, angka prevalensi infertilitas berkisar antara 15-25%, dengan sekitar 40% kasus disebabkan oleh faktor laki-laki atau infertilitas pria. Tingginya angka ini mendorong kebutuhan yang lebih besar akan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB).
Salah satu metode TRB yang populer adalah kriopreservasi spermatozoa, teknik pembekuan sperma dalam nitrogen cair pada suhu -196°C untuk jangka panjang. Metode ini sangat penting bagi laki-laki dengan kondisi kesehatan seperti kanker yang memerlukan kemo atau radioterapi, gangguan sistemik, vasektomi, atau azoospermia yang memerlukan operasi pengambilan sperma. Meskipun efektif, kriopreservasi dapat menyebabkan perubahan struktural, fungsional, dan molekuler pada sperma serta meningkatkan stres oksidatif, sehingga penggunaan krioprotektan yang tepat sangat penting.
Saat ini, krioprotektan komersial terbaik di pasaran adalah Kitazato, tetapi produk ini memiliki keterbatasan seperti harga yang relatif mahal, produksi di luar negeri yang memerlukan waktu pemesanan yang lama, dan masa simpan yang pendek. Menyadari kendala ini, penelitian yang dilakukan oleh peserta Program Doktor Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Zuraida, S.ST, M.Biomed, berupaya mengembangkan alternatif krioprotektan yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan tanpa mengurangi efektivitasnya.
Penelitian ini berfokus pada modifikasi krioprotektan dengan bahan-bahan seperti raffinose, susu skim, dan gliserol, serta penambahan antioksidan glutation. Studi laboratorium dilakukan pada mencit yang dibagi menjadi lima kelompok: spermatozoa segar, modifikasi krioprotektan saja, dan modifikasi krioprotektan dengan tiga dosis glutation yang berbeda (1.00 mM, 1.50 mM, dan 2.00 mM).
“Penambahan glutation dengan dosis 1.00 mM pada modifikasi krioprotektan dapat meningkatkan kualitas spermatozoa, termasuk fosforilasi tirosin, akrosin, reaksi akrosom, ultrastruktur spermatozoa, dan kualitas embrio. Selain itu, glutation juga mampu menurunkan kadar caspase-3 yang dapat menyebabkan kematian sel spermatozoa,” jelas Zuraida. Temuan ini menegaskan bahwa glutation tidak hanya melindungi sperma dari kerusakan oksidatif tetapi juga meningkatkan kesiapan dan kemampuan pembuahan, sehingga meningkatkan kualitas embrio.
Zuraida mengungkapkan bahwa penelitian ini membuka peluang baru dalam pengembangan krioprotektan yang lebih efektif dan terjangkau. Modifikasi krioprotektan dengan tambahan antioksidan seperti glutation diharapkan dapat digunakan secara klinis untuk meningkatkan hasil dari TRB, termasuk program bayi tabung.
“Dengan hasil positif yang didapatkan dari penelitian ini, kami harap pasangan yang menghadapi masalah infertilitas memiliki harapan baru untuk mewujudkan impian mereka memiliki keturunan,” pungkas Zuraida.
Zuraida berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengaruh Penambahan Glutathione Pada Media Kriopreservasi Terhadap Kualitas Spermatozoa, Fosforilasi Tirosin, Ekspresi Protein Akrosin, Caspase-3, Reaksi Akrosom Dan Ultrastruktur Spermatozoa : Kaitannya Dengan Kualitas Embrio Mencit” dalam sidang terbuka promosi doktor di Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI-FKUI, Jakarta, pada 4 Juli 2024. Zuraida berhasil menjawab berbagai pertanyaan dan sanggahan dari tim penguji yang diketuai oleh Dwi Ari Pujianto, S.Si, M.Biomed., Ph.D, dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. R Muharam, SpOG (K), MPH, serta penguji luar Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Hendy Hendarto, SpOG (K) dan Dr. Aucky Hinting, PhD. Sp.And (K) yang kedua merupakan staf pengajar Universitas Airlangga.
Sidang promosi doktor ini diketuai oleh Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dengan Prof. Dr. dr. Silvia Werdhy Lestari, M.Biomed, Sp.And berperan sebagai promotor dan Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG(K), MPH serta Ir. R. Mulyoto Pangestu, M.Rep.Sc., Ph.D. sebagai ko-promotor.
Selaku promotor, Prof Silvia menyampaikan sambutan dan ucapan selamat. “Saat ini krioprotektan yang tersedia di pasaran memiliki keterbatasan seperti harga mahal, pemesanan yang lama dari luar negeri, dan waktu penggunaan yang singkat. Zura melakukan modifikasi krioprotektan dengan penambahan glutation, sehingga didapatkan produk dengan harga yang lebih murah dengan efektivitas yang sama bahkan lebih baik. Kami harap hasil ini dapat membantu praktek kami sehari-hari pada program TRB. Kembali saya ucapkan selamat kepada Zura yang telah menyelesaikan pendidikan doktornya dengan baik”, tutur Prof Silvia.
(Humas FKUI)