Memperingati Dies Natalis ke-66, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengadakan acara Sarasehan dan Tumpengan Akbar yang diadakan pada Kamis (4/2) lalu di Ruang Senat Akademik Fakultas, Salemba, dengan mengusung tema “ Meningkatkan Citra Dokter Indonesia”.
Acara yang kepanitiaanya berasal dari Alumni FKUI 1991 tersebut dimulai dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Dies Natalis, dr. Aries Perdana, SpAn(K), dan dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan oleh Dekan FKUI, Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K). Setelah dibuka secara resmi, rangkaian acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan tiga pembicara yaitu Guru Besar FKUI, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI dengan materi berjudul “Upaya Meningkatkan Citra Dokter Indonesia”; Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG dengan pemaparan mengenai “Peranan Organisasi Profesi Dokter untuk Perlindungan Dokter”; dan terakhir adalah penyampaian materi dari Kepala Badan Pengembangan & Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, drg. Usman Sumantri, MSc, mengenai “Kebijakan dan Upaya Pemerintah dalam Melindungi Tenaga Kesehatan”.
Profesi dokter merupakan sebuah profesi yang terkait erat dengan nilai-nilai keluhuran individu. Etika, profesionalisme dan rasa kemanusiaan senantiasa harus melekat pada tiap dokter melalui implementasi dalam menjalankan profesinya sehari-hari. Lebih lanjut, seorang dokter dituntut untuk terus mengembangkan kemampuannya, menguasai ilmu dan teknologi, dan menjunjung tinggi integritas etik dan moral untuk mengabdi pada kepentingan kemanusiaan. Penanaman nilai-nilai luhur profesi ini tentunya sudah harus dilakukan sejak awal masa pendidikan dokter agar mampu melekat dalam pribadi dokter tersebut.
Namun, seiring dengan perubahan zaman, sejalan dengan perubahan sistem pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan, berbagai tantangan pun dihadapi para dokter. “Sebagai profesi yang mulia dan dibutuhkan seluruh masyarakat, citra dokter saat ini sedang berada di titik yang rendah akibat berbagai faktor. Melalui acara ini kami ingin semua pihak memberikan perhatian pada hal yang serius ini,” ungkap Ketua Panitia Dies Natalis ke-66 FKUI, Dr. dr. Taufik Jamaan, SpOG(K).
Bertambahnya jumlah fakultas kedokteran menjadikan semakin banyaknya dokter yang mau berkerja di daerah terpencil. Sayangnya, persebaran dokter masih menghadapi berbagai kendala. Akibatnya, hubungan dokter-pasien pun dirasa berubah. Menghadapi banyaknya tantangan ini, diperlukan sebuah sistem pelayanan kesehatan yang tertata baik. Sistem ini akan menjadi faktor utama yang dapat mendorong dan membentuk performa dokter. Jika sistem pelayanan kesehatannya baik, tentunya para dokter juga dapat berkerja dengan baik.
Sistem pelayanan kesehatan yang baik tak hanya berfokus pada pasien, tapi juga bagi para dokter. Termasuk di dalamnya apresiasi bagi para dokter internship di daerah terpencil, yang tidak hanya meliputi faktor finansial tetapi juga jaminan kesehatan dan rasa aman saat bertugas. Tak hanya itu, dalam kaitannya menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), diperlukan regulasi baru terkait masuknya dokter-dokter asing ke Indonesia dan hubungan antara dokter dengan perusahaan farmasi.
Acara peringatan Dies Natalis hari itu kemudian ditutup dengan pemotongan tumpeng dan doa bersama. Sebagai rangkaian kegiatan dalam memperingati Dies Natalis FKUI, Yayasan Rajawali Efka yang merupakan yayasan yang dibentuk oleh Alumni FKUI 1991 juga telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Diantaranya adalah seminar awam bagi para bidan dan tenaga kesehatan di Tangerang, Banten serta pemberian beasiswa bagi mahasiswa FKUI. Selain itu, selama setahun kedepan akan diselenggarakan berbagai seminar kesehatan bagi para dokter dan petugas kesehatan di Jakarta serta kota besar lainnya. Besar harapan, seluruh rangkaian kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak dan dapat meningkatkan citra dokter di masyarakat dan perbaikan pelayanan kesehatan nasional. (Humas FKUI)