Pembicara Kunci pada Dies Natalis Ke-73 FKUI, Wakil Menteri Kesehatan RI Sampaikan Strategi Hadapi Kedaruratan Kesehatan Global

Dunia telah menghadapi lebih dari 8 kegawatdaruratan kesehatan dalam sejarah manusia termasuk COVID-19. Respon kegawatdaruratan berkembang, dari mulai isolasi, pencegahan (sanitasi/kebersihan), obat, hingga vaksin. Di masa depan, ancaman kegawatdaruratan kesehatan global akan semakin kompleks dan multifactorial. Dari pandemi yang kita hadapi, kini kita mengenal istilah One Health System yang menjelaskan bahwa masalah kesehatan bukan hanya terjadi antarmanusia tetapi bisa berasal dari hewan. Sebanyak 71,8% infeksi emerging terjadi melalui hewan liar dan 99% penyakit infeksi terjadi melalui hewan jinak atau peliharaan. Selain itu, faktor perubahan global pun berpengaruh pada One Health, yang berasal dari pemanasan global, kemajuan teknologi dan perubahan demografi.

Data tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D., dalam paparannya sebagai pembicara kunci pada kegiatan Sarasehan yang diselenggarakan dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-73 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis 9 Februari 2023 di Aula FKUI, Kampus UI Salemba, Jakarta.

Lebih lanjut Prof. Dante mengatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi kegawatdaruratan COVID-19, peningkatan penularan kasus terjadi bersamaan dengan munculnya varian baru. Untuk mengendalikan COVID-19, Indonesia telah mengadaptasi rujukan dari World Health Organization (WHO) dalam strategi penanganan pandemi dan konsisten pada empat pilar strategi yaitu Surveilans, Terapeutik, Vaksinasi, dan Protokol Kesehatan.

Prof. Dante yang juga merupakan Guru Besar FKUI dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam tersebut menyampaikan “Jika kita mau mengatasi kegawatdaruratan global maka sistem surveilans menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Di awal pandemi, surveilans varian COVID-19 kurang memadai dan kami lakukan penguatan surveilans dengan menambah jumlah alat Whole Genome Sequencing (WGS) dari 24 di tahun 2020, menjadi 56 alat di tahun 2022.  Sistem surveilans juga dilakukan dengan meningkatan surveilans tes epidemologi, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, surveilans genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus dan penguatan surveilans di pintu masuk negara,” tutur Prof Dante.

Terapeutik menjadi hal yang penting juga untuk dilakukan, kita sudah melakukan konversi 30-40% persen pada rumah sakit bila terjadi pandemi. Kapasitas nasional tempat tidur isolasi tadinya hanya 30,000 dengan konversi tempat tidur, kapasitas perawatan saat gelombang Delta naik mencapai 118 ribu tempat tidur. Jadi, jika terjadi pandemi maka 30-40% persen harus didedikasikan tempat tidur untuk pasien yang terkena pandemi. Hal lainnya yang dilakukan adalah meyediakan tenaga cadangan, pengetatan syarat masuk RS, pemanfaatan isolasi terpusat serta kemandirian pengobatan  dalam hal memproduksi bahan baku obat secara mandiri.

Dalam mengatasi kegawatdaruratan alokasi vaksin juga penting, harus menjangkau hampir seluruh penduduk yang ada. Hasil survei imunitas (serosurvei) menunjukkan cakupan dan level imunitas penduduk di Indonesia tinggi. Hasil survey tersebut juga menunjukan penduduk Indonesia saat ini sudah memiliki kekebalan sebanyak 99% dari seluruh populasi. Survei ini akan terus dilakukan untuk mengetahui antibodi yang ada apakah cukup untuk mencegah COVID-19.

Protokol Kesehatan menjadi salah satu kunci untuk menekan kegawatdaruratan global. Peran teknologi informasi saat ini juga sangat dibutuhkan, lewat PeduliLindungi kita berhasil mencegah transmisi dari  >626 ribu orang yang positif atau kontak erat. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga merupakan cara untuk mengatasi transmisi.

Lebih lanjut, Prof. Dante menjelaskan setelah pandemi COVID-19, sistem ketahanan kesehatan Indonesia perlu terus dikuatkan untuk menghadapi kegawatdaruratan berikutnya, Indonesia perlu terus menguatkan ketahanan pandemi (laboratorium dan surveilans), obat dan alat kesehatan, serta tenaga cadangan Kesehatan.

Sementara itu, Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas pencapaian FKUI dan rumah sakit pendidikan FKUI, “Saya ingin sampaikan berita baik untuk kita bersama bahwa rumah sakit pendidikan FKUI yaitu RSCM dan RSUI masuk dalam World’s Top Academic Medical Centres (AMC) versi Brand Finance tahun 2023. RSCM berada di posisi 36 dunia dan yang tidak kalah luar biasa, RSUI yang baru berusia 4 tahun berhasil masuk dalam peringkat 101 – 250. Posisi FKUI sendiri pada Maret 2022 untuk subjek medicine di peringkat 201-250, dengan kerja keras kita semua dan juga ILUNI  kita berharap dua tahun mendatang kita bisa tembus di peringkat 200.”

Lebih jauh Dekan mengatakan bahwa FKUI konsisten untuk terus melaksanakan entrepreneur university dengan pembuktian produk hasil inovasi staf pengajar FKUI yang akan go internasional. Pimpinan FKUI juga terus mendorong staf pengajar dalam menjalankan tridharma pendidikan agar riset, publikasi, dan inovasi terus naik sehingga terjadi yang dinamakan snow ball effect dan akhirnya bisa mengangkat nama FKUI, UI dan  bisa bersaing di tingkat global.

Senada dengan Dekan FKUI, Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., menyampaikan, “Kesehatan merupakan ekosistem mulai dari research development, bagaimana mendidik menjadi dokter, ada pelayanan, kesehatan kandungan, sampai pada alat Kesehatan. UI berharap FKUI dapat melakukan transformasi kesehatan, karena FKUI mempunyai obligasi membuat kontribusi dengan modal dasar sudah tinggi. Kita turut berbangga atas prestasi yang diraih oleh RS Pendidikan FKUI yaitu RSCM dan RSUI. Kami berharap RSCM, RSUI, dan FKUI dapat melakukan kolaborasi internasional dengan institusi terbaik di dunia. Sebagai Pimpinan Universitas saya mengucapkan selamat Dies Natalis ke-73 untuk Fakultas Kedokteran. FKUI Bersatu berkarya untuk Indonesia sehat, merupakan pekerjaan mikro yang berdampak makro.”

Selain pidato dari Wamenkes RI, kegiatan Sarasehan FKUI juga diisi oleh diskusi panel yang menghadirkan lima orang panelis yaitu Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB; Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, MS, DSc; Direktur Utama RSUP Persahabatan Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K); Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp.JP(K), MARS, FIHA; dan Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dan Kebencanaan ILUNI FKUI dr. Yogi Prabowo, Sp.OT(K), Sp.Em. Kegiatan diskusi panel dimoderatori oleh Ketua Pelaksana kegiatan Sarasehan Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD, KEMD.

Mengusung tema “Bersatu Berkarya untuk Indonesia Sehat”, beragam kegiatan seperti lomba-lomba, tumpeng, fun walk, bakti sosial, seminar edukasi, hingga peluncuran buku berjudul `Deteksi Dini 4 Kanker Terbanyak di Indonesia` digelar untuk menyemarakkan perayaan Dies Natalis ke-73 FKUI.

(Humas FKUI)

Mulai chat
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo 👋
Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Waktu Operasional
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional akan direspon pada hari kerja berikutnya.