Tingkatkan Pemahaman Kesehatan, FKUI Edukasi Santri dan Staf Pengajar di Lingkungan Pondok Pesantren

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui unit Riset dan Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan kepada 169 orang yang terdiri dari santri dan staf pengajar di Pondok Pesantren Modern Daarul Ijabah Jambe, Tangerang, Banten, pada tanggal 24 November 2023.

Ketua pengmas yang juga menjabat sebagai Koordinator Administrasi Pengabdian Masyarakat FKUI Dr. Med. dr. Nyityasmono Tri Nugroho, SpB.Subsp.BVE(K) berterima kasih atas kesempatan dan kerja sama yang diberikan, sehingga tim pengmas FKUI dapat berbagi dan membaktikan keilmuannya kepada para santri serta staf pengajar.

“Kami, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama ini sebagai jembatan antara FKUI dan masyarakat. Amanah dari Dekan FKUI Prof. Ari Fahrial Syam, kami sampaikan bahwa kegiatan seperti ini akan kami lanjutkan. Harapan besar kami adalah apa yang disampaikan dan dilakukan di sini dapat bermanfaat untuk santri dan staf pengajar Pesantren Daarul Ijabah, serta menjadi ladang pahala untuk kita semua,” tutur dr. Yasmon.

Tim Pengmas FKUI terdiri dari staf pengajar dan dokter Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis di FKUI yaitu, Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K), dr. Andi Putra Jayanegara, dr. Avisena Pratama, dan dr. Dewinta Retno Kurniawardhani dari Departemen/Program Studi Spesialis Ilmu Kesehatan Mata; dr. Faranita Muchtar dan dr. Farisa Bela Dina dari Departemen/Program Studi Spesialis Ilmu Bedah; Dr. dr. Sandra Widaty, SpKK, Subsp. D.T., dr. Paulus Anthony Halim, dr. Ratu Siti Khadijah Sarah, dan dr. Reinanda Marizki Ramadhani dari Departemen/Program Studi Spesialis Dermatologi dan Venereologi.

Kegiatan pengmas yang dilakukan meliputi penyuluhan kesehatan kulit, kesehatan mata, pertolongan pertama pada perdarahan hidung dan luka bakar, pemeriksaan kesehatan, dan pemberian obat.

Melalui paparannya, dr. Reinanda Marizki Ramadhani dari Program Studi Spesialis Dermatologi dan Venereologi FKUI mengajak seluruh peserta penyuluhan untuk selalu menjaga kesehatan kulit. Menurutnya salah satu penyakit kulit yang sering ditemukan pada sekelompok orang yang tinggal bersama-sama adalah Skabies, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau atau kutu kecil S. Scabiei. Penyakit ini menular lewat kontak kulit dan penggunaan pakaian, handuk, selimut, seprai, atau karpet secara bersama-sama. Lebih lanjut dr. Reinanda menjelaskan gejala penyakit ini adalah gatal terutama pada malam hari, sama-sama dikeluhkan atau dirasakan juga oleh teman sekamar atau serumah, disertai bintil berair atau bernanah, dan/atau luka lecet pada tubuh yang sering terkena skabies.

Penyuluhan selanjutnya dilakukan oleh dr. Dewinta Retno Kurniawardhani dari Program Studi Spesialis Ilmu Kesehatan Mata FKUI. Materi yang dibawakan dr. Dewinta adalah tentang pertolongan pertama pada kecelakaan mata dan upaya untuk menjaga kesehatan mata. Dijelaskan oleh dr. Dewinta, beberapa penyebab kecelakaan mata yang sering terjadi di rumah atau sekolah antara lain adalah terkena benda asing, paparan bahan kimia, benturan benda tajam atau tumpul, dan trauma panas.

“Pertolongan pertama tergantung dari penyebabnya dan sebaiknya jika keluhan memberat untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata terdekat. Selain itu terdapat 7 cara untuk menjaga kesehatan mata secara umum, seperti periksakan mata secara rutin ke dokter mata, konsumsi makanan bergizi, hindari penggunaan gawai terlalu lama, hindari paparan sinar UV, hentikan kebiasaan merokok, hati-hati saat menggunakan make-up, dan olahraga secara rutin,” kata dr. Dewinta.

Narasumber terakhir pada kegiatan ini adalah dr. Faranita Muchtar dan dr. Farisa Bela Dina dari Program Studi Spesialis Ilmu Bedah FKUI. Pada sesi ini peserta penyuluhan diberikan wawasan mengenai tatalaksana perdarahan hidung dan luka bakar. Menurut dr. Faranita perdarahan hidung dapat disebabkan oleh udara kering, kebiasaan mengorek hidung, dan benturan, dengan faktor risiko seperti pembuangan ingus kencang, penggunaan obat hidung berlebihan, infeksi, dan alergi. Penanganan awal pada perdarahan hidung melibatkan balut tekan, elevasi anggota gerak, penekanan arteri tertentu, dan imobilisasi, sambil memantau tanda-tanda syok dan evakuasi korban.

Lebih lanjut, kepada para peserta dr. Faranita juga menjelaskan tindakan pertolongan saat menghadapi luka bakar antara lain, henti proses terbakar, irigasi luka dengan air selama 20-30 menit, pelepasan pakaian terbakar, penutupan luka dengan kain kering, menjaga korban tetap hangat, dan mengatasi syok. Terakhir dr. Faranita menegaskan untuk hindari memberikan apapun di atas luka, jangan pecahkan gelembung, dan bungkus jari-jari luka untuk mencegah infeksi. Langkah-langkah ini krusial untuk pertolongan cepat dan efektif pada perdarahan hidung dan luka bakar.

Kegiatan pengmas dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah, skrining mata menggunakan trial lense, trial frame, snellen chart, dan opthamolscope, dan deteksi skabies serta memberikan pengobatannya.

Pembina yayasan Daarul Ijabah Jambe Drs. H. Mursan Sobari mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai bentuk sinergi antara lembaga pendidikan tinggi dan lembaga masyarakat. Ia menyampaikan terima kasih atas kontribusi positif dari FKUI dalam meningkatkan pemahaman kesehatan di lingkungan pondok pesantren.

“Perlu diketahui selama empat tahun kita melakukan pembinaan pesantren banyak persoalan-persoalan yang kita hadapi. Persoalan dan tantangan terutama hal-hal tentang penyakit. Di sini ada penyakit gatal-gatal. Oleh karena itu, alhamdulillah dokter-dokter dari FKUI bersedia hadir disini. Mudah-mudahan kita diberikan suatu pengarahan dan pencerahan agar anak-anak di sini dihindari dari suatu penyakit yang selama ini kita rasakan,” ujar Drs. H. Mursan Sobari.

(Humas FKUI)