Rayakan Dies Natalis ke-74, FKUI Gelar Sarasehan dengan Tema Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Dunia Kedokteran

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) merayakan puncak acara Dies Natalis ke-74 dengan mengusung tema “Transformasi Kesehatan Bersinergi Teknologi”. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 29 Februari 2024 bertempat di AULA IMERI FKUI, Kampus UI Salemba. 

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB dalam sambutannya menjelaskan, “FKUI telah mencapai banyak hal. Mahasiswa, staf pengajar yang karyanya berhasil terpublikasi di jurnal top dunia, tenaga kependidikan yang juga meraih prestasi, dan kami bangga menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia atas keberhasilan membangun satuan kerja berpredikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tahun 2023”.

Lebih lanjut Prof. Ari mengatakan, “kami terus mendorong penciptaan lingkungan kampus yang hijau sesuai dengan Green Metric dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas dukungan para Alumni FKUI yang telah membantu membangun fasilitas di FKUI. Saat ini FKUI memiliki sekitar 250 peserta didik jenjang S3 dan dengan meningkatnya jumlah peserta didik, kami juga sedang mempersiapkan pembangunan gedung riset kedua setelah IMERI. Kami berharap proses persiapan dan pembangunan dapat berjalan lancar. Sehingga apa yang FKUI lakukan dapat menjadi contoh dan motivasi untuk fakultas kedokteran untuk melakukan hal yang sama.” tutur Prof. Ari.

Pembicara kunci dalam acara Sarasehan Dies Natalis ke-74 FKUI yaitu Kepala Subdirektorat Inkubator Bisnis Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) UI yang juga merupakan Ketua Klaster Medical Technology dan Ketua Big Data Center IMERI FKUI Prasandhya Astagiri Yusuf, S.Si., M.T., Ph.D yang membahas topik Etika Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) di Bidang Kedokteran”

Prasandhya menjelaskan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam bidang kesehatan telah mengalami perkembangan pesat. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan, mulai dari memprediksi wabah pandemi, membantu mendiagnosis penyakit dan citra medis, mendukung penemuan obat, mengembangkan personalized medicine, mengaplikasikan medical robotics, menganalisis rekam medik elektronik, hingga meningkatkan kualitas dan efisiensi penelitian uji klinis. Namun Prasandhya juga mengingatkan bahwa keberhasilan penggunaan AI di sektor kesehatan sangat tergantung pada prinsip-prinsip etika yang kuat, termasuk transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. 

“Diperlukan kolaborasi multidisiplin antara klinisi, ilmuwan komputer, ilmuwan data, dan ahli biostatistik untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan maha data (big data) kesehatan dan untuk memastikan bahwa pengembangan model AI berjalan dengan baik. Selain itu, perlunya regulasi yang jelas dari pemerintah dalam hal penggunaan AI di bidang kesehatan juga menjadi penting untuk menghindari masalah etika dan hukum yang mungkin timbul,” ujarnya.

Teknologi terkini dari perkembangan AI antara lain: 1) automated machine learning yang dapat melakukan pemodelan prediksi/kategorisasi secara otomatis dari mahadata kesehatan tanpa perlu koding pemrograman (AI to build AI), 2) federated learning yang memfasilitasi kolaborasi pembuatan model prediksi multicenter tanpa memerlukan pertukaran data medis, serta 3) Generative AI yang mampu menghasilkan data sintetis dari data latih, baik berbasis teks, gambar, bahkan sampai video. 

Lebih lanjut Prasandhya mengatakan bahwa pada era “healthcare age of artificial intelligence”, kolaborasi antara sumber daya manusia dengan AI merupakan suatu fenomena yang tidak terelakkan. Meskipun demikian, penggunaan teknologi AI wajib diimbangi dengan penguatan akuntabilitas moral demi menghindari bias agar memenuhi prinsip AI yang bertanggung jawab, akuntabel, dan transparan. Dalam perspektif ini, AI adalah suatu alat bantu/tools untuk melengkapi, bukan untuk menggantikan keputusan klinis.

“Oleh karena itu, AI tidak akan pernah menggantikan profesi tenaga kesehatan. Namun, tenaga kesehatan yang andal dalam memanfaatkan AI sebagai alat bantu klinis akan menggantikan praktisi yang tidak menggunakannya,” ucap Prasandhya.

Kegiatan sarasehan Dies Natalis FKUI juga menggelar diskusi panel dengan topik Artificial Intelligence (AI) Masa Depan Dunia Kedokteran: Membantu Atau Menggantikan Peran Dokter?” yang dipandu oleh dr. Ahmad Fawzy, Sp.BP-RE sebagai moderator. Narasumber dalam diskusi tersebut adalah Prof. Dr. Eng. Wisnu Jatmiko, S.T., M.Kom.; Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG (K); Dr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp. JP(K); dr. Benny Zulkarnaien, Sp. Rad(K); serta dr. Eric Daniel Tenda, DIC, Ph.D, Sp.PD, KP, FINASIM, FISQUA. 

Rangkaian Dies Natalis FKUI juga dimeriahkan dengan peluncuran buku “Top 10 Emergency Cases in Daily Practice”, penyerahan tumpeng kepada lulusan terbaik dan tenaga kependidikan calon purnabakti. Selain itu telah dilakukan juga kegiatan bakti sosial dan pengabdian masyarakat, turnamen futsal, badminton, dan golf, serta webinar series. 

Rangkaian acara berakhir pada tanggal 3 Maret 2024 dengan kegiatan Summit Fiesta dengan tema “ Charity Concert: A Harmony of Fun Raising and Fund Raising” dan kegiatan Funwalk yang diadakan di Makara Art Center, Kampus UI Depok.

(Humas FKUI)