Pentingnya Perawatan yang Tepat pada Proses Pemulihan Luka Bakar

Luka bakar merupakan jenis cedera pada kulit yang menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan kulit atau jaringan di bawahnya. Luka bakar diakibatkan suatu bentuk energi yang berasal dari berbagai hal seperti energi panas (api, air mendidih, uap panas), energi dari bahan kimia, radiasi, gesekan, dan juga listrik.

Staf pengajar pada Program Studi Spesialis Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Akhmad Noviandi Syarif, Sp.B.P.R.E., Subsp.L.B.L (K), menjelaskan bahwa luka bakar biasanya terjadi di permukaan kulit, namun bila luka bakarnya cukup parah dapat menembus lapisan kulit dalam sehingga merusak lapisan kulit di bawahnya. Lapisan kulit yang dapat terkena dampak luka bakar, seperti epidermis (lapisan kulit), dermis (jaringan kulit), bahkan bisa sampai ke jaringan lemak, jaringan otot, jaringan tulang, hingga pembuluh darah.

Menurut dosen yang akrab disapa dengan panggilan dr. Vian tersebut, perlu dicermati langkah-langkah tindakan yang harus dilakukan apabila melakukan pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami luka bakar.

“Jadi prinsipnya adalah menghilangkan penyebab luka bakarnya terlebih dahulu, kemudian pertolongan pertama yang dilakukan dengan mengaliri luka bakar menggunakan air biasa atau air yang bersuhu ruang selama 30 menit sampai dengan 1 jam. Hal ini dilakukan karena aliran air dapat membawa energi panas supaya cepat hilang dari luka,” ujar dr. Vian pada Instagram Live berjudul Plastic Talk, Rabu 25 Oktober 2023.

dr. Akhmad Noviandi Syarif, Sp.B.P.R.E., Subsp.L.B.L (K)

Lebih lanjut dr. Vian mengatakan untuk tidak memberikan bahan-bahan rumah tangga, seperti kecap, margarin, tepung, minyak goreng, oli, atau pun pasta gigi pada luka bakar. Bahan-bahan tersebut selain tidak bermanfaat, juga dapat menyulitkan dokter atau pun petugas medis dalam membersihkan luka tersebut.

Beliau juga menjelaskan bahwa tidak semua luka bakar harus dibawa ke rumah sakit. Tergantung dari tingkat keparahannya yang dapat ditentukan berdasarkan kedalaman dan luas dari luka bakar yang dialami.

Luka bakar terbagi menjadi dua berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu luka bakar ringan atau yang dapat sembuh sendiri tanpa melakukan tindakan operasi, dan luka bakar berat yang memerlukan tindakan operasi. Luka bakar ringan memang dapat sembuh dengan sendirinya, namun memerlukan perawatan yang tepat agar penyembuhannya tidak memerlukan waktu yang lama. Sedangkan luka bakar berat yang memerlukan tindakan operasi adalah luka bakar yang kedalamannya mencapai tingkat yang cukup dalam bahkan ke jaringan otot atau pun tulang. Jika luka bakar tersebut dibiarkan akan menyebabkan infeksi karena jaringan mati yang terdapat di luka bakar tersebut dapat menjadi makanan terbaik untuk bakteri yang hidup di sana.

“Yang sederhana kita lihat dari dua hal yaitu luas dan kedalamannya. Jika lukanya sudah di atas 10% dari luas permukaan tubuh maka sudah harus dibawa ke rumah sakit. Lalu yang kedua dari kedalaman lukanya, jika warnanya masih mirip dengan warna kulit normal misalnya warnanya agak kemerahan atau pink itu relatif masih dangkal dan bisa dirawat di rumah, namun kalau warnanya sudah berubah menjadi hitam atau putih pucat dan keras harus segera ke rumah sakit, karena merupakan pertanda luka bakar mengenai hingga lapisan yang lebih dalam” jelas dr. Vian.

Disampaikan oleh dr. Vian, bahwa hingga saat ini tidak ada obat yang benar-benar mempercepat penyembuhan luka bakar secara signifikan terutama obat minum. Namun, proses penyembuhan luka bakar ini dapat dibantu dengan asupan protein yang cukup dan nutrisi yang seimbang karena protein ini diperlukan untuk penyembuhan luka terutama jaringan kulit baru. Sementara lamanya perawatan luka bergantung dari tingkat keparahan dari luka bakar. Jika orang yang terkena luka bakar dan memerlukan perawatan intensif tentu akan memerlukan waktu yang lama daripada yang hanya dirawat di rumah saja.

Dalam kegiatan siaran langsung yang dimoderatori oleh dr. Aditya Wicaksana, M.Sc tersebut, dr. Vian juga memberikan beberapa kiat agar luka bakar tidak menimbulkan bekas yang buruk seperti keloid, scar hipertrofik, hingga kontraktur. Dengan cara pressure, elevation, moisture, dan splinting.

Pressure dengan menggunakan pembalut luka elastis yang bertujuan untuk mencegah luka agar tidak timbul dari posisi sebelumnya. Jika terjadi penimbulan luka dapat menyebabkan komplikasi lainnya. Selanjutnya elevation dilakukan dengan mengangkat lokasi luka bakar misalnya kaki atau tangan setinggi 30-40 derajat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi beban tekanan luka dari dalam karena pembuluh darah dari luka yang baru sembuh masih belum sekuat jaringan yang tidak luka.

Kemudian moisture, dilakukan untuk menjaga kelembaban dari luar karena dalam proses penyembuhan jika kulit menjadi kering akan mengakibkan celah-celah kecil yang dapat menimbulkan rasa gatal dan juga nyeri. Rasa gatal ini yang cenderung membuat seseorang menggaruk kulit sehingga jika tidak sengaja tergaruk akan menimbulkan luka baru. Lalu splinting atau pembidaian yang bertujuan untuk mencegah sendi-sendi mengalami kekakuan pada posisi tertentu.

(Humas FKUI)