Pentingnya Menemukan `Ouvre` dalam Penelitian Pendidikan Kedokteran

Ouvre, sebuah kata dalam bahasa Perancis, dalam penelitian diartikan secara sederhana sebagai sebuah fokus yang menjadi acuan dalam pengembangan riset dan inovasi. Mengingat luasnya cakupan pendidikan kedokteran, maka seorang peneliti perlu menemukan ouvre-nya masing-masing. Ouvre inilah yang menjadi jangkar untuk perluasan topik dan fokus riset lainnya yang tetap dapat dikaitkan dengan ouvre peneliti tersebut.

Sejak tahun 2019, Karolinska Institutet, Swedia, setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan fellowship yang diberi nama Karolinska Institutet Prize for Research in Medical Education (KIPRIME) Fellows Initiative. Esensi program ini adalah mentoring midcareer medical education researcher, khususnya untuk menemukan ouvre penelitiannya masing-masing. Rangkaian kegiatan KIPRIME Fellows Initiative tahun 2023 berlangsung pada tanggal 20-23 Agustus 2023 di Kampus Karolinska Institutet, Stockholm, Swedia.


Beragam aktivitas program termasuk diantaranya berdiskusi dengan seorang pelukis terkenal dari Swedia untuk mendapatkan inspirasi tentang pentingnya ouvre, melihat portofolio penelitian dan tugas saat ini, kemudian merefleksikan dan mendiskusikan secara mendalam ouvre atau esensi yang dapat ditarik dari berbagai penelitian dan pekerjaan tersebut. Setiap peserta mendapat kesempatan untuk menceritakan peran saat ini di institusi masing-masing dan visi tentang penelitian pendidikan kedokteran yang dikembangkan dalam bentuk Podcast BBC. Pada akhir program setiap peserta mempresentasikan ouvre penelitian dalam waktu 3 menit dan memperoleh umpan balik konstruktif.

Dua orang staf pengajar dari Departemen Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (DPK FKUI), Prof. dr. Ardi Findyartini, Ph.D dan Prof. dr. Diantha Soemantri, MMedEd, Ph.D., berhasil terpilih untuk turut serta dalam program KIPRIME Fellows Initiative tahun 2023 setelah melalui tahap seleksi berdasarkan rekam jejak penelitian dan publikasi dalam bidang pendidikan kedokteran. KIPRIME Fellows tahun ini menyeleksi 15 peneliti bidang pendidikan kedokteran dari seluruh dunia yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti kedokteran dan profesi kesehatan, pendidikan kedokteran, statistik dan psikometri, engineering, psikologi, sosiologi, dan linguistik.

Prof. dr. Ardi Findyartini, Ph.D

Kegiatan KIPRIME Fellows 2023 juga dihadiri oleh penerima KIPRIME award sebelumnya yang bertindak sebagai tim fasilitator, yaitu Prof. David Irby (KIPRIME Awardee 2010), Prof. Brian Hodges (KIPRIME Awardee 2016), Prof. Lorelei Lingard (KIPRIME Awardee 2018), dan Prof. Kevin Eva (KIPRIME Awardee 2022). Seluruh peserta fellowship mendapatkan kesempatan berdiskusi mendalam dengan masing-masing fasilitator tentang ouvre dan visi pengembangan penelitian pendidikan kedokteran yang akan dilakukan.

Prof. Ardi, yang memiliki rekam jejak fokus penelitian pada profesionalisme dan identitas profesional staf pengajar, dan pengembangan staf pengajar (faculty development), mengungkapkan perasaan senang dan bangga dapat mengikuti program yang prestisius dan kompetitif tersebut. “Alhamdulillah kami sudah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatannya, mengembangkan networking riset dalam bidang pendidikan kedokteran, dan mendapatkan banyak sekali pembelajaran selama kegiatan intensif 3 hari selama fellowship. Sejak proses pembelajaran di kedokteran dan PhD, baru kali ini saya merasa diberikan tantangan luar biasa dan sekaligus diberikan dukungan sangat intensif sehingga setelah 3 hari, I felt that I thrived, saya tumbuh dan saya belajar. Kami berharap dapat makin mengembangkan riset pendidikan kedokteran di Indonesia, di Asia, dan juga berkontribusi dalam riset pendidikan kedokteran di tingkat global,” kata Prof. Ardi.

Prof. dr. Diantha Soemantri, MMedEd, Ph.D

Prof. Ardi dan Prof. Diantha berharap pembelajaran yang sudah diperoleh melalui program tersebut dapat segera diterapkan di dalam pengembangan penelitian di bidang pendidikan kedokteran khususnya di Indonesia, dengan adanya ouvre atau fokus yang jelas bagi masing-masing peneliti. Dengan demikian, diharapkan penelitian pendidikan kedokteran di Indonesia dapat semakin tertata dan terus berkembang, serta komprehensif karena mencakup banyak riset terfokus oleh banyak peneliti pendidikan kedokteran di Indonesia. Pada akhirnya riset yang dihasilkan oleh para peneliti pendidikan kedokteran Indonesia dapat berkontribusi terhadap pengembangan body of knowledge ilmu pendidikan kedokteran dunia.

(Humas FKUI)