Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Kedokteran (FK) menganugerahi gelar Adjunct Professor kepada Professor William Huxley Morgan, M.D., Ph.D, seorang pakar glaukoma dari University of Western Australia. Penyerahan gelar tersebut dilakukan oleh Wakil Dekan FKUI Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH, dalam sebuah seremoni yang dilaksanakan pada Senin, 5 Agustus 2024 di Aula IMERI FKUI, Kampus UI Salemba, Jakarta.
“Prof. Morgan telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pemahaman dan pengobatan glaukoma dengan penelitian inovatif dan wawasan klinisnya. Dengan menganugerahkan gelar Adjunct Professor ini, kami menghargai pencapaian beliau di bidang oftalmologi dan pertukaran pengetahuan serta keahlian yang diberikan kepada FKUI khususnya Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM. Kami yakin keterlibatan Prof. Morgan akan memperkaya lingkungan akademis kami dan menginspirasi generasi mendatang dari seorang ahli oftalmologi,” ujar Prof. Dwiana Ocviyanti.
Prof. Morgan telah menjalin kerja sama erat dengan Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM sejak tahun 2014. Setiap tahun beliau datang ke Indonesia untuk mengajar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kesehatan Mata, dan sejak tahun 2020 rutin memberikan kuliah online bersama Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI. Dedikasinya terhadap pengembangan Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM tercermin dalam berbagai kontribusi, termasuk membimbing dokter-dokter muda dalam program fellowship di Royal Perth Hospital, Australia, serta terlibat aktif dalam beberapa kolaborasi penelitian dan publikasi ilmiah terkait glaukoma, dan menjadi narasumber pada berbagai pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Morgan menyampaikan pidato inaugurasi yang berjudul “Taking the present into the future with glaucoma care”. Dalam paparannya, Prof. Morgan menjelaskan, “Glaukoma adalah penyebab kebutaan yang signifikan di Indonesia, dengan dampak yang menghancurkan pada kualitas hidup ribuan orang. Tekanan intraokular yang tinggi merusak saraf optik, menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap yang sering kali tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berinovasi dalam metode deteksi dan pengobatan untuk menghadapi tantangan ini.”
Lebih lanjut, Prof. Morgan menambahkan, “Salah satu inovasi penting dalam perawatan glaukoma adalah lahirnya Virna Glaucoma Implant Glaucoma Drainage Device (GDD). Dikembangkan sejak 2011 dan disetujui pada 2019, produk ini menawarkan solusi yang lebih terjangkau dan efektif bagi pasien glaukoma di Indonesia. Dengan produk ini, kita tidak hanya meningkatkan keterampilan dokter mata, tetapi juga memperluas akses pasien terhadap pengobatan yang lebih baik. Masa depan perawatan glaukoma di Indonesia sangat bergantung pada bagaimana kita memanfaatkan inovasi seperti Virna GDD dan penggunaan teknologi modern seperti Artificial intelligence (AI) dalam proyek skrining dan pengembangan peralatan diagnostik yang mudah diakses.”
Virna Glaucoma Implant merupakan inovasi alat kesehatan yang dirancang untuk pengobatan lanjutan pada pasien glaukoma. Alat ini dikembangkan oleh Dr. dr. Virna Dwi Oktariana, Sp.M(K), Staf Pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM yang dalam penelitiannya bekerja sama dengan Prof. William Morgan. Virna Glaucoma Implant merupakan salah satu bentuk keberhasilan hilirisasi hasil penelitian menjadi produk yang diproduksi masal dan dipasarkan ke masyarakat. Produksi alat ini dilakukan bekerja sama dengan PT Rohto Laboratories Indonesia.
Prof. Morgan memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas. Beliau meraih gelar MBBS dari University of Western Australia pada tahun 1983 dan menjadi Fellow di Royal Australian College of Ophthalmologists serta Royal Australian College of Surgeons pada tahun 1994. Prof. Morgan kemudian menyelesaikan program Ph.D di The University of Western Australia pada tahun 2001. Saat ini, beliau menjabat sebagai Managing Director di Lions Eye Institute dan anggota dewan di lembaga yang sama.
Gelar Adjunct Professor adalah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada seseorang dari institusi luar negeri yang unggul dalam bidang tertentu dan berbagi pengetahuannya dengan FKUI, terutama di departemen terkait dalam bidang pendidikan dan penelitian. Penghargaan ini diharapkan menjadi jembatan antara kedua institusi untuk menjalin kerja sama dalam penelitian dan pendidikan.
(Humas FKUI)