Olah Raga, Diet Seimbang, dan Pemberian Bahan Alam Bagi Wanita Hamil Sebagai Upaya Preventif Anak Stunting

Hari ini, Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan tiga guru besar dari Fakultas Kedokteran, dalam prosesi yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Ari Kuncoro. Salah seorang di antaranya adalah Prof. Dr. dr. Siti Farida, M.Kes., Ph.D., guru besar tetap bidang Ilmu Farmasi Kedokteran, FKUI. Pada pengukuhannya, Prof. Siti Farida menyampaikan pidato berjudul “Peran Olahraga, Diet Seimbang, dan Pemberian Bahan Alam pada Kehamilan sebagai Upaya Preventif Risiko Stunting: Early life Programming”. Unduh buku pidato pengukuhan di sini.

Prof. Farida menjelaskan, stunting tidak hanya berkaitan dengan masalah fisik berbadan pendek, tetapi juga terkait terhambatnya perkembangan intelektual, timbulnya penyakit-penyakit kronis, dan rendahnya produktivitas kerja yang tentu akan berpengaruh pada kualitas generasi penerus. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi stunting adalah sebesar 30,8. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) RPJMN 2020-2024, yakni 14%.

Prof. Siti Farida mengatakan bahwa terjadinya stunting berhubungan dengan pajanan lingkungan yang tidak sesuai pada masa perkembangan embrio dalam kandungan (early life programming) sampai masa laktasi pasca kelahiran. Pajanan lingkungan yang tidak sesuai tersebut disebabkan, antara lain asupan diet ibu yang kurang atau lingkungan sekitar janin yang mengalami stres oksidatif, konsumsi alkohol, merokok, kondisi psikologis, penyakit komorbid ibu (seperti obesitas, diabetes, dan penyakit tertentu) dan kurangnya aktivitas fisik selama kehamilan. Semua ini berkontribusi pada probabilitas berkembangnya beberapa penyakit pada masa anak dan saat dewasa, seperti penyakit kardiovaskular, metabolik, dan endokrin ketika dewasa.

 

Lebih lanjut, saat masa kehamilan, ibu hamil disarankan berolahraga secara teratur, karena olahraga mampu meningkatkan zat antioksidan alami tubuh dan mencegah terjadinya keadaan stres oksidatif dalam masa kehamilan. Hal ini dapat memberikan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin serta menurunkan risiko stunting dari anak yang dilahirkan.

Nutrisi ibu selama kehamilan maupun nutrisi anak pada masa laktasi juga sangat penting bagi pemrograman dan perkembangan anak kelak ketika dewasa. Oleh karena itu, penting untuk terus memberikan edukasi mengenai kebutuhan nutrisi yang seimbang pada periode 1000 hari awal kehidupan anak, yaitu mulai dari diet ibu yang seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan selama kehamilan maupun pada masa laktasi anak sampai usia 2 tahun.

Pemberian herbal bahan alam terutama yang tinggi kandungan vitamin dan zat besi, dapat diberikan sebagai pelengkap dalam bentuk sayuran, olahan makanan maupun ekstrak nanopartikel untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 1000 hari pertama kehidupan. Herbal bahan alam dipercaya mengandung senyawa fitokimia antoksidan yang dapat mencegah keadaan stress oksidatif di dalam tubuh. Salah satu dari herbal bahan alam yang mulai banyak diteliti untuk mengatasi stunting adalah daun kelor. Daun kelor memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi dibandingkan dari sumber nabati lain. Kandungan vitamin A daun kelor 10 kali lipat dibandingkan yang ada dalam wortel, 17 kali kalsium susu, setengah vitamin C jeruk, 25 kali zat besi bayam, 9 kali lipat protein yoghurt dan karotenoid yang jumlahnya lebih dari jeruk, wortel dan melon.

Mengingat dampak stunting terhadap individu dan kehidupan generasi penerus bangsa, Prof. Siti Farida mengatakan bahwa penurunan risiko stunting harus secara komprehensif dilakukan terus menerus. Dalam hal ini kita harus terus berupaya meningkatkan kualitas pola asuh, dukungan pemenuhan gizi yang seimbang melalui pemberian keanekaragaman makanan pada 1000 hari pertama kehidupan mulai dalam kandungan sampai usia 2 tahun, edukasi perilaku hidup sehat bersih, stimulasi psikososial anak yang adekuat, pemantauan kesehatan dan kemudahan akses terhadap layanan kesehatan. Selain itu, calon ibu juga perlu didorong untuk melakukan olahraga atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kebutuhannya termasuk ketika sedang hamil.

Penelitian terkait dengan topik serupa juga telah dilakukan oleh Prof. Siti Farida dan diterbitkan di berbagai jurnal nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya berjudul In vitro study on antidiabetic and antihypertensive activities of ethanolic extract of propolis of Indonesian stingless bee Tetragonula sapiens (2023); The effect of simvastatin- Acalypha indica Linn. combination on the improvement of fatty pancreas in rats induced with a high fructose and cholesterol diet (2022); The Administration Centella asiatica Ethanol Extract Increases AMPAR-GluR1 Expression in CA1 Region Hippocampus Male Wistar Rat (2022); dan Safety evaluation of human peripheral blood mononuclear cells in naive rats:a chronic toxicity study (2022).

Prof. Siti Farida telah menamatkan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada 1989. Masih di kampus yang sama, ia menyelesaikan program Magister Kesehatan Reproduksi pada 2001. Kemudian, di tahun 2015 ia berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Kedokteran di FKUI dan mendapatkan gelar Ph.D dari Universite Grenoble Alpes Chimie et Sciences du Vivant, France, pada 2016. Dalam prosesi pengukuhannya tersebut, turut hadir Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Prof. Dr. dr. H. Fatah Sulaiman, ST. MT.; Direktur Kuningan Eye Center dr. Ahmad Budi Utomo, Sp.M.; Director Premier Consult Indonesia Rizal Suryanzah, SE, MM, Ak, CA; dan Managing Director PT. Phytochemindo Reksa Patrick A Kalona.

(Humas FKUI)