Bangsa Indonesia baru saja merayakan Hari Kesehatan Nasional yang biasa jatuh pada tanggal 12 November setiap tahunnya. Mengusung tema “Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat”, perayaan Hari Kesehatan Nasional ke-56 ini diharapkan mampu mengobarkan kembali tekad dan semangat bangsa Indonesia dalam pewujudan kesehatan masyarakat sekalipun di tengah situasi pandemi COVID-19.
Sehat yang dimaksud bukan hanya sehat secara fisik, tetapi juga psikis. Kondisi psikis yang terganggu dapat memengaruhi kesehatan fisik seseorang, misalnya keadaan marah atau stres ternyata menyebabkan peningkatan tekanan darah dan asam lambung. WHO mendefinisikan kata sehat dalam konteks yang lebih luas. Menurut WHO, sehat adalah kondisi sejahtera, baik secara fisik, psikis, sosial, dan ekonomi. Tubuh dan jiwa yang sehat memungkinkan seseorang untuk beraktivitas secara produktif sehingga kebutuhan ekonomi dapat terpenuhi.
Melalui peringatan Hari Kesehatan Nasional, kita diingatkan kembali bahwa pewujudan Indonesia sehat merupakan tanggung jawab semua komponen negara, bukan hanya tenaga kesehatan dan/atau pemerintah, tetapi juga masyarakat. Situasi pandemi COVID-19 saat ini memang menyebabkan perubahan pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga sosial. Namun, pandemi bukanlah penghalang bagi seseorang untuk tetap aktif berkarya.
Masyarakat dapat menjalani hidup normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan, hingga membersihkan permukaan benda-benda yang sering disentuh harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan baru ini. Tidak hanya soal pandemi, masyarakat juga diajak untuk lebih sadar akan kesehatan dirinya dengan rajin melakukan asesmen diri, mengenali perubahan yang terjadi pada tubuhnya, serta tidak takut untuk berobat ke dokter.
Bagi tenaga kesehatan, Hari Kesehatan Nasional menjadi momentum untuk mengingat kembali komitmen diri sebagai pelayan kesehatan masyarakat. Komitmen ini pula yang mendorong tenaga kesehatan untuk tetap bertugas melayani masyarakat di segala situasi. Selain kesehatan masyarakat, setiap tenaga kesehatan juga bertanggung jawab atas kesehatan dirinya sendiri. Salah satu bentuk nyata dari hal ini adalah penggunaan alat pelindung diri ketika bertugas.
Selain masyarakat dan tenaga kesehatan, keterlibatan pemerintah secara aktif menjadi hal yang tidak kalah penting dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat. Peran serta pemerintah dalam pembuatan kebijakan secara langsung berpengaruh terhadap sistem kesehatan bangsa.
Berkaitan dengan hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah ego sektoral masih menjadi hambatan dalam pembuatan kebijakan. Sistem otonomi daerah yang digunakan Indonesia untuk pelaksanaan pemerintahannya tidak jarang menimbulkan perbedaan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Akibatnya masyarakat menjadi bingung, padahal informasi yang konsisten dan valid sangat dibutuhkan, apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang untuk mencegah beredarnya hoax.
Momentum Pilkada yang akan berlangsung bulan Desember nanti diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan ego sektoral ini. Masyarakat hendaknya kritis dalam menentukan pilihannya agar kepala daerah terpilih nantinya benar-benar sosok yang paham dan menguasai situasi masyarakat yang dipimpinnya, serta mampu bersinergi dengan pemerintah pusat.
Dalam situasi pandemi ini, pemerintah harus menjadi sosok yang mampu mengendalikan penyebaran infeksi virus corona di tengah masyarakat agar jangan semakin meluas. Penerapan 3T (tracing, test, treatment) secara masif wajib dilakukan. Begitu pula dengan sosialisasi penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) harus terus digencarkan.
Memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan yang layak bagi masyarakat juga termasuk ke dalam upaya pemerintah meningkatkan kesehatan di Indonesia. Selain itu, dukungan dari pemerintah terhadap riset-riset kesehatan yang dilakukan anak bangsa sangat berarti bagi kemajuan dunia kesehatan Indonesia karena hal ini semakin memotivasi mereka untuk menghasilkan berbagai inovasi demi kepentingan masyarakat.
Terlepas dari keterbatasan yang mungkin dirasakan akibat pandemi COVID-19, peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun ini diharapkan menjadi momen perubahan untuk menuju Indonesia yang lebih sehat dan bebas pandemi. Berbekal semangat ini, penemuan obat dan vaksin untuk virus corona tampaknya perlu menjadi fokus utama. Memang tidak mudah, tetapi impian ini tidak mustahil untuk dicapai selama semua komponen bangsa menyatukan tekad dan harapan.
*****
Tulisan oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB