Lakukan Penelitian Tentang Kanker, Mahasiswa FKUI Raih Travel Grant Award ke Jepang 

Muhammad Alifian Remifta Putra, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kembali mengukir prestasi gemilang di ajang internasional. Karya Alifian berhasil masuk Outstanding Abstract pada 21st Japanese Society of Medical Oncology Annual International Conference (JSMO) 2024 yang diadakan di Nagoya, Jepang pada 22-24 Februari 2024. Atas capaian tersebut, Alifian  meraih Travel Grant Award sebesar 50.000¥ serta mendapatkan kesempatan melakukan presentasi terkait penelitiannya secara langsung di Nagoya.

Dalam kompetisi yang diikuti oleh lebih dari 6000 peserta dari 34 negara berbeda, Alifian menyajikan karyanya berjudul “Efficacy of DA-EPOCH-R as First-line Therapy for Diffuse Large B-Cell Lymphoma: A Comprehensive Review and Meta-analysis“. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan komprehensif dan meta-analisis yang meneliti efektivitas terapi lini pertama regimen DA-EPOCH-R pada Limfoma Sel B Jenis Sel Besar Difus (DLBCL).

Menurut American Cancer Society, Limfoma merupakan suatu keganasan yang berasal dari sel limfosit, dimana saat ini angka kejadian kanker limfoma telah melonjak menjadi kanker kesepuluh yang paling umum terjadi di seluruh dunia, dengan jenis Limfoma Non-Hodgkin (NHL) mewakili 80% kasus. Di antara berbagai subtipe NHL, Limfoma Sel B Jenis Sel Besar Difus (DLBCL) merupakan yang paling umum, mencakup 30% dari seluruh kasus.

Pengobatan lini pertama DLBCL saat ini melibatkan pemberian rituximab, siklofosfamid, doxorubicin hidroklorida, vincristine, dan prednison (R-CHOP) namun, sebagian pasien tidak merespons regimen pengobatan ini secara efektif. Berangkat dari latar belakang tersebut, Alifian melakukan penelitian meta-analisis untuk mencari dan menilai efikasi regimen pengobatan alternatif, salah satunya adalah regimen termodifikasi yang dikenal sebagai DA-EPOCH-R, menggabungkan etoposide fosfat (E) dan memungkinkan penyesuaian dosis (Dose-Adjusted/DA). 

“Pendekatan inovatif ini menargetkan sel-sel kanker dengan cara yang berbeda, menawarkan potensi untuk meningkatkan respon tumor dan mengurangi tingkat kekambuhan. Namun demikian, profil kemanjuran DA-EPOCH-R masih belum terpetakan, sehingga memerlukan analisis komprehensif mengenai efikasi terhadap DLBCL dibandingkan regimen standar R-CHOP.” tutur Alifian. 

Alifian menjelaskan penelitian ini melibatkan analisis data dari empat pangkalan data yang mencakup 681 penelitian hingga September 2023. Dari enam penelitian yang dilibatkan, dan melibatkan 867 pasien dengan DLBCL, menunjukkan bahwa DA-EPOCH-R memiliki profil efikasi yang tinggi. Lebih lanjutnya, tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan (Overall Survival/OS) sebesar 85% dan kelangsungan hidup bebas progresi (Progression Free Survival/PFS) sebesar 80%. 

 

“Penelitian ini menegaskan bahwa DA-EPOCH-R memiliki potensi sebagai terapi lini pertama yang efektif untuk DLBCL, menawarkan harapan bagi pasien dengan jenis kanker ini. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar sangat diperlukan untuk memvalidasi temuan ini secara lebih mendalam,” tutur Alifian. 

Alifian merasa sangat bersyukur atas prestasi yang telah berhasil dicapainya. Mendapatkan kesempatan untuk melakukan presentasi penelitian di Korean Society of Medical Oncology & International Conference (KSMO) pada tahun 2023 dan kemudian di JSMO 2024 merupakan suatu kehormatan yang luar biasa untuknya sebagai seorang mahasiswa kedokteran. Baginya, tampil di acara subspesialis onkologi medik terbesar di dunia merupakan pengalaman yang tak ternilai dan kesempatan belajar yang tidak bisa digantikan dengan apapun.

“Harapan saya kedepan bahwa melalui penelitian ini dapat membantu pemberian terapi limfoma secara tepat dan efektif kepada ratusan ribu pasien yang membutuhkan dan semoga Indonesia juga mampu melakukan akselerasi dalam berperan aktif memberikan kontribusi terhadap penelitian kanker di dunia,” ungkapnya.

JSMO 2024 merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Japanese Society of Medical Oncology yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian di bidang onkologi medis dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Dengan mengusung tema “Break the Borders and Beyond: for our patients” acara ini menjadi platform untuk membuka diskusi lintas batasan kebangsaan, status, dan profesi, serta menginspirasi kolaborasi dalam penelitian dan pengobatan kanker untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua pihak terlibat.

(Humas FKUI)