Kisah Mahasiswa FKUI Raih Beasiswa Untuk Perdalam Keilmuan Tentang Kanker di Jepang

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Bintang Heiza Yudistira (FKUI 2021) meraih beasiswa untuk mengikuti International Medical Science Course yang diselenggarakan oleh University of Tsukuba, Jepang.

Program tersebut didanai oleh Japan Science Technology, SAKURA Science program dengan tujuan untuk memberikan pengalaman kepada setiap peserta mengeksplorasi kegiatan penelitian di bidang ilmu kedokteran di University of Tsukuba. Peserta yang terpilih akan bekerja sama dalam kelompok kecil di laboratorium yang diminati dan mempresentasikan hasil penelitian mereka di hari terakhir program. Kegiatan ini memungkinkan peserta yang berasal dari berbagai negara untuk berbagi ide ilmiah dan belajar dengan para peneliti terkemuka.

Bintang mengatakan bahwa keikutsertaannya dalam program SAKURA 2023 dimulai dengan keinginan kuat untuk memahami lebih dalam bagaimana sel-sel kekebalan tubuh yang berasal dari mutasi somatik berperan dalam kanker usus besar.

“Saya mendapatkan kesempatan untuk belajar bersama mentor-mentor terkemuka di University of Tsukuba seperti Prof. Mamiko SAKATA-YANAGIMOTO, Dr. Sasaki, dan Dr. Tran B. Nguyen, serta bisa bekerja sama dengan mahasiswa dari negara lain. Program ini menciptakan suasana yang mendorong pembelajaran dan perkembangan intelektual,” ungkap Bintang.

Bintang terpilih untuk mengikuti program ini melalui sebuah proses seleksi. Setelah mengirimkan berkas berupa salinan lembar riwayat akademik, curriculum vitae, dan surat motivasi, Bintang menjalani tahap seleksi berupa wawancara oleh beberapa staf pengajar FKUI yang berkaitan dengan tujuan program yang akan diikuti selama di Jepang. Hasilnya, ia berhasil lolos dan dapat mengikuti program International Medical Science Course.

Program yang berlangsung pada tanggal 27 Agustus – 2 September 2023 tersebut menjadi pengalaman berharga bagi Bintang. Kesempatan untuk bisa berkolaborasi langsung dengan mahasiswa dan peneliti dari Jepang telah memperluas wawasannya dalam penelitian internasional khususnya dalam bidang onkoimunologi.

Bintang menambahkan bahwa program ini memberinya pencerahan terhadap peluang penelitiannya di masa depan. “Saya beruntung mendapat kesempatan untuk melihat terapi sinar proton. Terapi sinar proton ini merupakan jenis terapi radiasi yang sangat canggih pada pengobatan kanker di zaman dahulu. Terapi sinar proton menggunakan muatan positif proton daripada X-rays yang digunakan dalam terapi radiasi konvensional. Proton kini dapat dikontrol secara tepat untuk menargetkan tumor dengan akurasi yang tinggi serta meminimalkan kerusakan jaringan sehat,” jelasnya.

“Saya bercita-cita untuk mengejar lebih banyak peluang penelitian dan berkomitmen untuk memanfaatkan koneksi yang terjalin selama program ini untuk memberikan kontribusi yang berarti pada bidang onkoimunologi. Jepang juga memiliki tempat istimewa dalam hati saya. Program ini telah menunjukkan bahwa batasan bukanlah suatu penghalang, melainkan pintu menuju kesempatan baru. Saya berharap di hari nanti, saya dapat menimba ilmu lebih banyak lagi sehingga dapat berkontribusi dalam perkembangan penelitian di Indonesia,” tutup Bintang.

(Humas FKUI)